AKU KEMBALI Jadi ANTAGONIS

Setelah hampir seharian berkuda, akhirnya Xia An Yi dan dua orang tiba di gerbang benteng perbatasan.

Xia An Yi dan dua orang lainnya turun dari kuda, lalu berjalan ke bagian dalam halaman benteng.

"Nona, Xia. Selamat datang di benteng perbatasan," ucap seorang wanita yang datang menyambut Xia An Yi.

An Yi yang masih membawa kudanya, menoleh dan melihat wanita yang tadi menyapanya.

"Kau...."

"Aku sangat senang Nona Xia masih mengingatku,"

"Kau adalah Nona Qiao, bagaimana aku bisa melupakan orang yang sudah memberikan hadiah padaku?"

Qiao tersenyum seraya berjalan mendekati An Yi.

"Aku tidak menyangka, jika Nona Qiao adalah salah satu dari Pasukan yang berada di perbatasan yang begitu berbahaya ini," ucap An Yi.

"Apakah wanita yang terlihat lembut, tidak bisa berada di sini?"

An Yi menggelengkan kepalanya, "Tentu saja bukan begitu,"

"Sudah, Pangeran ketiga menunggumu di dalam,"

"Aku akan segera ke sana, setelah membawa kuda ini,"

"Tidak perlu, biarkan Prajurit lain yang melakukannya. Kau pasti tidak mau dihukum karena tidak segera menemui Pangeran ketiga setelah kau datang ke sini, bukan?"

An Yi terdiam sejenak, "Baiklah jika begitu,"

Setelah menyerahkan kuda yang dia naiki sebelumnya pada salah satu prajurit di sana, An Yi berjalan ke ruangan dimana Pangeran ketiga berada.

Tok tok

"Yang Mulia, saya Xia An Yi," ucap An Yi dari luar pintu.

"Masuklah!"

Krieet!

An Yi membuka pintu ruangan itu, lalu terlihat Pangeran ketiga tengah duduk dan menulis di depan meja.

"Xia An Yi memberi hormat pada Yang Mulia Pangeran ketiga," ucap An Yi seraya memberi hormat.

"Di sini kau tidak perlu melakukan itu, dan kau bisa memanggilku wakil Jenderal,"

"Wakil Jenderal? Bukankah Anda...."

Pangeran ketiga menatap An Yi dengan tajam, kemudian meletakkan kuas yang dia gunakan.

"Sebaiknya Nona Xia menemui Jenderal wanita Qiao, dan berbicara beberapa hal yang harus dan tidak harus Nona Xia katakan selama berada di sini," ucap Pangeran ketiga.

"Maksud Yang...Wakil Jendral, Nona Qiao adalah Jenderal perang wanita di perbatasan ini?"

"Benar. Apa Nona Xia tidak mengetahui itu?"

Xia An Yi menggelengkan kepalanya, "Pantas saja Prajurit yang membantuku membawa kuda, terlihat begitu menghormati Nona Qiao,"

"Baiklah, kau bisa keluar. Seseorang akan membawamu ke tempat tinggal dan tempat latihan," ucap Pangeran ketiga lagi.

"Baik, saya mengerti,"

Xia An Yi berbalik dan berjalan keluar.

"Satu lagi. Aku tidak akan membedakan siapapun di sini. Jadi aku harap Nona Xia tidak..."

"Wakil Jenderal tenang saja, aku tahu kemampuanku sendiri. Karena itu aku mengirimkan surat itu kepada Anda,"

Xia An Yi keluar dari ruangan itu, sementara pangeran ketiga menatapnya tanpa ekspresi.

"Bagaimana? Apa yang dikatakan oleh Pangeran ketiga padamu?" ucap Qiao.

"Jenderal perang Qiao, kau cukup membuat saya sangat terkejut,"

Qiao tertegun dengan sikap An Yi yang menurutnya berubah.

"Dia, setelah keluar dari ruangan Pangeran ketiga. Kenapa auranya begitu pekat, dan juga aku seperti mendapat tekanan,"

Qiao berjalan melewati An Yi, "Aku akan membawamu ke tempat tinggal dan tempat latihan,"

An Yi mengangguk dan berjalan mengikuti Qiao.

[Nona, bukankah seharusnya Pangeran ketiga itu adalah Jenderal perang? Kenapa tadi dia berkata jika dia adalah wakil Jenderal?]

"Kau adalah sistem, dan harusnya lebih tahu dariku. Kenapa kau bertanya padaku yang juga bingung?"

[Nona, meski aku sistem. Tetapi dunia misi ini terlalu banyak teka teki, ada beberapa tokoh yang tidak bisa kita lihat karakternya].

"Jika tidak bisa dilihat, itu artinya kita harus mencaritahu semuanya sendiri denga perlahan,"

[Kau benar! Oh ya Nona, tiga tugas misi hampir berhasil semua].

"Hampir?"

[Benar Nona].

"Bukankah Putra Mahkota itu sudah mengatakan dengan lantang, jika dia hanya ingin menikah denganku. Seharusnya itu sudah berhasil,"

[Tidak, Nona. Dia belum memberitahu keinginannya itu pada Raja di depan banyak orang, jadi dia belum benar-benar ingin menikahi Anda. Karena itu tugas belum sepenuhnya berhasil].

An Yi menatap Tu Tu dengan tajam, sistem kecil itu hanya bisa memeluk kedua telinga panjangnya.

"Jika begitu kau tahu bagaimana harus membantuku, agar laki-laki itu segera berbicara pada Raja. Karena aku akan sangat sibuk di sini,"

[Tetapi Nona...]

"Tu Tu, jika kau ingin aku menyelesaikan tugas tersembunyi. Maka kau juga harus bisa membantuku, membuat Putra Mahkota bicara dengan Ayahnya. Jika tidak, aku juga tidak keberatan untuk tetap tinggal di dunia misi ini, dan tentu saja kau pun akan ikut tinggal di sini bersamaku,"

Kedua mata Tu Tu membulat, wajahnya berubah putih pucat mendengar ucapan Xia An Yi.

[Huaaa, Nona. Kau menindasku].

"Aku tidak peduli, sekarang kau lebih baik pergi dan lakukan apa yang aku katakan!"

An Yi dan Qiao berhenti di depan sebuah lapangan yang cukup luas, di tengah lapangan ada dua arena bertarung. Di samping ada tempat latihan memanah dan berkuda, dan di tempat lainnya terdapat tempat latihan untuk fisik.

"Nona Xia, ini adalah tempat latihan kita di sini. Selama tidak ada pergerakan dari musuh, kita akan berlatih di sini," ucap Qiao.

"Jenderal Qiao, Anda bisa memanggilku An Yi. Bukan kah sebelumnya kita sudah bertemu, dan saya mengatakannya?"

"Baiklah,"

Qiao kemudian menjelaskan beberapa tempat latihan yang akan digunakan oleh Xia An Yi kedepannya.

Selama Qiao menjelaskan, An Yi sangat memperhatikan dan mengikutinya dengan baik.

"Baik, aku sudah menjelaskan semuanya. Hari ini lebih baik kau beristirahat dulu, dan menyimpan barang-barang yang kau bawa. Besok kau bisa memulai latihannya,"

"Terima kasih, Jenderal Qiao,"

Qiao mengangguk, lalu meminta seseorang untuk mengantar An Yi ke tempat istirahatnya.

"Nona Xia ini, dia benar-benar sangat berbeda dengan rumor yang tersebar di kota Yang itu," gumam Qiao.

Xia An Yi melihat sekeliling, dinding benteng terlihat sangat kokoh dan tinggi. Memang pantas jika para musuh tidak dapat merobohkan benteng pertahanan itu dengan mudah.

Ditambah dengan adanya Pangeran ketiga,dan pasukan perang yang kuat.

"Xia An Yi, ini adalah tempat istirahatmu. Di sana adalah tempat istirahat Jenderal Qiao, dan di sana adalah tempat istirahat Jenderal perang kita, sementara di sampingnya adalah tempat tinggal wakil Jenderal," ucap orang yang mengantar An Yi sambil menunjuk ke arah beberapa tempat.

"Baik, aku mengerti. Terima kasih sudah mengantarku,"

"Tidak masalah, setelah ini kita akan menjadi teman seperjuangan. Dan akan berlatih bersama, itu sudah menjadi hal yang seharusnya aku lakukan,"

An Yi mengangguk, kemudian melihat tempat yang akan dia tinggali selama dia berada di perbatasan itu.

[Nona, ruangan ini cukup besar. Aku lihat di sana ada dua tempat tidur lagi, mungkin kau akan satu kamar dengan orang lain].

"Itu tidak masalah, lagi pula di sini bukan rumah atau penginapan. Tidur dengan dua atau tiga orang itu hal yang wajar,"

An Yi berjalan ke ruangan samping, dan di sana terdapat kamar mandi.

"Ruangan ini cukup baik, aku pikir aku akan tidur beramai-ramai dalam satu bangunan, seperti di kam militer dunia modern,"