NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Istri Siri

Hanya Sebatas Istri Siri

Status: tamat
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Obsesi / Tamat
Popularitas:443.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: poppy susan

"Maafkan aku karena aku sudah mengkhianatimu, sayang," batin Kaisar.

Kaisar sangat kaget saat mengetahui dirinya sudah merenggut kesucian seorang gadis cantik yang tidak lain adalah anak dari pembantunya.
Kaisar mabuk berat, sehingga menganggap Luna sebagai istrinya. Padahal istrinya saat ini sedang terbaring koma di rumah sakit.

Masalah semakin pelik, saat mengetahui Luna mengandung anaknya dan bersamaan dengan sang istri sadar dari komanya.

Apa yang akan dilakukan Kaisar? Apakah dia akan menikahi Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Sakit Tak Berdarah

Sore itu Luna sudah bersiap-siap ingin mengantarkan nasi box yang dipesan oleh salah satu tetangganya. Rumah tetangganya itu lumayan sedikit jauh karena berada di ujung jalan gang dan Luna harus berjalan beberapa menit ke sana.

"Fahmi belum pulang, terpaksa aku harus bawa nasi box ini sendirian," gumam Luna.

Luna tidak bisa membawanya sekaligus karena terlalu banyak, sehingga Luna harus bolak-balik untuk mengantarkan nasi box itu.

Luna berjalan melewati lahan kosong yang saat ini sedang di negosiasi oleh Kai, Kai tidak melihat Luna karena posisinya membelakangi jalan.

"Jadi bagaimana ini Pak Lurah, apa saya diizinkan membuat pabrik di sini? saya jamin, tidak akan ada limbah yang mencemari sungai di kampung ini karena limbah pabrik ini akan saya langsung alirkan ke penampungan. Lagipula, saya membuat pabrik makanan di sini jadi tidak akan ada limbah bahan-bahan kimia," seru Kai.

"Pak Lurah, kami hanya kasihan kepada penduduk di sini yang mata pencahariannya sebagai petani dan mohon maaf, penghasilan seorang petani jauh dari kata cukup. Jadi, tujuan kami membuat pabrik makanan di sini supaya ibu-ibu dan masyarakat di sini mempunyai pekerjaan tetap dan mudah-mudahan bisa mensejahterakan masyarakat yang ada di kampung Suka Makmur ini," sambung Ibnu.

"Saya juga rencananya di sini akan membuat makanan tradisional yang bahan bakunya dari singkong dan umbi-umbian yang saat ini banyak di tanam di kampung ini. Jadi, mereka yang berkebun bisa menjadi pemasok bahan baku untuk pabrik saya. Nanti, makanan hasil olahan pabrik saya akan saya distribusikan ke pasar-pasar tradisional yang berada di seluruh Indonesia, sekalian juga memperkenalkan makanan khas kampung ini biar lebih dikenal lagi di seluruh Indonesia," seru Kai.

Pak Lurah tampak manggut-manggut, hingga akhirnya Pak Lurah pun menyetujuinya bahkan perwakilan dari masyarakat di sana pun sangat menyambut dengan bahagia akan rencana Kai.

"Alhamdulillah, akhirnya kita berhasil juga meyakinkan masyarakat di sini, Nu."

"Iya Tuan, kalau begitu mari kita kembali ke rumah soalnya saya sudah memesan makanan untuk Tuan."

"Baiklah."

Kai dan Ibnu pun kembali ke rumah yang ditinggali mereka, mereka berjalan kaki sembari menikmati suasana sore di kampung Suka Makmur itu.

Luna berjalan, dan itu adalah antaran terakhirnya. Tapi di saat Luna sedang berjalan, seorang ibu-ibu menghadang langkah Luna.

"Berhenti."

"Eh Bu Wiwin, ada apa Bu?" tanya Luna ramah dengan senyumannya.

Wanita yang bernama Bu Wiwin itu merampas kantong kresek yang berisi nasi box dari tangan Luna kemudian melemparnya, lalu menginjak-nginjak nasi box itu sampai nasi dan lauk pauknya berhamburan di jalan.

"Astagfirullah, apa yang ibu lakukan?" seru Luna kaget.

"Kamu tahu, semenjak kamu membuat pesanan nasi box ini, sekarang yang memesan nasi box kepada saya jadi berkurang. Kenapa kamu mengikuti pekerjaan saya? kamu kan, bisa bekerja apa saja kenapa mesti ikutin usaha saya?" bentak Ibu Wiwin.

"Maaf Bu, di kampung kecil ini mana ada yang membutuhkan pekerja karena semua masyarakat di sini juga semuanya buruh. Lagipula saya tidak mengikuti usaha ibu, Ibu itu sudah punya nama bahkan catering ibu sudah terkenal di mana-mana, saya hanya usaha kecil-kecilan. Ini juga hanya pesanan sedikit, dan untungnya tidak seberapa," sahut Luna.

"Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu berhenti mengikuti usahaku."

"Tapi Bu, tolong kasihani saya. Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini dan hanya ini satu-satunya usaha yang bisa saya lakukan untuk menghidupi anak saya," seru Luna dengan deraian airmata.

Ibu-ibu itu mendorong-dorong tubuh Luna, bahkan sudah ada warga yang melihat kejadian itu namun mereka tidak menolong Luna hanya diam saja.

"Ada apa ini, Nu?" tanya Kai.

"Saya tidak tahu, Tuan."

Kai merasa penasaran dengan keributan itu, dia hendak menghampirinya tapi tiba-tiba seorang anak laki-laki berlari dengan kencangnya dan langsung mendorong ibu Wiwin membuat Luna membelalakkan matanya.

"Hentikan!" teriak Fahmi.

"Berani sekali kamu mendorong orangtua!" bentak Ibu Wiwin.

"Jika ibu terus-terusan mem-bully Mamaku, aku akan pukuli Rudi anak ibu setiap hari!" teriak Fahmi.

Kai dan Ibnu sampai tercengang mendengar teriakan anak laki-laki itu.

"Anak laki-laki yang hebat, dia pemberani demi membela Mamanya," batin Kai.

Kai masih belum bisa melihat wajah Luna karena posisinya Luna membelakangi Kai.

"Akan aku patahkan hidungnya, akan aku buat dia menangis setiap hari, ingat itu aku tidak main-main!" teriak Fahmi dengan penuh emosi.

Luna memeluk Fahmi dan berusaha menenangkan anaknya itu, tapi Fahmi terlanjur emosi. Hingga akhirnya tubuh Luna oleng tapi tidak sampai jatuh, membuat Kai membelalakkan matanya saat melihat ternyata wanita itu adalah Luna.

Pluukkk...

Ponsel yang Kai pegang sampai terjatuh ke tanah saking kagetnya, dan itu membuat Ibnu bingung.

"Tuan, ini ponsel Tuan jatuh."

Kai tidak mendengar perkataan Ibnu, dia fokus kepada Luna dan anak laki-laki yang dia sebut sebagai anak pemberani itu.

"Dasar anak nakal!" bentak Ibu Wiwin.

Luna menarik tubuh Fahmi dan membawanya pergi, tentu saja Kai tidak tinggal diam. Dia dan Ibnu mengikuti Luna dan Fahmi. Luna mengajak Fahmi duduk di salah satu gubuk di pinggiran sawah dan terlihat sepi itu, Luna masih belum menyadari kalau Kai mengikuti mereka.

"Fahmi, kamu tidak boleh bersikap seperti itu kepada orangtua, dosa Nak. Semua orangtua teman kamu tidak ada yang suka kepadamu, dan menyebut kamu sebagai anak yang tidak punya tata krama," seru Luna lembut.

"Mama tahu, kenapa Fahmi bersikap seperti itu? itu semua karena Mama."

"Kenapa karena Mama, Nak?" tanya Luna.

"Coba Fahmi tanya, kenapa Fahmi harus selalu melindungi Mama? padahal yang seharusnya dilindungi itu adalah Fahmi, bukan Mama. Fahmi itu baru kelas 1 SD dan masih terlalu muda untuk bisa melindungi Mama."

"Fahmi, Mama tidak pernah meminta Fahmi untuk melindungi Mama," seru Luna dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Fahmi juga sebenarnya tidak mau, tapi Fahmi tidak punya pilihan lain selain melindungi Mama. Mama tahu, semua tetangga kita sangat membenci Mama dan hanya Fahmi yang menyukai dan menyayangi Mama," seru Fahmi dengan deraian airmata.

Sementara itu Kai yang mendengar percakapan antara Luna dan Fahmi merasa sangat tertampar, dan hatinya begitu sangat sakit, sakit yang sangat luar biasa sampai terasa ke ulu hati.

"Fahmi sudah tahu semuanya, dari dulu para tetangga selalu menghina dan mem-bully Mama, dan Fahmi hanya diam saja karena Fahmi masih kecil," seru Fahmi dengan deraian airmata.

"Tapi sekarang juga kamu masih kecil, Nak. Mama takut semua orang justru melakukan hal yang aneh-aneh kepadamu," seru Luna dengan deraian airmatanya pula.

"Asalkan Mama tahu, Fahmi tidak fokus bermain karena terlalu sibuk melindungi Mama. Kadang-kadang Fahmi sangat capek dan sangat marah, kenapa Fahmi tidak mempunyai Papa seperti teman-teman Fahmi yang lainnya!" teriak Fahmi dengan tangisannya yang tersedu-sedu.

"Ya Allah, Nak."

Luna menarik tubuh Fahmi ke dalam pelukannya, sungguh hati Luna merasa sakit mendengar isi hati Fahmi yang mungkin saja selama ini dia pendam.

Sementara itu, Kai yang memperhatikan mereka dari jarak yang lumayan dekat merasakan sakit yang sangat luar biasa. Mungkin itulah yang dinamakan sakit tapi tak berdarah, melihat anak kandungnya sendiri yang selama ini sudah dia sia-siakan.

1
Hafizah Aressha R
oh wala peran wanitanya koq loyo gtu si.. is..
guntur 1609
jangan bilang aura anaknya medina
guntur 1609
lanjut
guntur 1609
kok jadi sedih gini ya thor
guntur 1609
dasar mark begok. ya. ia lah kau dari kecil emang sdh kaya raya. nah loe. emang kismin
guntur 1609
mampus kau bidat. dasar bodoh
guntur 1609
bagus tuh Luna. itu yg terbaik
guntur 1609
tinggalkan saja sdh kami. nanti kalau sdh tahu istrinya Medina berkhianat dia akan mencarimu sendiri Luna. biar dia kelimpungan sm mu
guntur 1609
padahalefina istrimu juga sdh berkhianat sm kawanmu mark
Nuroden Lina
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Adi Saputra
Luar biasa
kalea rizuky
kai g sadar ya bini nya dlu. pembantu miskin/Smug/
Lila Susanti
ceritanya mirip serial turki judulnya noer
Lila Susanti: ada dlu tayang di anteve serial turki judulnya noer. tp sy nton ga smpe tamat
total 2 replies
mask gorden
cara baru jemput ansk
🌸so0bin🌸
gak jadi nih rebutan cowoknya 🤭🤭
🌸so0bin🌸
aseek gak jomblo lagi 😆😆😆
🌸so0bin🌸
jangan sampe deh ya amira dihasut mamah nya yg tidak²...yg ada malah perang sodara beneran lagi...atau jangan² malah si farah lagi yg bikin rusuh hubungan aura fahmi
🌸so0bin🌸
perang sodara gak tuh akhirnya ....
🌸so0bin🌸
yg dimaksud amira mungkinkah fahmi 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!