Eirene, seorang model ternama, karena kesalahannya pada malam yang seharusnya dapat membuat karirnya semakin di puncak malah menyeretnya ke dalam pusara masalah baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, menjadi istri seorang tentara marinir.
Rayyan, anak kedua dari 3 bersaudara ini adalah seorang prajurit angkatan laut marinir berpangkat kapten, bukan hanya sederet prestasi namun setumpuk gelar playboy dan keluarganya turut melekat di belakang namanya. Tak sangka acara ulang tahun yang seharusnya ia datangi membawa Rayyan menemui sang calon penghuni tetap dermaga hati.
"Pergilah sejauh ukuran luas samudera, tunaikan janji bakti dan pulanglah saat kamu rindu, karena akulah dermaga tempat hatimu bersandar, marinir,"
-Eirene Michaela Larasati-
"Sejauh apapun aku berlayar, pada akhirnya semua perasaan akan berlabuh di kamu, karena kamu adalah dermaga hatiku."
-Teuku Al-Rayyan Ananta-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HANGOUT PART 1
Baru kali ini Eirene masuk pusat perbelanjaan tidak dengan outfit tertutup macam tero ris. Rasanya seperti ia baru saja menghirup aroma kebebasan, meskipun tak jarang pandangan orang sekitar menjadi cctv gerak-geriknya, jepreten kamera pun tak pernah benar-benar hilang dari kegiatannya.
Mereka berjalan masuk ke dalam pusat perbelanjaan, mungkin diantara mereka urutan tinggi ada di Eirene, lalu Kintan dan Honey selanjutnya Fara, Zahra, dan umi terakhir nyak Fatimah. Aroma kopi dan mocca menyeruak di lantai satu karena terdapat gerai roti dan kopi siap saji.
Langkah mereka menyusuri keramaian di jalanan berlantai keramik bersih, para office boy senantiasa mengepel lantai mall "berasa jadi artis tau ngga?!" kekeh Fara mendorong stroller Saga, dimana bayi itu anteng melihat keramaian mall. Deretan toko-toko berjejer di sepanjang lantai, mereka melangkah masuk ke dalam lift.
"Nah begini nih kak, privasi tuh mahal harganya buat Eyi---" jawab gadis itu. Seketika nama keluarga Ananta mencuat ke permukaan di linimasa, sejajar dengan keluarga-keluarga artis di tanah air yang sedang naik daun, selain karena Eirene seorang model, pamor Fara pun kembali muncul ke permukaan--namanya juga pemburu berita iye kan, sudah pasti mereka akan mengobrak-abrik fakta di lapangan.
Mereka berdiri di depan lift, dan membiarkan orang-orang keluar terlebih dahulu dari sana, agar memberi ruang untuk mereka masuk. Tak jarang Eirene sampai harus menunduk dan memakai kembali kacamatanya agar orang-orang tak heboh dibuatnya.
"Begini nih rasanya jadi artis! Ko kaya gue jadi takut salah gini ya? Jalan aja takut kalo sampe keseleo--repot!" keluh nyak.
"Biarkan aja nyak besan--ngga usah diliatin mereka," jawab Salwa acuh. Mereka semua masuk ke dalm lift, honey memencet tombol lantai 3 saat pintu tertutup, dan Wushhhhh! lift itu naik ke atas membuat nyak yang tak terbiasa naik sedikit oleng.
"Redi, salon udah dikosongin kan hari ini?" tanya umi Salwa.
"Udah dong tante umi! Khusus buat owner dan keluarga," balasnya.
Kintan mengangguk, sekarang ia paham power atasannya ini---siapa mereka?
Fara berbisik pada Kintan, "ikut aja Ntan--jangan nolak, kalau ngga mau diamuk umi!"
"Siap bu! Terimakasih!" gadis itu nyengir.
"Nyalon nih kite---nyalon?" tanya nyak excited, batu ngerasain gimana kalo orang kaya nyalon, apakah rasanya se-emejing adegan-adegan syuting para sultan di tv? Yang sampe matanya merem melek.
"Iya nyak," jawab Zahra merangkul nyak Fara layaknya merangkul Salwa.
"Kira-kira nih ya, gue bisa kagak nih kalo jadi artis neng?!" tanya nyak pada Eirene.
Fara melotot dibuatnya, begitupun honey dan Salwa.
"Emhh bisa kayanya, ya kan honey?" tanya Eirene.
"Gini ya tante nyak---" belum honey bicara Fara sudah memotongnya.
"Nyak apaan sih! Ngapain juga jadi artis?! Ngga usah lah! Repot yang ada!" tolak Fara mentah-mentah dengan mulut manyun.
"Ngapa sih lu, takut nyak terkenal?" tembaknya sewot.
"Pasti deh kayanya! Tante pasti jadi terkenal nantinya," balas Eirene terkekeh.
Obrolan mereka begitu ramai dengan adanya nyak Fatimah, hingga tak terasa sudah sampai di lantai 3, hanya berjalan beberapa meter, mereka sudah ada di depan sebuah bangunan.
..."Secret of Beauty"...
...Salon, spa, and massage...
Deretan pegawai salon berdiri menyambut sang pemilik beserta keluarganya, lengkap dengan pakaian seragam berwarna coklat tua dan aksen tosca.
"Selamat datang bu Salwa dan keluarga," mereka mengatupkan tangan di dada.
"Bu Salwa---" seorang manager menyambut atasannya beserta keluarga.
Nyak menatap sekeliling ruangan dengan berdecak, bukan main--ademmm!
Mereka juga saling berbisik dengan kedatangan model ternama yang kemarin resmi jadi menantu atasannya.
"Rin, tolong diambilin hampers di mobil ya! Nanti ada Redi yang temenin terus bagiin buat yang kerja--" ujarnya, sebagai seorang atasan Salwa tak pernah pelit, ia sengaja membuat hampers untuk para bawahannya, jangankan yang ada di ibukota, ia pun membuat untuk di Aceh.
"Siap bu!" jawab Airin.
"Silahkan duduk bu," pinta pegawai.
Tak menunggu lama, mereka memberikan pelayanan terbaiknya.
Wedang Ronde dan teh chamomile menjadi welcome drink disana, dengan nampan kecil dan gelas yang terbuat dari kayu.
Sementara Saga, seolah tau ibunya ingin melepas penat sebelum kembali ke tanah timur ia masih anteng dengan botol susunya, Fara sengaja memompa ASI ke dalam botol untuk persediaan.
It's women time, mereka benar-benar dimanjakan dengan perawatan salon.
"Enak bener!" gumam nyak.
Eirene memejamkan matanya, tak sangka jika Rayyan yang ia nikahi adalah anak seorang pengusaha, lantas apalagi yang ia belum tau, apakah nanti setelah hari ini ia akan diajak tinggal di sebuah mansion? Eirene tersenyum dalam diam.
"Hayooo! Mikir apa?" tegur Fara yang memang berbaring bersampingan dengan Eirene dalam satu ruangan.
"Engga, cuma---ngga nyangka aja! Eyi kira Rayyan cuma prajurit biasa, dari kalangan biasa--" jawabnya.
"Hem, awalnya Fara juga ngga tau kalo abang anak orang kaya, tapi waktu umi bawa seserahan ke rumah---" ia jadi membayangkan kejadian lalu.
"Rejeki anak sholeha iya kan?! Jangan ditolak!" tawa Fara dibalas tawa Eirene.
"Nikmati aja hari ini, karena belum tentu besok bisa ketawa gini lagi---" Fara terkekeh, sementara Eirene mengerutkan dahinya tak mengerti, "emangnya besok kenapa?"
"Ntar juga kamu ngerasain euforia jadi istri prajurit!" jawab Fara menenggelamkan wajahnya di bantal.
Mereka keluar dari ruangan setelah di-massage. Dilihatnya ada yang kurang disana, "loh! Nyak mana?"
Umi Salwa tertawa-tawa bersama Kintan dan Zahra.
"Nyak besan ketiduran di dalem!" jawab umi.
"Allahu!"
Setelah puas merasakan pijatan dan spa juga maskeran mereka melanjutkan untuk berbelanja.
"Fara mau beli kaos buat abang sama Saga, mi!" jika dihadapkan dengan barang-barang wanita memang selalu kalap.
"Nyak pengen beli gamis!" serunya.
"Zahra pengen beli cardigan sama dress lah buat ngampus!"
"Girls! Ambil sepuasnya---horang kaya yang traktir!" seru Zahra membuat umi melongo, "engga gitu konsepnya oyyy! Belanja pake uang suami masing-masing! Umi cuma traktir Nyak besan, Kintan sama Redi!"
"Zahra pake uang dari abi lah!"
Umi sampai mengeluarkan urat-urat lehernya demi meralat ucapan Zahra. Sementara Eirene, gadis itu bingung ingin membeli apa, ia berjalan ke deretan kaos dan kemeja tak ada yang cocok menurutnya. Entah memang seleranya terlalu tinggi.
Tapi netranya jatuh pada t shirt pink berpasangan.
"Lucu!!!"
Ia setengah berlari mengambilnya, tak tunggu lama gadis itu melepaskannya dari hanger, bukan t shirt mahal, justru harganya begitu murah.
Zahra melirik apa yang dilakukan sang kakak ipar, ia lantas tertawa saat Eirene menunjukkan t shirt couple berwarna pink dengan gambar love
..." ***Ceme\_wew-nya kamu***"...
.
.
.
.