NovelToon NovelToon
Surat Cinta Untuk Alana

Surat Cinta Untuk Alana

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: bulan.bintang

Alana, gadis SMA yang 'ditakuti' karena sikapnya yang galak, judes dan keras kepala. "Jangan deket-deket Alana, dia itu singa betina di kelas kita," ucap seorang siswa pada teman barunya.

Namun, di sisi lain, Alana juga menyimpan luka yang masih terkunci rapat dari siapa pun. Dia juga harus berjuang untuk dirinya sendiri juga satu orang yang sangat dia sayang.

Mampukah Alana menapaki lika-liku hidupnya hingga akhir?
Salahkah ketika dia menginginkan 'kasih sayang' yang lebih dari orang-orang di sekitarnya?


Yuk, ikuti kisah Alana di sini.

Selamat membaca. ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bulan.bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 | Makhluk ajaib

Semenjak kehadiran Benny tempo hari, hidup Alana menjadi penuh kekhawatiran, kecemasan dan rasa dihantui oleh sosok yang mengerikan. Dia bahkan takut dan selalu mengunci kamar jika ibunya tak berada di rumah. Terbayang bagaimana tatapan laki-laki itu sebelum dia pergi.

Alana menutup mata dan telinganya dengan tubuh bergetar.

"Nak, kamu kenapa?"

Alana terkejut, bahkan tak sadar dia menjerit ketakutan, membuat Hanna semakin panik melihat putrinya tak seperti biasa. Dengan cepat, dia menghubungi dr. Rian untuk segera datang, sebagai ibu, dia takut terjadi sesuatu pada anak semata wayangnya.

Tak lama kemudian, dr. Rian datang dan segera memeriksa keadaan Alana yang kini menggigil dengan kening dan tubuh bersimbah peluh.

Setelah diperiksa dan diberi obat, Alana sedikit tenang lalu tertidur. Sementara dokter Rian dan Hanna berbincang di ruang tamu.

"Mungkin dia kecapekan saja, Bu. Tolong nanti obatnya diminum sesuai aturan ya." Pria itu memberikan beberapa obat pada wanita di hadapannya, lalu beranjak pergi.

"Sebentar, dok. Saya ingin tahu sekali, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Dia bilang ke rumah sakit hanya untuk konsul, apa benar begitu?"

dokter Rian terdiam sesaat, lalu mengangguk. Setelahnya dia pergi dari kediaman pasiennya.

Melihat tamunya semakin menjauh, Hanna kembali menutup pintu dan menapaki anak tangga menuju kamar anaknya.

"Nak, sebenarnya apa yang kamu sembunyiin dari Mama? Kenapa kamu nggak jujur, Sayang?" Hanna membelai rambut panjang putrinya penuh kasih. Tiba-tiba matanya menatap sesuatu di leher belakang Alana yang tertutup rambut. Dengan hati-hati, Hanna menyingkapnya dan terkejut.

"Apa ini?"

Dia melihat bekas luka jahitan yang mengering di sana, dan Hanna sama sekali tak tahu soal itu.

Dengan sabar, dia menunggu putrinya bangun untuk meminta penjelasan.

Tunggu punya tunggu, Hanna justru ketiduran di samping ranjang anaknya. Sedangkan Alana mengerjapkan mata karena silau oleh pantulan sinar lampu.

Setelah beberapa saat, gadis itu melihat sang ibu tertidur dengan posisi duduk di sampingnya. Tak ingin mengganggu, Alana bergerak pelan untuk meraih botol minum di atas meja.

Alana menatap sekitar dengan perasaan aneh, terlebih dirinya melihat obat-obatan tergeletak di meja belajarnya.

Ini kenapa lagi? Ya Tuhan, apa yang terjadi?

Alana juga terkejut saat ibunya bangun dan menatap dirinya dengan mata sembab.

"Ma, Mama kenapa?"

Hanna menggeleng, dia memeluk putrinya erat.

"Nak, apa yang kamu sembunyiin dari Mama selama ini? Kenapa kamu nggak cerita, Nak? Ada apa?"

Alana semakin bingung mendengar pertanyaan ibunya, dia tak tahu harus menjawab apa, sedang dia sendiri juga tak tahu apa yang dimaksud oleh wanita terkasihnya itu.

Hanna menyibak rambut Alana di bagian leher, lalu menyentuh di bagian sana.

"Jujur sama Mama, ini kenapa? Apa yang terjadi? Kapan?"

Bagai tersengat listrik, Alana baru menyadari akan hal itu.

Apa karena luka ini yang udah bikin Mama nangis? Kok Mama bisa tahu?

Karena terus didesak, akhirnya Alana berkata jujur meski tak semuanya dia ungkapkan. Dia mengatakan jika itu adalah luka karena terjatuh saat kegiatan di sekolah sewaktu awal masuk SMP.

Alana takut sang ibu akan bertanya lebih, namun ternyata tidak dan itu membuatnya menghembuskan napas lega.

"Maafin Mama ya, Nak. Mama jarang di rumah, sering ninggalin kamu sampai berbulan-bulan. Mama minta maaf. Sekarang kamu istirahat ya, Mama mau ke bawah."

Di saat yang sama, bi Minah datang memberitahu jika tamu yang sama seperti tempo hari itu kembali datang.

"Siapa, Bi?" Hanna mengeryitkan kening, mencoba mengingat.

"Tuan Benny, Nyonya."

Seketika tubuh Alana merasakan panas yang menjalar namun sebisa mungkin dia menutupinya dan tersenyum saat ibunya pergi.

Na, lo harus kuat. Lo nggak boleh lemah, lo harus bangkit dari trauma itu. Ayo, Na. Pelan-pelan berdamai dengan masa lalu ya.

Nggak bisa, lo jangan lupain gitu aja trauma yang bikin lo seperti sekarang, Na. Apalagi dia kembali datang entah untuk maksud apa. Sekali lagi, lo jangan mudah lupain rasa sakit lo sendiri, Na. Bangkit memang harus, tapi bukan berarti luka itu bisa gampang banget dihapus.

Alana membenamkan wajah ke bantal lalu berteriak melepas rasa sesak di dada. Suara hatinya terus saja berperang, membuat Alana perlahan meneteskan air mata.

Tuhan, jalan mana yang harus kupilih? Kenapa dia datang lagi? Untuk apa? Apa benar inilah saatnya aku membalaskan perbuatannya dulu?

Tuhan, tolong aku. Aku takut dosa, tapi aku juga tak bisa terus hidup dalam bayang-bayang pria tak bermoral itu.

Alana meraih ponselnya, mencoba mengalihkan perhatian dengan membuka sosial media. Dia mendapat pesan di whatsApp dari nomor baru.

Siapa dia?

Baru saja dibaca, tiba-tiba dia memanggil. Alana meletakkan benda itu di meja lalu menatapnya hingga layar menjadi gelap. Namun, panggilan kembali datang dari nomor yang sama hingga pada panggilan keempat, Alana menekan tombol terima dan tetap diam untuk mengorek siapa pemilik nomor itu.

"Halo, Na. Ini gue. Lo kenal suara gue kan?"

Gala? Ngapain dia nelpon?

Alana masih diam hingga suara di seberang kembali memecah keheningan.

"Na, lo keluar gih. Gue udah di depan gerbang. Kita sepedaan yuk ... jangan nolak, lo nggak kasihan apa, gue jauh-jauh ke sini naik sepeda, malem-malem pula."

Lagian siapa yang nyuruh Bambaaanggg!

Alana melirik jam dinding, pukul 8 malam dan Gala tetap memaksanya keluar.

"Tunggu bentar, gue keluar."

Yes!! Akhirnya dia luluh juga. Terima kasih, Tuhan. Aku bahagiaaaaa...

Gala berulang kali menciumi layar ponsel yang kini sudah gelap.

Dengan hati berdebar, Gala menanti kedatangan gadis yang mampu membuatnya jatuh hati meski tetap saja dia bagaikan singa yang siap menerkam.

Di dalam rumah, Alana bersiap keluar lalu meminta ijin pada sang ibu yang masih berada di ruang tamu.

"Lho, Nak. Kamu mau ke mana malem-malem gini?"

Alana menatap sang ibu tanpa sedikit pun melirik ke arah tamunya.

"Mau keluar bentar, Ma. Aku sama temen kok." Alana mencium punggung tangan Hanna dan segera pergi.

Di luar, gadis itu melihat seorang cowok tengah duduk di rumput dengan wajah menengadah ke langit.

"Jadi nggak?"

Gala terperanjat, dengan cepat dia berdiri, menatap Alana yang sudah siap.

"Na, lo bisa nggak sih nyebut nama gue? Ga-la. G-A-L-A, Gala. Kalo masih aja susah ya udah, panggil gue sayang juga nggak papa kok. Gue ikhlas lahir batin ... eh, Na. Tungguin!"

Gala segera mengayuh sepedanya mengejar Alana yang sudah lebih dulu pergi.

Sepanjang jalan, mereka hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Alana melirik pada cowok di sampingnya, dia melihat wajah Gala yang tersenyum dengan mata tetap fokus pada jalanan.

Kenapa gue ngikutin ni orang? Gue kenapa bisa oon gini sih? Apa jangan-jangan gue falling in love sama makhluk ini?

Braakk!!!

"Na! lo ngapain malah rebahan di situ?"

Gala mengulurkan tangannya, berniat membantu Alana bangkit namun dengan kasar gadis itu menepisnya.

Dasar setaaaannn!!!!

*

1
Nadin Alina
Halo kak, salam kenal kak🤗
Bulanbintang: Halo, Kak Nadin. Salam. 🤗
total 1 replies
The first child
semangat terus nulisnya thor
Bulanbintang: Terima kasih, ikuti terus kisahnya ya, 😊
total 1 replies
Anisa Febriana272
..
Anisa Febriana272
.
Anisa Febriana272
Novel bagian ini agak seru
Anisa Febriana272: Oh iya kak saya mau coba buat novel nanti kalo selesai kakak mau gk kasih tau apa aja kekurangan nya
Anisa Febriana272: Oh ya kak kakak buat novel apa aja ya saya mau baca
total 14 replies
sakura
..
Nurhani ❤️
aku mampir tour/Drool/jngan lupa mampir balik🤗nanti aku baca lgi
Bulanbintang: Ok. Terima kasih.
total 1 replies
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut terus Thor /Determined/
Bulanbintang: Bab 15 udah di-up ya, masih direview dulu. Tetap sabar nunggu ya, 🤗
total 1 replies
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir Thor /Smile/
Niki Fujoshi
Keren abis, pengen baca lagi!
Hao Asakura
Bikin terharu sampai mewek.
Wesal Mohmad
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!