CINTA AISYAH

Syifa menangis sesenggukan di dalam kamar, sementara Bhumi berlari mengejarnya menuju ke kamarnya.

"Sudahlah jangan bersedih lagi, ambil saja hikmahnya dari kejadian ini, mungkin semua ini adalah teguran untukmu agar kamu lebih menjaga omongan dan tidak menyakiti orang lain lagi !" ucap Bhumi sembari memeluk istrinya

"Aku mau pindah ke rumah Romo saja Mas, kayaknya orang-orang disini pada gak suka sama aku!" keluh Syifa

"Kamu tinggal dimanapun pasti akan sama, kalau kamu tidak merubah sikapmu!" ucap Bhumi

"Tapi setidaknya di rumah Romo tidak ada yang berani menamparku!" jawabnya sembari menyungutkan wajahnya

"Kalau kamu benar-benar istriku pasti mau mendengarku dan akan selalu menurut padaku, ingat Syifa aku tidak bisa meninggalkan Abah dan Maya saat ini, tapi Mas janji akan segera pindah dari sini ketika uang tabungan Mas cukup untuk membeli sebuah rumah untukmu," ucap Bhumi

Syifa hanya diam tanpa memperdulikan perkataan suaminya.

***********

Siang harinya seorang wanita muda datang ke kediaman Kyai Hasan menemui Mas Banyu.

"Kamu Sri ya ?" tanya Banyu

"Inggih Mas, aku Sri ponakannya Mbok Sadiah," jawab gadis itu

" Baik kalau gitu kamu sudah bisa kerja hari ini, dan kamu bisa menempati kamar tamu sebagai tempat istirahat kamu," ujar Bhumi

"Inggih Mas, matur suwun!" jawab Sri

Banyu kemudian mengantar gadis itu menuju ke kamarnya, dan segera menemui Aisyah untuk berpamitan karena ia ingin pergi ke kantornya.

"Sayang, Mas tinggal dulu ya, aku mau ngecek keadaan kantor dulu, sudah empat hari Mas tidak masuk kerja, takut ada sesuatu yang penting dan perlu penanganan dari Mas," pamit Banyu

"Iya Mas, hati-hati," ucap Aisyah

Aisyah bangun dari tidurnya dan berniat mengantar suaminya itu, namun Banyu segera menyuruhnya untuk tetap beristirahat.

"Kamu istirahat saja sayang, lagian kamu masih sakit kan kalau dibawa jalan. Jadi istirahat saja ya?" ujar Banyu lembut

"Iya Mas,"

Banyu kemudian berangkat menuju ke kantornya. Sedangkan Aisyah yang mulai jenuh karena seharian hanya berada dikamar saja, mulai beranjak dari kamarnya untuk mencari udara segar. Ia kemudian duduk di taman tempat dulu ia pertama bertemu dengan Banyu.

"Duuh!! Enak ya!, sekarang jadi nyonya besar tinggal ongkang-ongkang kaki tanpa harus bekerja, terus aja ngalem (manja) dan pura-pura sakit biar semua orang peduli sama kamu. Inget ya Aish kamu itu cuma orang miskin yang di jadikan menantu oleh keluarga ini gara-gara Banyu itu cacat dan tak seorangpun yang mau menikah dengannya , tapi sekarang Banyu sudah sehat dan aku yakin dia pasti akan segera menceraikan kamu dan kembali pada pacarnya Amber!!" ucap Syifa

Aisyah menatap lekat wanita dihadapannya, ia percaya apa yang diucapkan Syifa tidak benar. Ia kemudian berdiri sembari menahan perih di bekas jahitannya.

"Kenapa lo!, gak terima sama ucapan aku!" hardik Syifa ketika Aisyah terus menatapnya lekat

"Aku tahu kamu sangat benci sama aku, tapi kamu tidak perlu mengadu domba antara aku dengan Mas Banyu, karena aku yakin sampai kapanpun Mas Banyu tidak akan meninggalkan aku." jawab Aisyah

"Jangan kepedean kamu, emangnya kamu itu cantik apa!, sampai Mas Banyu harus setia sama kamu, inget Mbak Reni kaka aku itu teman satu kampusnya Mas Banyu dan dia adalah teman dekat Amber pacarnya Mas Banyu yang juga orang yang membuat Mas Banyu jadi lumpuh, Inget!!, Mas Banyu peduli sama kamu itu karena dia kasihan sama kamu, dan Tidak lebih!" ucap Syifa sembari mendorong Aisyah hingga ia tercebur ke kolam di taman.

**Byuur!!!

Syifa yang kaget karena tak mengira Aisyah akan terjatuh segera berlari meninggalkannya karena ia takut kalau ada yang melihatnya.

"Aku harus segera pergi dari sini, jangan sampai Mas Bhumi atau pembantu baru itu melihatku mencelakai Aisyah!" Ia berlari menuju ke kamarnya, sementara Aisyah terus berusaha untuk bangun dari kolam ikan itu, tapi karena kolam yang licin membuatnya selalu jatuh dan terjatuh lagi.

"Syifa!!, apa yang kamu lakukan!!" teriak Bhumi yang langsung berlari kearahnya

"Aku gak ngapa-ngapain kok, Aish jatuh sendiri!!" ucap Syifa membela diri

Bhumi tidak menghiraukan pembelaan dari Syifa, ia segera menceburkan dirinya ke kolam ikan untuk menyelamatkan Aisyah.

Sri yang sedang membersihkan halaman menjadi terkejut ketika melihat Bhumi yang menceburkan diri ke kolam ikan. Karena penasaran ia segera menghampiri majikannya itu.

"Ada apa toh kok rame banget?" tanya Sri penasaran

"Ya ampun mbak kamu kenapa?" tanya Sri kaget

"Tolong kamu bawain sendal Aisyah dan juga buku-buku bacaannny, terua letakan dikamarnya. " perintah Bhumi

"Baik Mas,!" jawabnya

Syifa yang melihat Bhumi begitu peduli pada Aisyah merasa semakin kesal padanya.

"Jadi kau lebih peduli pada iparmu itu dari pada sama istrimu sendiri!" gerutu Syifa

"Aku bahkan tak segan-segan untuk menceraikanmu jika kamu masih suka menyakiti Aisyah!" jawab Bhumi sembari berlalu pergi meninggalkan Syifa yang masih dibakar api cemburu

"Aku benci kamu Mas!!, aku juga benci kamu Aisyah!!, kenapa semua orang menyayangimu dan membenciku!!" teriak Syifa

Bhumi kemudian membaringkan tubuh Aisyah ke atas tempat tidurnya.

"Mbak, tolong gantikan baju Aisyah!" perintah Bhumi

"Baik Mas!" jawab Sri

Gadis itu kemudian dengan cekatan mengganti baju Aisyah yang basah kuyup karena tercebur di kolam.

"Apa sudah selesai mbak?" tanya Bhumi

"Iya Mas,"

"Tolong buatkan teh hangat untuknya!" titah Bhumi, ia kemudian menemui Aisyah untuk mengecek keadaannya

"Apa masih sakit?" tanya Bhumi sambil mengusap Lembut kening Aisyah namun Aisyah segera menepis tangannya

"Sudahlah Mas, tidak usah pedulikan aku, bairkan mbak Sri yang akan merawat ku, lagian aku tidak mau kalau sampai Syifa salah paham dengan kita," ucap Aisyah

"Aku tahu Aish, tapi aku tidak bisa bersikap acuh padamu, entahlah.. walaupun aku sudah berusaha mencintai Syifa tapi karena sikapnya yang tak kunjung berubah membuatku lama-lama membencinya dan ingin sekali menceraikannya," keluh Bhumi

"Sabar Mas, mungkin itu ujian buat Mas, mudah-mudahan dengan terus bersamamu Syifa dapat merubah tabiat buruknya, jadi kalau saran saya Mas jangan buru-buru menceraikan dia, istikharah dulu minta petunjuk sama Gusti Allah," sahut Aisyah

"Entahlah Aish, selama ini aku bertahan karena Abah dan Maya saja, aku sudah putus asa... padahal aku sudah berusaha dan berdoa tiap malam...tapi sepertinya susah merubah tabiat seseorang karena cuma Allah yang bisa merubahnya," Bhumi berusaha meredam emosinya

"Baiklah Aish, aku percayakan semuanya pada Mbak Sri, kalau ada apa-apa segera kabari aku. Kamu tidak perlu sungkan padaku karena tak ada niat jahat dariku, aku ikhlas ingin membantumu saja," Bhumi meninggalkan kamar Aisyah