NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:31.9k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Kesempatan

Langit Singapura sore itu kelabu. Udara terasa lembap, aroma hujan menggantung di udara. Di dalam unit apartemennya, Cassie duduk di kursi dekat jendela, memandangi daun-daun yang bergoyang ditiup angin. Tangannya memegang secangkir teh, tapi dari tadi hanya diaduk tanpa benar-benar diminum.

Sudah beberapa minggu sejak ia berada di tempat ini. Sejak tubuhnya nyaris tumbang karena sakit kepala hebat dan dibawa kembali ke rumah sakit. Sejak dirinya mulai mengingat potongan demi potongan masa lalu—termasuk wajah seorang pria dengan tatapan penuh luka dan penyesalan: Bram.

Cassie tidak bisa memungkiri bila dia penasaran dengan kisah masa lalunya. Jessie awalnya merahasiakan semua yang berhubungan dengan Bram. Hingga Cassie tidak tahan pada kakaknya itu.

"Aku hanya ingin tahu, alasan kalian ingin aku mengakhiri pernikahan kami! Apa yang membuat kalian menginginkan hal tersebut? Bukankah sebaiknya, suamiku merawatku?" tanya Cassie.

"Kamu tidak mengerti apa pun, Cassie. Dia tidak lebih dari seorang pecundang yang tidak ingin melepaskanmu," jawab Jessie membuat Cassie geram.

"Karena itu jelaskan padaku!" teriak Cassie.

Mulailah, Jessie menceritakan semuanya. Dibandingkan Cassie mengetahui dari orang lain. Lebih baik, Jessie mengatakan semua hal tentang pernikahan adiknya itu.

Tentu saja, Cassie terkejut mengetahui fakta bila Bram terpaksa menikahinya karena perjodohan dua keluarga. Pria itu menyukai wanita lain yang merupakan anak pegawai mereka. Hingga di titik itu, Cassie mengerti perasaan sakit di dadanya ketika menatap Bram. Tanpa dijelaskan, Cassie tahu kalau pernikahan mereka tanpa cinta.

Dan kini, pria itu tinggal di unit sebelah mereka. Hanya dipisahkan dinding tipis. Cassie tidak memahami mengapa Bram repot mendekatinya.

“Dia belum menyerah,” gumam Jessie, sambil melipat baju di sofa.

Cassie tidak menanggapi, hanya menarik napas pelan. Ia tidak bisa membantah kenyataan itu. Bram tidak menggedor pintunya, tidak meratap, tidak memaksa. Tapi kehadirannya selalu terasa. Sesekali ada makanan tergantung di gagang pintu. Kadang, bunga segar di meja dapur, atau secarik kertas kecil bertuliskan, ‘Hari ini cerah, jangan lupa tersenyum.’

Hal-hal sederhana yang anehnya... membuat hatinya hangat.

“Dia mungkin bersalah,” ujar Jessie lagi. “Tapi dia tidak berarti dapat menebus kesalahannya di Mza lalu.”

Cassie akhirnya menoleh. “Kenapa semua terasa rumit, Jes? Kalau aku memaafkan, artinya aku menerima semua luka itu? Tapi kalau aku menjauh... kenapa rasanya ada bagian dari diriku yang hilang?”

Jessie mendekat, menatap adik perempuannya yang perlahan mulai kembali menjadi dirinya yang dulu—yang lembut, yang menyimpan luka dalam diam.

“Karena kamu mencintainya, Cass. Meskipun kamu belum mengingat segalanya, perasaan itu nggak pernah benar-benar hilang.”

Cassie menunduk. Di luar, hujan mulai turun perlahan.

***

Malam itu, Bram menatap pintu unit apartemen cukup lama sebelum akhirnya kembali ke dalam. Tangannya masih menggenggam kotak makanan yang ia siapkan sendiri. Ia tahu Cassie belum tentu mau menerima langsung. Tapi ia tetap ingin mencobanya—setiap hari, sedikit demi sedikit.

Ia menaruh makanan di meja kecil dekat pintu, menuliskan catatan kecil: ‘Masih suka ayam teriyaki? Aku ingat kamu dulu bisa makan dua porsi sendiri.’

Saat hendak berbalik, pintu mendadak terbuka. Jessie berdiri di ambang pintu, lalu tersenyum lelah.

“Dia sedang tidur,” ujar Jessie. “Tapi terima kasih untuk makanannya.”

Bram mengangguk. “Aku... ingin mencoba memperbaiki semuanya."

Jessie menatapnya lama. Ada ketulusan yang tak bisa ia sangkal di mata Bram. Dan itu membuatnya menghela napas panjang.

“Aku harus kembali ke Jakarta, Bram. Dua hari lagi,” ujarnya pelan. “Pekerjaan menunggu. Dan Papa-Mama juga mulai khawatir. Tapi aku cemas meninggalkan Cassie sendiri di sini.”

Bram menatap Jessie penuh harap. “Biarkan aku menjaga dia.”

“Kalau dia mengizinkan,” kata Jessie tegas. “Dan jangan pernah sakiti dia lagi, Bram. Dia sudah cukup hancur.”

Cassie masih harus melakukan kontrol setiap Minggu. Mungkin 3-4 kali lagi akan membuat keadaannya membaik. Akan tetapi, Jessie harus segera kembali.

Setelah kepergian Jessie, suasana apartemen Cassie berubah. Lebih sunyi. Lebih sepi. Bram tahu, ada kehampaan yang muncul di mata wanita itu setiap kali melihat ruang kosong di meja makan. Pria itu terkadang bertamu di apartemen mereka.

Cassie keluar untuk mengambil paket, dan saat kembali, ia melihat Bram berdiri di lorong, membawa tanaman kecil dalam pot.

“Untukmu,” kata Bram, menyodorkannya. “Kamu dulu suka meletakkan tanaman di dekat jendela.”

Cassie menatap tanaman itu. Kaktus mungil dalam pot keramik berwarna krem.

“Aku belum tentu suka sekarang,” ujarnya.

Bram mengangguk. “Nggak apa-apa. Tapi kalau kamu suka lagi nanti, tanamannya tidak akan mati dengan mudah."

Cassie terdiam, sebelum akhirnya menerima pot itu.

Bram menatapnya sesaat, lalu melangkah mundur. Tapi sebelum ia benar-benar pergi, Cassie berkata lirih, “Kamu... belum makan, kan?”

Bram menoleh pelan. “Belum.”

Cassie menunduk, membuka pintunya lebih lebar. “Aku pesen makanan Jepang terlalu banyak. Mau bantu habisin?”

Bram tersenyum kecil. “Dengan senang hati.”

Mereka makan dalam diam, hanya suara hujan dan denting alat makan yang terdengar. Sesekali, Bram mencuri pandang ke arah Cassie yang tampak lebih tenang malam itu. Matanya tidak lagi seteduh dulu, tapi Bram bisa melihat bahwa hati wanita itu perlahan mencair. Ada celah yang terbuka, walau kecil.

Usai makan, Cassie menaruh gelas di wastafel. “Terima kasih... sudah tetap di sini. Meski aku bukan siapa-siapa lagi untukmu.

Bram berdiri perlahan, mendekat. “Kamu masih Cassie yang aku nikahi. Kamu istriku, Cass... Wanita yang aku cintai, walau mungkin kamu belum percaya.”

Cassie menoleh. Sorot matanya bergetar, ada luka dan ketakutan di sana, tapi ada keinginan untuk percaya ucapan Bram.

Bram mengangkat tangannya perlahan, menyentuh pipi Cassie dengan sangat hati-hati. “Bolehkah aku... menciummu?”

Cassie tidak menjawab. Namun, ia tidak menjauh.

Tatapan mereka saling mengunci.

Namun, sebelum bibir Bram benar-benar menyentuhnya—Cassie menggeleng pelan, membisik, “Belum...”

Bram menghentikan gerakannya. Ia menarik napas dalam, menahan emosinya, lalu tersenyum tipis.

“Baik. Aku akan menunggu... sampai kamu siap.”

Cassie menunduk, namun kali ini tak lagi menutup diri. Senyum Bram mengembang, meski matanya sedikit berkaca. “Aku akan tetap di sini... selama kamu mengizinkan.”

***

Bersambung...

Terima kasih telah membaca...

1
vj'z tri
woahhhhh Raina benar benar cucok jadi penguntit bram 🤣🤣🤣🤣
mama
km kelamaan bram cari buktiny, keburu cassie muak sama km dan berpaling sama reyhan...itu bikin raina kegirangan buat nuntut km trs,
Chusnul Zazah
Haadeeh aneh banget kenapa keluarga Gunawan TDK menyuruh orang untuk menjaga Cassie dikantor sampai Raina bisa masuk menemui Cassie dan terjadi huru hara ulah manusia ular yg toxcid??
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Neni marheningsih
lanjut...biar Bram tersiksa dulu Thor jangan sampai Cassie luluh
Chusnul Zazah
Gimana Bram beratkan buah dari sikap arogansi & kebodohanmu yg gak punya hati pada isteri yg telah kau sia2kan?
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
septiana
siap kak semoga sukses selalu 🥰
Upi Raswan
darimu
Ais
mampus emang bego bin gob…k bram ini dr awal terperdaya sm tingkah manis si raina tp apa jdnya malah bram dijadikan pion untuk merebut kembali smua kekuasaan yg hampir wira dapatkan dr ayah bram tanpa bram berusaha cr tau knp ayah raina diturunkan jabatannya dr perusahaan ayah bram
vj'z tri
yah kan kebuka semua .... sepertinya saingan bertambah Bram 🫣🫣🫣🫣
Neni marheningsih
jangan jadi laki bodoh Bram....cari bukti kalau kamu ga pernah tidur SM Rania..katanya orang kaya ko bego..cari tuh hotel yg pernah buat nginep kamu waktu dinas luar...jangan jadi laki bego n tolol 😬
azalea_lea
reyhan baik gak lou baik ama reyhan aza bisa???

🙏👍❤🌹🤭
mama
tmbh mbulet kyk uler keket,bram ny juga bodoh plin plan pula. klu km gk tegas kyk gini trs buyar sudah rmh tangga km bram
Noveni Lawasti Munte
hadeuhhhh pisah ja udah cape deh....menepi dlu saling introspeksi diri kalau memang jodoh pasti ada jalannya untuk bersatu
Neni marheningsih
katanya horang kaya harusnya pakai detektif buat nyelidiki Rania benar hamil dan kalau hamil apa benar SM Bram jangan jadi orang bodoh...di ancam mau di viralkan kenapa takut..horang kaya kan selalu bertindak dengan uang..koneksi banyak kenapa jadi bodoh😬
Myra Myra
jgn BG kesempatan dkt Bram biar dia jadi pandai cikt
Ais
ya dr awal salah bram sdh php sm raina yg jelas”mmg menginginkan kedudukan dan kehormatan dlm keluarga bram dgn berkating seperti wanita lemah lembut baik dan layak dicintai pdhl kenyataannya raina adalah ular kecil yg mmg sengaja disiapkan sm ibunya yg ular piton buat menggigit salah satu putra mahkota keluarga adrian
azalea_lea
nyesek bgt lou jadi cassie udahlah cari yg lain aza...
😭🙏🌹❤👍
Neni marheningsih
mau nanti itu anaknya Bram kek bukan ke....haruse cassie ingat kalimat yg menyakitkan yaitu minta Cassie mati..dr awal bahagia ngapain kasih kesempatan kedua...jangan jadi bodoh hanya karena cinta...mending Cassie pergi jauh dr kehidupan Bram...urus aja perceraian nya dulu mau nanti kembali SM Bram yg penting sembuhkan luka hatimu dulu cassie.kalau tuhan mentakdirkan maka banyak jalan untuk menyatukan cinta kalian
gaby: Jangan balikan lah. Mau itu anaknya bram atau bukan, intinya bram dah pernah nidurin ibunya tuh anak
total 1 replies
Dwi ratna
dah lah pisah aja, jdi jdulnya ganti aj bukan kesempatan kedua tapi istri yg tak dianggap ✌️✌️✌️✌️
Noveni Lawasti Munte
ya pisahlah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!