NovelToon NovelToon
Naik Ranjang

Naik Ranjang

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:8.5M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

ADRIAN PRATAMA. Itu nama guru di sekolah gue yang paling gue benci. Karena apa? Karena dia udah membuka aib yang hampir tiga tahun ini gue tutup mati-matian.

“Dewi Mantili. Mulai sekarang kamu saya panggil Tili.”

Nyebelin banget kan tuh orang😠 Aaarrrrggghhh.. Rasanya pengen gue sumpel mulutnya pake popok bekas. Dan yang lebih nyebelin lagi, ternyata sekarang dia dosen di kampus gue😭

ADITYA BRAMASTA. Cowok ganteng, tetangga depan rumah gue yang bikin gue klepek-klepek lewat wajah ganteng plus suara merdunya.

“Wi.. kita nikah yuk.”

Akhirnya kebahagiaan mampir juga di kehidupan gue. Tapi lagi-lagi gue mendapati kenyataan yang membagongkan. Ternyata guru plus dosen nyebelin itu calon kakak ipar gue😱

Gue mesti gimana gaaeeesss???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sabeum Galak

Si hejo alias motor kesayangan Roxas berhenti di depan sebuah bangunan yang berada di antara deretan ruko. Dewi turun dari motor seraya melepas helm yang dikenakannya. Matanya menatap plang yang tertempel di bagian atas bangunan. DOJANG HERO, begitulah yang tertera.

Masih berada di atas tunggangannya, Roxas melepas helmnya. Matanya juga menatap plang papan nama tempat bela diri taekwondo tersebut. Sepulang sekolah, Dewi meminta dirinya mengantar sang sahabat untuk mendaftar belajar bela diri. Entah apa yang menjadi pertimbangan Dewi memilih taekwondo, ilmu bela diri yang berasal dari negeri ginseng untuk dipelajari.

Sementara itu di dalam bangunan, tepatnya di lantai dua. Adrian baru saja selesai berganti pakaian. Tubuhnya terbungkus dobok berwarna putih, di pinggangnya melilit sabuk berwarna hitam dengan lima strip. Sabuk hitam yang dikenakannya menandakan kalau dirinya sudah mencapai fase Yuk Dan atau DAN VI. Dalam tingkatan taekwondo, posisi Adrian sudah sampai pada Kudanja atau grand master.

Sejak umur Sembilan tahun, Adrian memang sudah menekuni seni bela diri asal negeri ginseng ini, dan terus berlanjut hingga mencapai posisi Kudanja. Aditya juga sama seperti dirinya, namun sang adik berhenti di tengah jalan. Dia sudah merasa cukup puas memegang sabuk merah dengan dua strip hitam atau geup 1.

Sejak tiga tahun lalu, bersama dengan temannya, Doni dan Fajar, Adrian membuka dojang ini. Kelas dibuka dari usia anak sampai remaja, dan melayani kelas regular dan juga privat. Sebenarnya hari ini bukanlah jadwal mengajar Adrian, namun karena Fajar berhalangan, terpaksa dia harus menggantikan temannya itu. Apalagi murid privat yang akan dilatihnya merupakan klien VIP, karena salah satu anak pejabat di kantor gubernur.

Dengan langkah santai pria itu menuruni anak tangga. Dia hendak menemui Doni, untuk menanyakan jadwal kedatangan Hendra. Langkahnya terhenti ketika melihat Dewi dan Roxas memasuki ruangan. Dengan cepat dia kembali ke atas kemudian menghubungi Doni dengan ponselnya.

Roxas dan Dewi masih memandangi deretan foto dan poster yang terpampang di lantai bawah bangunan ruko Dojang Hero. Mereka menunggu Doni yang masih menerima panggilan. Setelah mengakhiri panggilannya, pria dengan rambut sedikit gondrong dan terdapat tindikan di telinga sebelah kirinya menyambut kedatangan Roxas dan Dewi.

“Selamat sore. Ada yang bisa dibantu?” sapa Doni ramah.

“Gini, kak. Saya mau daftar latihan taekwondo,” jawab Dewi.

“Mau ambil kelas regular atau privat?”

“Privat.”

“Sebentar, ya.”

Doni menundukkan kepalanya, mencari formulir pendaftaran kemudian menyodorkannya pada Dewi. Dia juga memberikan brosur tentang Dojang Hero.

“Begini dek. Kebetulan sekali hari ini kita memberikan promo spesial untuk pendaftar kelas privat.”

“Oh ya? Promo apa kak?”

“Adek hanya bayar 50% dari total biaya pendaftaran dan gratis iuran selama tiga bulan asalkan adek bisa ajak satu teman adek ikut gabung.”

“Beneran kak?” mata Dewi nampak berbinar.

Melihat anggukan kepala Doni, dengan cepat Dewi menuju Roxas yang masih asik memperhatikan poster yang memperlihatkan gerakan dalam taekwondo. Dewi menarik ujung lengan seragam sahabatnya.

“Rox.. lo mau ikutan kursus ngga?”

“Taekwondo?”

“Iya.”

“Ogah. Mana ada duit gue. Lagian lo tau sendiri gue ngga minat sama yang beginian.”

“Dengar dulu.”

Dengan cepat Dewi menerangkan penawaran menggiurkan yang dikatakan Doni tadi. Roxas hanya manggut-manggut saja, namun dalam hatinya memang tidak terbersit untuk mempelajari ilmu bela diri.

“Gimana mau ngga?”

“Ogah.”

“Ah elo, mah. Demi gue, mau aja napa. Biar gue juga ada temannya. Lagian nih ya, kalo lo belajar bela diri, lo bakalan tambah keren. Bayangin, dengan muka ganteng lo, terus lo jadi anak band yang juga pinter bela diri, uuugghhh gue yakin cewek yang mau elo bererot dari mulai anak PAUD sampe nenek-nenek.”

Roxas terdiam sejenak, mencoba membayangkan dirinya seperti yang dikatakan sang sahabat. Tanpa sadar senyumnya mengembang membayangkan dirinya dielu-elukan banyak wanita. Tanpa berpikir lebih lama lagi, pemuda itu langsung mengiyakan tawaran Dewi. Dengan cepat Dewi menarik Roxas menuju meja pendaftaran.

“Ini teman saya mau ikutan,” ujar Dewi.

“Ok. Tapi berhubung ini paket promo, kalian ngga bisa milih mau dilatih sama siapa. Pelatih atau sabeum sepenuhnya kewenangan dari kita.”

“Siap.”

“Kalau begitu diisi dulu formulir pendaftarannya.”

Dewi dan Roxas segera mengisi formulir pendaftaran yang hanya terdiri dari satu lembar saja. Dengan cepat keduanya telah menyelesaikannya. Doni menerima formulir tersebut kemudian memasukkannya ke dalam map. Dibukanya laci meja dan mengeluarkan ID Card yang menandakan kedua orang di depannya sudah resmi terdaftar sebagai murid Dojang Hero.

Dewi membuka tasnya, mengambil dompet dari dalamnya, lalu mengeluarkan lima lembar seratus ribuan untuk membayar biaya pendaftaran. Doni menerima uang tersebut tapi kemudian mengembalikan setengahnya lagi.

“Kan cuma 50%, jadi dua ratus lima puluh ribu aja.”

“Kan sama teman saya.”

“Teman kamu kan masuk promo buy one get one free, jadi gratis.”

“Oh gitu. Terus teman saya gratis iuran bulanan juga ngga?”

“Iya.”

Dewi senang bukan kepalang. Sepertinya ini adalah hari keberuntungannya. Sudah dapat potongan sebanyak 50%, gratis iuran selama tiga bulan dan bisa mengajak sahabatnya untuk berlatih bersama. Keputusannya memilih Dojang Hero memang tepat. Lamunan Dewi buyar ketika Doni memberikan seragam taekwondo atau dobok untuknya juga Roxas.

“Jangan lupa doboknya harus selalu dibawa kalau latihan. Jadwal kalian setiap Rabu dan Sabtu, jam setengah lima sore. Untuk sabeum yang melatih kalian masih saya pikirkan.”

“Siap kak. Makasih ya.”

“Sama-sama. Jangan lupa, Sabtu ini kalian mulai latihan.”

“Iya, kak,” setelah memasukkan dobok ke dalam tas, Dewi dan Roxas segera meninggalkan dojang tersebut.

Mendapat kabar dari Doni kalau Dewi dan Roxas telah pergi, Adrian segera turun ke bawah untuk menemui rekannya. Pria itu segera menuju meja pendaftaran, tempat di mana Doni berjaga.

“Beres?” tanya Adrian.

“Beres. Siapa juga yang ngga tergiur dengan penawaran tadi. Mereka siapa sih sampe elo kasih bonus kaya gitu?”

“Anak didik gue di sekolah.”

“Pantes. Nanti mau elo sendiri yang ngelatih mereka?”

“Iya.”

“BTW cantik juga yang namanya Dewi, pacarnya juga ganteng, bule gitu.”

Tak ada tanggapan dari Adrian namun dalam hatinya kesal mendengar Doni memuji Dewi. Dia tahu benar kalau rekannya adalah tipe playboy kabel yang tidak bisa mellihat wanita cantik. Untung saja dia mengira Roxas adalah kekasih Dewi.

🌸🌸🌸

Hardi mengakhiri latihan kabaret yang disutradarainya. Semua sudah sesuai dengan keinginannya, hanya tinggal membahas kostum yang akan dikenakan nanti. Latihan untuk minggu depan terpaksa ditiadakan, karena mereka akan berkonsentrasi pada ujian akhir. Bersama teman-temannya yang lain, mereka merapihkan kembali kelas. Menata meja dan kursi seperti semula.

“Pak Adrian udah pulang ya?” tanya Sandra.

“Iya, tadi pamit pulang duluan,” jawab Hardi.

“Kenapa emang?” timpal Micky.

“Ngga. Tumbenan pulang duluan, ngga nunggu kita beres latihan.”

“Ada keperluan kali. Lagian sekarang kan malam minggu. Siapa tahu lagi nyiapin candle light dinner buat pacarnya,” seru Bobi.

“Hilih kaga yakin gue, modelan dia bisa romantis kaya gitu. Omongan yang keluar dari mulutnya bikin sakit kuping,” sahut Dewi.

“Sama elo doang kali, Wi. Kalo sama gue ngga tuh,” jawab Sandra.

“Emang lo pernah diajak ngomong apa sama pak Rian?” tanya Hardi penasaran. Diam-diam pemuda itu menaruh hati pada Sandra. Dan hatinya panas setiap kali gadis itu memuji wali kelasnya.

“Selamat pagi, Sandra. Bagaimana tugasnya sudah dikerjakan?”

“Yee.. kalo gitu doang, semua murid juga ditanyain keles,” sahut Hardi cepat.

“Gue cabut duluan ya,” ujar Dewi seraya mengambil tas gendonngnya.

Tanpa menunggu jawaban dari yang lain, Dewi segera keluar dari kelas. Tak lama Roxas menyusulnya. Keduanya memutuskan untuk cepat pulang ke rumah. Mereka hendak mengistirahatkan tubuh sejenak sebelum memulai latihan taekwondo perdana mereka.

🌸🌸🌸

Jam empat lebih dua puluh menit, Dewi dan Roxas sudah sampai di depan Dojang Hero. Setelah memarkirkan kendaraan, keduanya memasuki gedung berlantai tiga itu. Keduanya meletakkan helm di tempat yang disediakan oleh pihak dojang. Kemudian segera naik ke lantai dua.

Mata mereka langsung disuguhi pemandangan anak-anak yang tengah berlatih taekwondo. Terlihat di sana Doni tengah melatih anak didiknya yang berjumlah enam orang dengan sabar. Dewi melangkahkan kaki menuju kamar ganti untuk bertukar pakaian.

Dewi mematut dirinya di depan cermin setelah berganti pakaian. Senyumnya mengembang melihat dirinya yang nampak keren dalam balutan dobok dengan sabuk putih melingkar di pinggangnya. Setelah puas menatap dirinya, gadis itu segera keluar. Roxas juga sudah selesai mengenakan doboknya.

Doni segera menghampiri keduanya untuk menyambut anggota baru dojangnya. Matanya terus memandangi Dewi yang terlihat begitu cantik dalam balutan dobok.

“Selamat datang. Kalian sudah siap untuk latihan?” tanya Doni.

“Siap, kak. Kakak yang ngelatih kita?”

“Bukan. Sabeum kalian sebentar lagi datang.”

Baru saja Doni menyelesaikan kalimatnya. Adrian muncul dari ruang ganti dan langsung bergabung dengan ketiganya. Mata Dewi membelalak melihat kehadiran wali kelasnya tersebut. Begitu juga dengan Roxas, mulut pemuda itu sampai menganga.

“Bapak ngapain di sini?” tanya Dewi.

“Ini dojang saya. Kamu ngapain di sini?”

“Bro.. ini murid yang gue bilang kemarin. Mereka yang dapet promo buy one get one free.”

“Ngga di sekolah, ngga di sini, kenapa saya selalu dapet murid meresahkan seperti kamu.”

Mata Dewi semakin membulat mendengarnya. Roxas hanya bisa melemparkan cengiran khasnya saja seraya meraba tengkuknya. Sudah jadi wali kelas, guru les, dan sekarang jadi sabeum taekwondo. Sepertinya kehidupan dirinya dan Dewi hanya berputar-putar di sekitar Adrian.

“Ok, bro, latih yang benar ya,” Doni menepuk pundak Adrian, kemudian kembali pada anak didiknya.

Adrian membawa Dewi dan Roxas sedikit menjauh dari area berlatih Doni. Pria itu menatap Dewi dan Roxas bergantian sebelum memulai latihannya.

“Ok, sebelum latihan, saya akan menerangkan sedikit tentang taekwondo. Taekwondo itu terdiri dari tiga kata. Tae berarti kaki, kwon itu tangan dan do itu seni. Jadi secara sederhana taekwondo itu adalah seni bela diri yang menggunakan kaki dan tangan kosong. Ada empat teknik dasar yang harus kalian kuasai, yaitu kuda-kuda, pukulan, tendangan dan tangkisan. Pertama-tama kita akan belajar kuda-kuda. Ada tiga macam sikap kuda-kuda, kuda-kuda terbuka, kuda-kuda tertutup dan khusus.”

Adrian mulai memperagakan sikap kuda-kuda tertutup. Dia berdiri tegak dengan kedua kaki tertutup rapat, dengan kedua tangan mengepal berada di samping kanan dan kirinya.

“Ini adalah kuda-kuda tertutup. Walau terlihat gampang, tapi kalian harus bisa menjaga keseimbangan tubuh dan tumpukan kekuatan pada kaki. Ayo coba.”

Dewi dan Roxas segera mengikuti arahan Adrian. Karena itu adalah gaya yang familiar, maka keduanya dengan cepat bisa memperagakannya. Adrian mendekati Roxas kemudian mengait kaki pemuda itu dengan kakinya, seketika Roxas terjatuh.

“Jaga kekuatan tubuh dengan kakimu. Kuda-kuda yang terlihat mudah nyatanya tidak mudah dilakukan. Bangun!”

Dengan cepat Roxas bangun dan bersiaga seperti tadi. Kali ini dia melakukannya lebih serius. Saat Adrian kembali menyerangnya, dia dapat bertahan, walau posisi tubuhnya sedikit oleng. Begitu juga dengan Dewi, beberapa kali dia terjatuh saat menerima kaitan kaki Adrian.

Latihan terus berlanjut, Adrian kembali memberikan pelajaran selanjutnya, yakni teknik kuda-kuda terbuka. Dan teknik ini terasa lebih sulit untuk dilakukan. Kedua kaki harus menapak dengan benar ke lantai dan posisinya harus benar. Beberapa kali mereka jatuh bangun, karena kuda-kuda yang dilakukan belum cukup kuat.

Keringat membasahi kening Dewi, ketika gadis itu mencoba untuk kesekian kalinya gerakan yang diperagakan Adrian. Sebagai seorang sabeum, sosok Adrian menjadi lebih dingin dan galak dari pada saat mengajar di kelas. Tak jarang suara teriakannya terdengar saat mengoreksi kesalahannya.

🌸🌸🌸

Dewi dan Roxas jatuh terduduk di lantai, begitu latihannya usai. Tubuh mereka sudah bersimbah keringat, dan nafas keduanya terdengar memburu. Dewi menyeka peluh yang membasahi kening dengan punggung tangannya.

“Gila cape banget,” keluhnya.

“Baru satu jurus doang, kuda-kuda udah kaya gini, gila,” timpal Roxas.

Adrian datang dengan membawa dua botol air mineral dingin lalu memberikan pada kedua muridnya. Pria itu ikut mendudukkan diri di dekat mereka.

“Di lantai tiga ada kamar mandi kalau kalian mau membersihkan diri. Di sana juga ada mushola. Jangan terlalu lama beristirahat, waktu maghrib tidak lama.”

Setelah mengatakan hal tersebut, Adrian bangun lalu melangkahkan kakinya menuju lantai tiga. Setelah meneguk minumannya, Dewi dan Roxas juga ikut menyusul ke lantai tiga. Sebelumnya mereka mengambil tas dari ruang ganti.

Adrian tengah berbicara dengan Doni ketika Dewi dan Roxas turun ke lantai dasar. Melihat kedua muridnya telah selesai membersihkan diri dan menunaikan shalat maghrib, dia mengajak untuk berbicara sebentar.

“Besok jangan lupa latihan band. Anto, Deski dan Mufid sudah dikabari?” tanya Adrian.

“Sudah, pak.”

“Jam sepuluh, ya. Sudah tahu lokasinya di mana?”

“Itu di jalan Riau ya, pak?” tanya Roxas.

“Iya. Nanti saya share lock aja biar ngga kelamaan muter-muter. Untuk lagunya udah sepakat mau membawakan apa saja?”

“Masih kita pikirin sih, pak. Cuma kan kita belum pernah main bareng, pasti rada kagok.”

“Tenang aja, nanti ada yang bimbing kalian. Waktu kalian latihan juga ngga banyak, karena sebentar lagi mau ujian. Kalian harus pandai-pandai mengatur waktu.”

“Siap, pak.”

“Kalian mau langsung pulang?”

“Iya, pak.”

“Ya sudah, hati-hati.”

Dewi dan Roxas mencium punggung tangan Adrian bergantian sebelum meninggalkan dojang. Adrian hanya memandangi kedua muridnya dari balik pintu kaca yang tengah bersiap pergi. Tak lama kendaraan milik Roxas perlahan meninggalkan area ruko.

“Perhatian banget sih sama anak murid lo,” terdengar suara Doni mengalihkan perhatian Adrian. Pria itu berbalik dan kembali ke meja pendaftaran.

“Mereka itu murid spesial. Yang satu baru kehilangan bapaknya, yang satu anak mandiri yang rela kerja apa aja demi neneknya.”

“Jadi itu alasan elo kasih keringanan?”

“Iya. Emang menurut lo apa?”

“Ya kali aja lo naksir ama Dewi. Secara dia kan cantik.”

“Di sekolah tempat gue ngajar banyak yang cantik.”

“Masa? Kali-kali gue boleh ya main ke sekolah?”

“Mau ngapain? Palingan tebar pesona doang.”

“Yoi.. Doni gitu loh.”

“Gue balik, ya.”

Adrian tak menanggapi ucapan temannya itu. Dia mengambil helm dari tempat penyimpanan, lalu segera keluar. Malam ini dia bermaksud bertemu dengan Aditya. Dia akan meminta adiknya itu untuk melatih Roxas dan teman-temannya esok hari.

🌸🌸🌸

**Yang nebak pelatih taekwondo Dewi itu Aditya, tetot... Anda salah🤣🤣🤣

Hidup Dewi masih berputar di sekitaran Adrian😂

Besok Dewi bakalan ketemu Aditya nih. Eh besok Jum'at ya. Kira² mamake bisa up ngga ya🤔**

1
Maulana ya_Rohman
bolqk balek baca kok ya madih aja ada bawang nya.... 😭...
kanebo nya masih gak thor.. aku mau 1 aja...😞
Maulana ya_Rohman
bolqk balek baca kok ya madih aja ada bawang nya.... 😭...
kanebo nya masih gak thor.. aku mau 1 aja...😞
Maulana ya_Rohman
nangkring comend lagi...
dari bab awal dak comed...
krn mengulang baca dan gak ada bosen nya yang ada malah bikin kangen😍😍
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Maulana ya_Rohman
mampir lgi yang ke skian kali nya thor...
lagu "bring me to life" teringat karya mu thor🙈
Herlambang Lutvi
kemana saja diriku sampai novel sebagus baru Akau baca,,ini cerita cinta segitiga yg paling natural dah kaya film ini mah
sherly
dr sekolah sampai dah punya anak eh anaknya pada ngumpul buat Genk... novelmu emang seruuu Thor tp kenapa kisah anak2 mereka ngk di NT?
sherly
tiba2 JD melowwww
sherly
baca novelmu tu buat bahagiaaa.... awalnya senyum2 eh ujung2nya ngakak...
sherly
hahahahha rejeki si Budi
sherly
tq Thor untuk novelmu yg rasanya tu kayak nano nano... baru baca satu novelmu kyaknya bakalan lanjut ke novel yg lain...
sherly
lengkap sudah kebahagian Adrian dan dewi
sherly
jadi pengen liburan jugaaaaa
sherly
kalo soal pede emang si Budi nih juaranya.... maju terus bud
sherly
hahahahahha nasib duo B si jomblo sekarat
sherly
hahahah muslihat preman pensiun
sherly
Doni dah dapat satu restu... semangkaaaa
sherly
Hahahhaa masih kurang tu.. sibudi buluk mesti di kasi 20 sks biar bisa cari cewek yg bener ke depannya...
sherly
hahahha Mila sampai sewa satpam buat jd pasangannya... emang teman si Dewi smuanya kelakuannya diluar prediksi BMKg...
sherly
aku kira lagu Ari lasso malaikat tak bersayap ternyata ciptaan othor TOP dah
sherly
mulai pasang spanduk, umbul2 don... hehehehhe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!