Duku Mateng(Duda Kuat Mapan Dan Ganteng)

Jodoh, maut, rezeki, itu semua Tuhan yang mengaturnya. Namun kalau kita sebagai makhluknya tidak mencari dan menjemput, apa mungkin semua itu bisa datang dengan sendirinya secara tiba tiba.

Ingat, berusaha tanpa berdoa tidak akan pernah membuahkan hasil, dan sebaliknya kalau kita hanya menengadahkan tangan pada Tuhan, namun kita tidak mau berusaha, itu sama saja dengan bohong namanya. Berusaha dan berdoa, adalah sesuatu yang saling berkaitan satu sama lain, dan tidak bisa dipisahkan.

Sama seperti yang tengah dilakukan oleh Berliana bukan, dia selalu berdoa pada Tuhan agar suatu saat nanti, dia bisa berjodoh dengan duda impiannya, dan kini Berliana tengah berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, karena Tuhan sudah memberikannya jalan.

Tinggal bagaimana cara Berliana, menaklukkan jalanan berliku dan berlubang dihadapannya. Berliana yakin kalau perjuangannya, tidak akan semulus jalan tol yang selalu dia lewati, pasti akan gronjal gronjal serta kerikil kerikil tajam dijalanan, yang dia lalui nanti.

Berliana menghela napasbkasar, dia menatap potret Radja yang tersimpan apik digaleri fotonya.

"Apa kalau aku berjuang sendirian, hasilnya akan sesuai dengan keinginanku. Kamu terlalu sempurna untuk aku yang banyak kekurangan ini. Radja, kamu sudah menjadi Raja dihati seorang, Queenza."  Berliana memeluk erat benda pipih itu seolah olah benda itu adalah pria yang tengah menempati tahta tertinggi didalam hatinya.

"Good night, my future husband."lirihnya pelan.

💝💝💝

Radja yang tengah termenung sendiri diatas balkon kamarnya, dan hanya ditemani segelas whisky, dia terlihat tidak seperti biasanya. Perkataan sang Ibu tadi siang selalu membuatnya bimbang, akankah saat dia membuka hati nanti, akan ada wanita yang sudi memasuki hatinya yang sedingin es.

Belum ada kehangatan didalam sana, hati terlalu ragu untuk terbuka. Radja takut bayangan masa lalunya, kembali terjadi dimasa depannya kelak. Radja terlalu takut kalau petaka itu memang berasal darinya, dan bisa membuat wanitanya nanti, bernasib buruk saat bersamanya.

Radja kembali memejamkan kedua matanya perlahan, namun senyuman tulus seorang wanita, yang muncul tiba tiba didalam pikirannya saat ini, membuat Radja segera membuka kedua matanya kembali.

"Kenapa Queenza yang hadir saat aku menutup mata, apa karena kejadian tadi siang?" Radja memijat pelipisnya yang mulai pening, sepertinya dia cukup mabuk malam ini, hingga membuatnya membayangkan yang tidak tidak.

Radja bahkan terdengar terkekeh miris, dia menertawakan nasib hidupnya sendiri. Wanita sempurna mana yang mau dengan pria banyak kekurangan sepertinya. Walaupun Lora bukan darah dagingnya, namun status duda beranak satu tidak bisa dia hindari bukan. Kalau pun ada wanita ingin mencintainya, dan hidup bersamanya nanti, maka dia juga harus mencintai Lora, layaknya anak kandung sendiri, sama seperti perlakuannya pada Lora selama ini.

Selama ini, hanya ada satu wanita yang begitu dekat dengan Lora,bsejak pertama kali mereka bertemu, dibandingkan dengan para wanita yang ingin mendekatinya.

Dan wanita itu adalah Queenza Berliana, wanita yang tadi hadir didalam pikiran Radja, saat dia menutup kedua matanya sejenak. Wanita yang selalu mengumbar senyuman manis, dia wanita cantik dan sempurna.

Tidak mungkin wanita cantik serta sesempurna dia, mau dengan duda berbuntut sepertinya bukan? oke jangan terlalu berharap banyak Tuan Radja.

Mungkin saja perlakuan wanita cantik itu pada Lora tadi, hanya sebagai rasa peduli serta kasihan, karena balita itu sudah piatu, bukan karena yang hal lain.

Radja pun kembali menutup kedua matanya perlahan, namun bayangan Berliana kembali hadir didalam pikirannya, dan kini wanita itu semakin melebarkan senyuman manis padanya.

"Sial! apa yang sudah kau lakukan padaku Queenza!" Radja menyugar kasar rambut gondrong miliknya.