Hanya Sebatas Istri Siri
Duuuaaarrrr....
Bunyi ledakan terdengar sangat nyaring membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam menabrak sebuah truk yang sedang melaju kencang di arah yang berbeda.
Seketika orang-orang berkerumun untuk menolong seorang wanita yang terlihat terjepit di dalam mobil. Butuh waktu yang cukup lama, akhirnya warga dan polisi berhasil mengeluarkan wanita itu.
Ponsel si wanita masih menyala dan petugas dari kepolisian pun langsung mengambil alih pembicaraan dan memberitahukan kalau pemilik ponsel itu mengalami kecelakaan.
Seorang pria tampan pemilik perusahaan ternama di kota itu terlihat buru-buru, dia sangat khawatir akan keadaan istrinya yang baru saja mengalami kecelakaan.
Kaisar Mahaprana, pria tampan yang merupakan suami dari Medina Slavina Mahaprana wanita yang baru saja mengalami kecelakaan.
“Kai...”
“Mark, kok kamu ada disini?” tanya Kaisar bingung.
“Iya, tadi aku di telepon oleh pihak kepolisian kalau Medina mengalami kecelakaan,” sahut Mark.
“Oh.”
Kaisar sama sekali tidak mempermasalahkan semua itu karena Kaisar berpikiran mungkin nama yang mudah di temukan namanya Mark.
“Bagaimana keadaan Medina?” tanya Kai.
“Belum tahu, soalnya dokter belum keluar juga.”
Tidak lama kemudian, kedua orangtua Kai dan Karin pun datang.
“Kai, bagaimana keadaan Medina?” tanya Mahaprana.
“Belum tahu Pa, masih diperiksa,” sahut Kai.
“Kenapa Medina sampai bisa mengalami kecelakaan? Memangnya kamu sedang dimana Kai!” bentak Marisa yang merupakan Mama Medina.
“Kai sedang di kantor Ma, Kai tidak tahu Medina mau ke mana? Soalnya Medina tidak bilang apa-apa pada Kai,” sahut Kaisar.
“Kamu memang suami tidak berguna, kamu tidak pernah memperhatikan istrimu sendiri, kamu selalu saja sibuk dengan pekerjaan!” bentak Marisa.
“Maaf Jeng, saya tidak terima anak saya dibilang tidak memperhatikan istrinya. Kai, sibuk karena Kai mencari uang untuk Medina juga jadi Jeng Marisa jangan selalu menyalahkan anak saya,” kesal Arini yang merupakan Mama dari Kaisar.
“Sudah Ma, ini rumah sakit jangan membuat kegaduhan disini,” seru Mahaprana menenangkan istrinya.
Sedangkan Marisa dan Kris yang merupakan orangtua Medina tampak kesal, mereka memang benci kepada Kai karena selama ini Kai selalu saja sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada waktu untuk Medina.
Ceklek....
Pintu ruangan pemeriksaan pun terbuka dan semuanya langsung menghampiri sang dokter.
“Dok, bagaimana keadaan istri saya?” tanya Kai.
“Maaf Tuan, kecelakaan yang menimpa istri anda sangat fatal dan istri anda mengalami benturan yang sangat keras, maka dari itu istri anda mengalami koma,” sahut dokter.
“Apa?”
Semua orang yang ada disana merasa terkejut dengan ucapan dokter.
“Terus kapan anak saya akan sadar?” tanya Kris.
“Saya belum bisa memastikan Tuan, bisa beberapa hari, beberapa minggu, ataupun beberapa bulan ke depan tergantung dengan kondisi si pasien. Tapi kalian jangan khawatir, saya akan terus memantau kondisi pasien mudah-mudahan komanya tidak lama.”
“Amin.”
“Kalau begitu, saat ini pasien akan dipindahkan ke ruangan khusus jadi kalau ada yang mau menjenguk disarankan secara bergiliran.”
“Baik dokter.”
Dokter pun meninggalkan keluarga pasien, tidak lama kemudian dua orang perawat mendorong ranjang pasien dan dipindahkan ke ruangan khusus.
Semua terlihat kaget melihat kondisi Medina yang sangat mengenaskan itu, wajah yang penuh luka dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.
Semua keluarga mengikuti perawat itu, Kai dan Mark terlihat sangat sedih melihat kondisi Medina.
“Kai, kamu duluan sana yang masuk!” seru Arini.
“Iya Ma.”
Kai pun masuk ke dalam ruangan rawat khusus untuk istrinya itu, perlahan Kai mendekati ranjang Karin tanpa terasa, airmata Kai menetes sungguh Kai tidak tega melihat keadaan istri yang sangat dia cintai terbaring dengan alat alat medis yang menempel di seluruh tubuhnya.
“Sayang, maafkan aku,” lirih Kai.
Kai menggenggam tangan istrinya itu dengan deraian airmata, pundak Kai bergetar hebat, hatinya begitu sakit melihat keadaan istrinya itu.
“Bangun sayang, aku janji setelah kamu bangun aku akan mengurangi jam kerjaku dan kita liburan bersama. Bukanya kamu ingin sekali pergi ke Itali tapi aku selalu sibuk, aku janji akan mengabulkan permintaanmu, asalkan kamu bangun aku ga sanggup harus melihat kamu seperti ini.”
Kai sangat mencintai istrinya, walaupun Kai terlihat dingin dan cuek tapi dalam hatinya sangat menyayangi dan mencintai istrinya sepenuh hatinya.
***
Malam pun tiba....
Dari siang sampai sekarang Kai sama sekali belum beranjak dari posisinya, dia masih duduk di samping istrinya menatap nanar istrinya yang masih terbaring tak sadarkan diri.
Sebuah tepukan terasa di pundak Kai...
“Kai, pulanglah dulu dan istirahat Medina biar aku yang jaga,” seru Mark.
“Tidak Mark, aku akan jaga Medina sampai dia sadar kembali,” tolak Kai.
“Wajah kamu sudah terlihat kelelahan seperti itu, mana kamu belum makan dari tadi siang. Jangan sampai kamu sakit saat Medina sadar, sudah jangan banyak membantah Medina biar aku yang jaga,” seru Mark.
“Ya sudah, aku pulang dulu untuk beristirahat besok pagi-pagi aku langsung kesini. Tolong jaga Medina.”
“Iya, tenang saja.”
Akhirnya Kai pun memutuskan untuk pulang. Mark duduk di samping Medina dan menggenggam tangan Medina.
“Maafkan aku Medina, seandainya tadi kita tidak bertengkar mungkin ini semua tidak akan terjadi,” gumam Mark.
Beberapa saat kemudian, Kai pun sudah sampai di rumah. Dengan langkah gontai, Kai pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Kai masuk ke dalam kamarnya dan mulai merebahkan tubuhnya, sungguh Kai sangat merasa bersalah kepada istrinya itu. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Kai pun memejamkan matanya.
***
Keesokan harinya...
Pagi ini Arini dan Mahaprana sedang sarapan bersama, Kai pun menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah rapi.
“Pagi Ma, Pa!”
“Loh Kai, kapan kamu pulang? Mama pikir kamu menginap di rumah sakit?” seru Arini.
“Tadi malam Kai pulang.”
“Terus, Medina dengan siapa di rumah sakit?” tanya Mahaprana.
“Ada Mark yang jagain.”
Ketiganya pun mulai melahap sarapan masing-masing, tiba-tiba Bi Sum yang merupakan ART di rumah Mahaprana datang dengan membawa seorang wanita cantik.
“Selamat pagi Tuan, Nyonya, maaf Bi Sum mengganggu sebentar.”
“Ada apa Bi?” tanya Arini.
“Begini Nyonya, Bibi meminta izin membawa anak Bibi bekerja disini kasihan di kampung tidak ada siapa-siapa.”
Arini dan Mahaprana pun menoleh ke arah gadis cantik yang dari tadi terlihat menundukkan kepalanya, sedangkan Kai dia terlihat acuh dan tidak tertarik.
“Apa dia anak Bi Sum?” tanya Mahaprana.
“Iya Tuan, dia baru saja lulus SMA. Luna ayo perkenalkan nama kamu.”
“Selamat pagi Tuan, Nyonya, perkenalkan nama saya Luna saya bisa mengerjakan apa pun beres-beres dan juga memasak,” seru Luna gugup.
“Anak Bi Sum cantik sekali, ya sudah anak Bi Sum boleh bekerja disini. Kamu bagian beres-beres saja, tidak usah memasak.”
“Baik Nyonya terima kasih.”
Sejenak Luna melirik Kai yang dari tadi fokus dengan ponselnya.
“Terima kasih Nyonya, Tuan, kalau begitu kami pamit ke belakang dulu,” seru Bi Sum.
Arini pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
“Luna cantik ya, Pa.”
“Iya, sopan pula.”
“Ma, Pa, Kai berangkat dulu mau ke rumah sakit.”
“Iya, hati-hati sayang.”
Kai pun segera mengambil kunci mobilnya dan langsung pergi menuju rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Lila Susanti
ceritanya mirip serial turki judulnya noer
2024-01-10
2
🌸so0bin🌸
curiga nih...ada hubungan apa medina sama mark 🤔🤔🤔
2023-09-27
1
🍀⃟🐝⁶⁹Kakak Baby
sebenarnya apa yg menjadi penyebab pertengkaran mereka, mark kayaknya merasa bersalah banget srkg..😔
2023-05-11
1