Romansa Cinta Arandita
Seorang gadis cantik berjalan santai menelusuri jalan raya, dia adalah Arandita gadis yang sering di panggil Aran gadis tak punya rasa takut kecuali di tinggalkan orang yang dia sayangi.
Dari kejauhan Aran melihat sekelompok preman sedang menghadang seorang wanita paruh baya, dengan langkah pasti Aran mendekati mereka namun Aran tidak langsung menghampirinya Aran melihat mereka dengan jarak beberapa meter saja.
"Ayo cepat serahkan semua nya pada kami" Ucap salah satu preman itu.
"Tidak akan saya berikan pada kalian" Wanita paruh baya itu terus mempertahankan tas yang ada di pelukan nya.
kan terjadilah tarik menarik sampai salah satu di antara mereka terjatuh karena satu tendangan dari Arandita.
"Kalian itu sudah tua badan besar masih saja meminta pada wanita yang jauh lebih lemah, apa kalian tidak punya rasa malu" Arandita berbicara dengan santai sambil memakan lollipop nya.
"Hey bocah tengik, lebih baik kau diam saja jangan ikut campur urusan kami" Salah satu dari preman itu langsung mendekati aran dan akan memukulnya.
"O ow meleset," Ucap Arandita dengan senyum mengejeknya.
"Dasar gadis tengik lihat saja, akan ku jadikan kau sup cincang untuk makanan buaya ku"
"Wow aku jadi takut, bukankah paman lebih pantas untuk dijadikan makanan buaya. Buaya makan buaya cocok bukan haha.."
Arandita terus mengejek tiga preman berbadan besar itu, membuat semua preman merasa sangat kesal dan emosi dengan ucapan arandita yang terus mengejek dan merendahkan mereka.
Mereka langsung menyerang Arandita dengan penuh emosi. Namun Arandita mampu menangkisnya dengan mudah dan mengalahkan tiga preman itu dengan keahlian beladiri nya.
Tiga preman itu terkapar tak berdaya di aspal dengan cedera yang berbeda-beda.
"Siapa salah satu dari kalian yang akan menjadi makanan buaya terlebih dahulu, Hhmmm?" Ucap Arandita kepada tiga preman itu dengan senyuman dan alis di naik turunkan.
Tiga preman itu menggelengkan kepalanya, dan mereka langsung bersujud meminta maaf kepada Arandita, Aran memutar bola matanya malas melihat tingkah ketiga preman gadungan itu.
"Baiklah aku akan memaafkan kalian semua dengan satu syarat kalian harus menulis kata maaf satu buku penuh besok kumpulkan di sini"
Ucapan Arandita membuat tiga preman dan wanita paruh baya itu tercengang mendengar perintah arandita.
"Waktu di mulai dari sekarang, jika besok tugas yang aku berikan tidak sesuai maka bersiaplah kalian masuk ke dalam penjara atau ruang lain"
"Ruang lain? Ruang apa itu?!" ucap tiga preman dengan serempak.
"UGD" jawab aran santai.
"Sekarang kalian pergilah sebelum aku berubah pikiran" Ucap Arandita mengimbas kan tangannya.
glekk
Tiga preman itu menelan slipanya dengan susah payah, mereka hanya mengiyakan permintaan arandita dari pada masuk UGD pikir mereka, lalu tiga preman itu pergi dengan tergopoh-gopoh karena takut arandita berubah pikiran. Kini Arandita menghampiri wanita paruh baya yang masih memeluk erat tasnya.
"Sudah aman tante, sepertinya tante bukan orang sini ya?''
"Iya nama saya Elisa, saya kemari mencari rumah teman saya tapi saya tidak tahu harus melewati jalan yang mana" Ucap wanita paruh baya itu dengan nada sedihnya sambil menatap secarik kertas yang ada di tangannya.
"Boleh saya lihat kertasnya tante?"
"Tentu" Elisa langsung memberikan kertas itu pada Arandita.
"Owh rumah ibu Winda, ayo saya antar tante kesana" dengan nada riang arandita langsung menggandeng tangan tante Elisha.
Dari kejauhan tampak seorang pria yang sedang memperhatikan mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Dwi Kumalasari
aku mampir kak
2022-12-25
3