Sedang di revisi🙏
Arandita adalah gadis berparas cantik dan pintar selain itu arandita juga jago beladiri.
namun pertemuan nya dengan seorang pria membuat hidup nya seperti naik rollercoaster.
akankah kebahagiaan yang arandita dapatkan atau sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Api peperangan antara Revan dan Arandita kini di mulai, Revan berpikir bahwa arandita hanya memanfaatkan dirinya saja dalam pernikahan mereka, karena Arandita tidak memberikan komentar apapun terhadap pernikahan yang akan berlangsung pekan depan.
Pertarungan sengit pun berlangsung. Namun semua orang tidak menyadari hal itu, hanya Vino lah yang memahami situasi dari calon pengantin dadakan itu sedang tidak baik-baik saja.
Vino bergidik ngeri saat melihat tatapan mata tajam Revan pada Arandita, membuat Vino yang berada disampingnya terasa mencekam.
Begitu juga dengan Arandita yang membalas tatapan tajam Revan dengan sengit, memnuat hawa disekitarnya semakin panas.
"Aran selamat ya sebentar lagi kau akan jadi pengantin!" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dan pertarungan tatapan tajam antara calon pengantin itu pun berakhir.
Vino menghela nafas lega saat melihat gadis yang kini memeluk Arandita, ''syukurlah.''
"Terimakasih Risa" Arandita balas memeluk sahabatnya sambil tersenyum penuh ketulusan.
"Aku nggak nyangka ternyata kamu mau nikah sama tuan CEO," ucap Marissa yang berbisik kepada Arandita.
Revan mengerutkan keningnya melihat dua wanita yang berada di hadapannya sedang berbisik, ia pun sedikit mendekat kan telinga nya agar mendengar apa yang mereka bicarakan.
Meskipun begitu, Revan tetap memasang wajah dingin dan arogannya agar Arandita tak menyadari apa yang ia lakukan saat ini.
Akan tetapi arandita memandang ke arah Revan, dan mendelik lalu mengajak Marissa pergi ke kamarnya.
"Sebenarnya apa yang akan di lakukan gadis aneh itu, apa dia sedang merencanakan sesuatu untukku? ini tidak boleh di biarkan!" ucap Revan dalam hatinya.
Sedangkan di dalam kamar pribadi Arandita menghempaskan tubuhnya di atas ranjang sederham miliknya. Arandita merasa sangat frustasi dengan apa yang akan terjadi di masa depan.
Arandita tak berani menolak pernikahannya dengan Revan karena ia takut akan mengecewakan ibunya. Namun di sisi lain jika Arandita menikah dengan Revan ia harus menerima konsekuensinya di benci oleh suaminya sendiri.
Karena Arandita tahu, Revan sedang menggu kekasihnya yang entah kemana seperti yang di ceritakan oleh Vino. Marissa sangat penasaran dengan apa yang di pikiran sahabatnya, Marissa melihat raut wajah Arandita yang sangat tertekan.
''Sebenarnya ada apa si Ran? cerita dong kita kan bestie.''
Arandita hanya membuang nafas nya kasar, ia juga bingung harus menceritakan nya dari mana dulu.
"Arandita?" tanya Marissa kembali.
Arandita menatap ke arah sahabatnya dan perlahan ia pun mulai menceritakan dari awal ia bertemu dengan Vino dan Revan hingga ia terjebak dalam situasi yang membawanya seperti saat ini.
Marissa hanya menutup mulutnya dengan kedua tangannya, mendengar kisah haru sekaligus konyol yang di alami sahabatnya saat ini.
"laleu aku harus apa sekarang risa? ini semua tidak mudah bagiku! berada di dalam suatu masalah yang sangat sulit dan rumit seperti ini." Ucap Arandita dengan wajah lesunya.
Sedangkan Marissa hanya mengusap wajah nya dan menghela nafasnya secara kasar.
"Ini sangat rumit. Aku juga bingung aku pun tidak akan tahu seperti apa jadinya jika aku berada di posisi mu saat ini."
Arandita dan Marissa pun kembali terdiam, dan menyangga dagu mereka masing-masing. Otak mereka berpikir untuk melakukan sesuatu, namun mereka juga tidak bisa sembarangan mengambil sebuah keputusan. Karena mungkin saja akan membuat ibu Aran akan syok karena hal ini.
"Satu satunya cara adalah revan sendiri yang memutuskan pernikahan yang akan dilaksanakan pekan depan," gamam Arandita dalam hati nya.
*M*anusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda, jika pikiran mu jernih maka akal mu akan bekerja dengan baik.
berpikiranlah dengan tenang sebelum melakukan sesuatu, agar dirimu tidak merasa menyesal di kemudian hari.
Lanjutkan