NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 5

PEWARIS TERHEBAT 5

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Sci-Fi
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.

Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.

Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Malam yang panjang akhirnya berganti pagi. Darren dan para pengawal tengah bersiap di tanah yang luas. Hari ini adalah hari pertama suku pedalaman berlatih. Banyak kegiatan yang akan mereka lakukan, dimulai dari pelatihan beladiri, penggunaan senjata, teknik menyelinap, pelajaran bahasa, obat-obatan, teknik P3K, hingga kehidupan normal lainnya.

Anak-anak, remaja, dan dewasa akan mengikuti pelatihan sesuai dengan hasil kesepakatan. Xylorr dan para tetua desa hanya akan menjadi penonton dan pengawas.

Xylorr nyatanya masih tidak bisa lepas dari beberapa kali mimpinya tentang Xander yang mendadak tidak sadarkan diri dan kesakitan. Ia dan keluarganya bergantung pada Xander saat ini. Jika pria itu mengalami sesuatu yang membahayakan, maka ia dan keluarganya juga akan sangat terdampak.

"Baha," ujar Karnu.

"Rangu teu Onnanaku (Aku tidak apa-apa)." Xylorr mengembus napas panjang, menoleh pada kediaman utama yang berada tidak terlalu jauh.

Darren dan para pengawal lain bekerja keras untuk membuat lokasi pelajaran dan latihan dengan sebaik mungkin. Terdapat beberapa gubuk kayu dengan fasilitas lengkap untuk belajar, begitupun dengan tempat latihan.

Sementara itu, Xander, Lizzy, Alexis, dan yang lain tengah duduk bersama untuk sarapan. Hanya saja, Alexis tampak tidak semangat setelah mimpinya semalam. Anak kecil itu berniat untuk pergi ke kamar Xander dan Lizzy, tetapi ia membatalkan niatan dan memilih untuk pergi ke kamar Larson.

"Alexis, kenapa kau tidak menyentuh makananmu?" tanya Xander.

"Aku belum lapar, Ayah." Alexis menatap makan di piringnya tidak berselera.

"Bukankah kau akan ikut berlatih bersama Jyrik, Suhni, dan yang lain hari ini. Mereka pasti senag jika kau datang. Jika kau tidak sarapan, kau akan cepat lelah. Kau tidak ingin mereka menertawakanmu, bukan?" ujar Xander.

Alexis menatap Xander, mengangguk. Ia mulai menyantap makanannya.

Larson melirik Alexis. Ia terkejut saat anak kecil itu tiba-tiba memasuki kamarnya dalam keadaan ketakutan. Ia tidak banyak bertanya dan membiarkan Alexis tidak di kasurnya.

Xander memanggil Alexis setelah sarapan. "Apa ada sesuatu yang memanggilmu, Alexis? Kau bisa bercerita pada Ayah."

Alexis tiba-tiba memeluk Xander, menatap saksama. "Ayah, aku semalam bermimpi sangat buruk. Kau tiba-tiba saja kesakitan dan tidak sadarkan diri."

"Kau bermimpi buruk mengenal hal itu lagi?" Xander mengelus rambut Alexis. Pertahanan di kediaman utama sangat ketat sehingga nyaris mustahil jika musuh berhasil menerobos masuk. Sistem keamanan juga sudah diperketat untuk menghindari peretasan. Kalaupun Edward dan yang lain muncul untuk melakukan serangan, mereka tidak akan bisa menyerang dalam waktu dekat.

"Ayah akan baik-baik saja, Alexis. Lihatlah Ayah sekarang." Xander menunjukkan otot-ototnya. "Ayah akan menghajar siapa pun."

Alexis tersenyum. "Aku akan menjaga dan melindungimu, Ayah."

"Tentu saja. Jadi, apakah kau siap untuk bergabung bersama Jyrik, Suhni, dan yang lain untuk latihan sekarang?"

Alexis melompat-lompat. "Tentu saja, Ayah. Aku sudah sangat siap."

Govin datang menghampiri bersama Benji.

"Alexis, kau bisa pergi bersama pamanmu ke tempat latihan. Aku akan segera menyusul bersama Govin dan yang lain."

"Baik, Ayah." Alexis berlari seraya memanggil Larson. Ia memang sudah tidak sabar melihat latihan teman-teman suku pedalaman.

"Aku ingin menyampaikan pesan dari Xylorr, Tuan," ujar Benji.

Xander, Govin, Mikael, dan Benji berjalan meninggalkan ruangan. Para pengawal membungkuk ketika Xander lewat.

Xander berhenti di teras, memandangi Alexis yang menarik-narik Larson.

"Xylorr mengatakan jika dia bermimpi mengenai Anda semalam. Dalam mimpinya, Anda tiba-tiba kesakitan dan tidak sadarkan diri. Xylorr menjelaskan jika seseorang menyerang Anda dari jauh."

Xander seketika tercenung, mengamati Alexis dan Larson yang sudah menghilang dari pandangannya. "Entah mengapa Alexis juga bermimpi yang sama."

Xander teringat dengan mimpi Alexis soal Xylorr tempo hari. "Mereka bermimpi hal yang sama untuk kedua kalinya lagi. Apa hal ini bisa disebut sebagai kebetulan?”

"Apa menurut kalian musuh adalah pelakunya jika aku tiba-tiba kesakitan dan tidak sadarkan diri?" tanya Xander.

"Pertahanan kita sangat kuat sekarang dari berbagai sisi, Tuan. Adapun masalah peretasan kemarin sudah diatasi dengan peningkatan pertahanan Pelaku peretasan memanglah Osvaldo Tolliver. Akan tetapi, kita masih kesulitan untuk menembus rumahnya."

"Bagaimana jika musuh menyerangku dengan sihir?"

Govin, Mikael, dan Benji saling menatap satu sama lain.

"Aku sudah membaca beberapa buku mengenai hal tersebut. Santet adalah bagian dari sihir hitam yang bisa menghancurkan seseorang. Jika seseorang memang ingin menghancurkanku melalui sihir dan jika sihir itu memang benar-benar ada, maka kita tidak memiliki kesiapan untuk hal itu."

Xander berjalan keluar dari teras.

"Tuan, Xylorr juga mengatakan soal Anda yang tidak boleh jauh dari tongkat dan kristal merah itu. Xylorr tampaknya ingin menyampaikan pesan jika tongkat dan kristal merah itu memiliki kekuatan untuk menghalau sihir," kata Benji.

"Ya, kau benar, Benji.”

Sementara itu, Alexis tengah berkumpul bersama Jyrik, Suhni, dan anak-anak yang lain di halaman untuk berlatih.

"Paman, kau juga harus berlatih," ujar Alexis.

"Aku sudah sering berlatih selama ini, Alexis. Aku hanya ingin menonton sekarang." Larson menatap kerumunan suku pedalaman.

"Tapi, aku yakin kau akan kalah jika melawan ibuku, Paman."

"Aku tidak mungkin kalah dari ibumu. Aku mungkin akan mengalah padanya."

"Ibu adalah seorang petarung yang luar biasa, Paman. Dia bertugas sebagai pengawal dan mengikuti banyak misi penting. Dia bahkan terus berlatih meski dia sedang mengandung adikku sekarang."

"Aku harap adikku tidak akan nakal sepertimu, Alexis."

"Aku dan adikku pasti mengganggu dan menjailimu, Paman."

"Jangan coba-coba mempengaruhi adikmu untuk berbuat kurang ajar padaku, Alexis." Larson mengacak-acak rambut Alexis. Ia mengabaikan tatapan sinis Robbins dan beberapa pengawal di dekatnya.

Alexis bergabung bersama anak-anak suku pedalaman.

"Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara berpikir Alexander. Bagaimana bisa dia mengumpulkan orang-orang aneh seperti ini?"

Larson mengamati Xylorr yang berada di kursi roda, memperhatikan saksama. "Alexis mengatakan jika pria tua aneh itu memberikan Alexander tongkat dan kalung yang aneh. Apa mungkin ada sesuatu dengan tongkat itu?"

Darren dan anggotanya mulai memberi arahan pada anggota suku pedalaman. Mereka melakukan pemanasan sebelum berlatih.

Larson mengamati anak-anak suku pedalaman yang mengikuti gerakan para pengawal. "Orang-orang suku pedalaman itu terbiasa hidup di alam yang ganas dan bersinggungan dengan hal berbahaya, termasuk anak-anak sekalipun. Mereka memiliki fisik dan mental yang tangguh. Para pelatih mereka adalah orang-orang yang terampil. Jika suku pedalaman itu berlatih dengan baik, maka mereka bisa menjadi orang-orang luar biasa."

Larson menggertakkan gigi.

"Dasar brengsek! Alexander menolong suku pedalaman itu untuk menjadikan mereka sebagai pasukannya."

Sementara itu, George tiba di sebuah gedung, melewati sebuah lorong panjang dengan pencahayaan yang cukup terang. Mobil berhenti di sebuah lingkaran, dan secara tba-tiba mobil meluncur ke bawah hingga akhirnya tiba di sebuah parkiran.

"Apa yang sebenarnya ketua ingin bicarakan denganku? Perasaanku menjadi tidak tenang sejak tadi. Aku harap ini bukan pertanda buruk."

George turun dari mobil, berjalan menuju gerbang. Ia melewati pemeriksaan sangat ketat dari sistem sebelum akhirnya memasuki sebuah pintu besar. Busananya tiba-tiba berubah.

George mengembus napas panjang, memijat kepalanya yang cukup pening. Begitu keluar dari gerbang, ia langsung disajikan dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit, kendaraan terbang, skuter terbang, sepeda terbang, bahkan skateboard terbang. Pemandangan ini tampak seperti pemandangan di film-film.

"Selamat datang di Ultratown, Tuan George." Suara robot wanita menyambut George bersamaan dengan sebuah mobil yang menepi di dekatnya.

"Antarkan aku menuju ruangan ketua sekarang." George memasuki mobil.

Mobil melesat cepat menuju langit.

Jangan lupa terus like dan komen di setiap bab ya!

Oh iya, aku juga udah punya dua cerita baru nih 😎

🔥 MANTAN TENTARA BAYARAN: IDENTITAS ASLINYA SEORANG MILIARDER — cari aja dengan nama penulis BRAXX

💥 SISTEM BALAS DENDAM: MENJADI RAJA HAREM — bisa kamu temukan dengan nama penulis ZHRCY

Jangan lupa bantu ramein dua-duanya dengan like, komentar, dan vote tiap bab-nya ya! Dukungan kalian luar biasa berarti ❤️

1
Glastor Roy
update
Naga Hitam
silverstone yaaaa
Bandar cincau
😄😄😄😄 sahaba duyba ngolno uide ......
y@y@
🌟👍🏾👍🏼👍🏾🌟
vaukah
update
vaukah
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!