NovelToon NovelToon
Suamiku Sakit Mental

Suamiku Sakit Mental

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst
Popularitas:772.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Jesika terpaksa menggantikan adik angkatnya untuk menikah dengan pria kaya, tapi mentalnya sakit. Namun, keterpaksaan itu membawa Jesi tahu akan seberapa tersiksanya kehidupan Jonathan dengan gangguan mental yang dia alami.

Mampukah Jesi menyembuhkan sakit mental sang suami? Lalu, bagaimana jika setelah sakit mental itu sembuh? Akankah Jona punya perasaan pada Jesi yang sudah menyembuhkannya? Atau, malah sebaliknya? Melupakan Jesi dan memilih menjauh. Temukan jawabannya di sini! Di Suamiku Sakit Mental.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 26

"Maaf, Ma. Aku memang selalu kekurangan materi selama ini. Aku juga kekurangan kasih sayang. Tapi, aku tidak sama seperti yang lainnya. Bagiku, materi itu bukanlah hal utama yang aku kejar dalam hidup. Karena materi tidak bisa menjanjikan kebahagian. Sama seperti mama saat ini."

Sontak, mama Jona langsung membulatkan mata karena ucapan Jesi barusan. Bagaimana tidak? Ucapan Jesi barusan itu tentu saja langsung memukul mental mama Jona secara halus.

"Apa kamu bilang? Kamu bilang aku apa barusan, hah?" Mama Jona berucap dengan nada tinggi juga tatapan tajam yang menakutkan.

Jesika tidak gentar. Hal itu sudah sering dia alami sebelumnya di rumah lama. Tatapan si mama angkat yang selalu menakutkan. Yang sepertinya selalu ingin memakan Jesi mentah-mentah. Kini, dia terima kembali di rumah baru. Jadi, tidak ada masalah yang serius dengan tatapan itu bagi Jesi.

"Maaf, Ma. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mama. Hanya saja ... aku ingin memberikan perumpamaan. Perumpamaan yang bisa membuka mata. Kalau hidup itu bukan hanya soal materi saja. Ada banyak hal lain lagi yang bisa membuat hidup bahagia selain dari materi tentunya."

"Cih! Persetan dengan omong kosong yang kamu ucapkan barusan itu Jesika. Jangan ajari aku soal kehidupan. Aku ini lebih tua dari kamu. Sudah banyak asam garam kehidupan yang aku rasakan."

"Kau bukan siapa-siapa. Ingat itu Jesi! Jangan pernah bersikap layaknya orang pintar yang bisa menceramahi aku. Paham!"

Jesika tersenyum kecil. Surat kontrak sudah dia baca, bahkan sudah dia tanda tangani sekarang. Di dalam surat kontrak tersebut, tertulis kalau dia bebas di rumah ini selagi Jona belum sembuh total. Tapi, setelah sembuh total, maka dia harus pergi meninggalkan rumah ini.

Bebas berarti dia diakui sebagai anggota keluarga yang sah. Tanpa ada gangguan apapun lagi sekarang. Baik dari segi apapun, dia akan dianggap sebagai tuan rumah atau yang paling tepatnya, sebagai istri sah Jonathan Wijaya.

"Ma, aku menerima tawaran mama. Jadi, aku sudah bisa diakui sebagai menantu oleh mama. Karena itu, tadi aku bicara sebagai seorang menantu." Jesi berucap mantap dengan penuh ketenangan.

Sementara itu, mama Jona yang mendengar kata-kata yang baru saja Jesi ucapkan langsung terdiam. Dia lupa akan apa yang dia tuliskan di dalam surat kontrak. Demi meminta Jesi meninggalkan rumah ini setelah Jona sembuh, dia mengarang semua yang indah-indah agar Jesi mau menyetujuinya.

"Ap-- apa kamu bilang? Kamu ... kamu sudah setuju dengan apa yang aku minta?" Mama Jona berucap dengan nada gelagapan. Sekarang, hatinya sedang dipenuhi dengan perasaan senang dan kesal sebenarnya.

Dia senang karena Jesi setuju. Tapi, juga kesal karena telah membuat keputusan yang kurang matang. Keputusan yang bisa menguntungkan pihak lawan tanpa ada perlawanan dari dirinya sedikitpun.

Tapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kesepakatan sudah dibuat. Tidak bisa diubah lagi sekarang. Dia terpaksa rugi sedikit supaya dapat untung besar di kemudian hari.

"Ya sudah kalo gitu. Kalau suratnya sudah kamu tanda tangani, berarti kita sudah selesai bicara. Kamu bisa pergi. Tapi ingat satu hal, Jesika! Aku tidak ingin ada yang tahu soal perjanjian ini. Kamu akan tahu sendiri apa akibatnya jika ada yang tahu. Kamu mengerti bukan apa yang aku maksudkan?"

"Aku paham, Ma. Tidak akan ada yang tahu. Mama tenang saja. Kedudukan mama akan tetap aman di mata papa. Papa tidak akan marah pada mama. Karena aku tidak akan membuka rahasia ini."

"Bagus kalau gitu. Aku akan berusaha percaya sama kamu. Semoga kamu layak mendapatkan kepercayaan dariku," kata mama Jona sambil memutar tubuh untuk membelakangi Jesi kembali.

"Aku janji. Mama tidak akan kecewa karena telah mempercayai aku."

"Ya sudah. Kamu bisa pergi sekarang," ucap mama Jona dengan tangan yang di lambai mengisyaratkan untuk meminta Jesi segera meninggalkan kamar tersebut.

"Baik. Permisi, Ma."

"Hm."

Secepat yang dia bisa, Jesi melangkah meninggalkan kamar tersebut. Setelah tiba di luar kamar, air mata yang dia tahan, kini jatuh dengan cepat melintasi kedua pipinya.

Sejujurnya, Jesi hanya pura-pura kuat saja. Karena pada kenyatannya, dia sangat rapuh. Sungguh sangat rapuh.

Permintaan mama Jona itu adalah hal yang besar buat Jesi. Dia diminta pergi setelah Jona sembuh total. Bagaimana bisa dia melakukan hal itu nantinya? Meninggalkan seseorang yang sudah membuat hari-harinya terasa berwarna.

Jesi menyeka air mata dengan cepat.

"Ingat Jesi, ingat! Kamu dengan dia memang tidak cocok kok. Dia pangeran, sedangkan kamu hanya budak. Mana bisa bersatu, Jesika."

Jesi berucap pada dirinya sendiri. Berusaha mengumpulkan kesadaran untuk menguatkan dirinya sendiri. Walau pada kenyatannya, itu tidak merubah rasa sedih yang ada dalam hati sedikitpun.

Lalu ... Jesi berusaha untuk memikirkan hal yang tidak baik tentang Jonathan.

'Jesi, dia pria sakit mental. Sekalipun dia sembuh total nantinya, lebel sakit mental itu tidak akan pernah hilang dari dirinya. Kamu tidak cocok dengan dia, Jesika. Kamu waras, bukan? Ada banyak pria normal yang bisa kamu dapatkan di luar sana. Ayolah, Jesika! Sadar akan hal itu yah.'

Lagi, Jesi terus berusaha membangun hatinya agar tetap kuat. Dia ingin menolong Jona dengan tenang di rumah ini. Dengan begitu, Jona yang malang karena kesepian pasti bisa dia tolong dengan mudah. Meskipun dia harus mengorbankan hatinya sendiri untuk melakukan hal itu.

1
Tiwi
ok
Fi Fin
mama jona sakit menta jg rupanyal
Fi Fin
Jaka 😂😂
Rini Haryati
bagus
Bara Athallah
bagus papa jona. aq jg benci dg mamah jona
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Rani: makasih banyak
total 1 replies
Kintan Ibrahim
iya saya pon sama ingatkan cewek rupanya cowok 😅😅
budak jambi
oi sadar sean km tu hanya ank angkt tdk ada hak nya atur ortu jesi buat jesi bahagia.walau nikh sm org sakit mental skalipun dr pd km dan marisa yg waras tp tdk punya hati sm skali
budak jambi
dasar wanita gila t mm jona dan mila.semoga mm jona menyesal sdh jaht pd jesika
Sandi Sanjaya
jadi penasaran
Sandi Sanjaya
Mereka pasti menyesal
Sandi Sanjaya
semoga berhasil si jaka
Sandi Sanjaya
Bagus
Jue
Kalau orang Islam menikah dengan orang yang tidak cukup akal itu tidak sah , Nikah tanpa wali juga tidak sah , Orang yang kesihatan mental nya sihat sewaktu menjabat tangan wali mahupun imam maka pernikahan itu baru dikira sah .
Rani: iyah. makanya terkadang aku kalo bikin karya itu jarang mencantumkan agama mereka. soalnya, sulit untuk di jelaskan terkadang. biar pake imajinasi pembaca masing2 aja
total 1 replies
A&R
👍
Ryan Jacob
semangat Thor
Rani: makasih banyak🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Anggun Ramadhani
hahaha
Aily Iad
Luar biasa
Rani: makasih banyak😘😘😘
total 1 replies
Aily Iad
Lumayan
Rani: thank
total 1 replies
Aily Iad
Halah, kunu mamae yo garek ongkong ongkong sikil tok ae kok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!