Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".
Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".
Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".
Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.
Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
Dibagian dalam hutan kabut, Ray Zen, Han Yu, dan beruang besar yang bernama Bear, bergerak cepat melompati dahan setiap pohon yang ada. Mereka terus bergerak kearah timur, mengikuti arahan dari Bear. Tebalnya kabut yang menyelimuti hutan, tidak menjadi masalah bagi mereka. Para binatang buas yang merasakan aura mengerikan dari mereka, berlari menjauh.
Sebelumnya, setelah Ray Zen mengalahkan mereka berdua dalam bertaruh, Han Yu dan Bear menepati janjinya untuk menjadi bawahan Ray Zen. Mereka berdua bersumpah akan selalu setia kepada Ray Zen.
Ray Zen pun bertanya kepada Han Yu dan Bear tentang keadaan hutan kabut. Penjelasan Han Yu tidak jauh berbeda dari apa yang sudah Ray Zen ketahui. Sementara Bear memberikan penjelasan yang lebih rinci, yang tidak diketahui oleh banyak orang. Bear mengatakan jika didalam hutan kabut terdapat 7 binatang buas ratusan ribu tahun, dimana salah satunya adalah Bear sendiri.
Ketujuh binatang buas ini tersembunyi di kedalaman hutan kabut, sehingga sangat sulit ditemukan. Mereka bertujuh menjadi penguasa para binatang buas yang ada. Jarang sekali keberadaan mereka diketahui oleh orang banyak, baik itu kultivator ataupun orang awan lainnya. Hanya rumor tentang adanya binatang buas ratusan ribu tahun saja yang bisa diketahui.
Ray Zen terlihat senang akan hal itu. Senyuman khasnya kembali terlihat. Ternyata dugaannya benar, hutan kabut menyimpan banyak harta karun didalamnya. Wajar saja saat berada diluar hutan bersama Bai Hu, Ray Zen bisa merasakan banyak aura-aura yang sangat kuat di kedalaman hutan kabut.
Ray Zen meminta Bear untuk mengantarkannya ketempat para binatang buas itu. Awalnya Bear menolak karena itu sangat berbahaya, tetapi karena itu merupakan perintah dari Ray Zen, mau tidak mau Bear harus melakukannya. Bear lalu mengajak Ray Zen ketempat salah satu binatang buas ratusan ribu tahun terdekat dari tempat mereka berada. Han Yu yang juga telah menjadi bawahan Ray Zen, ikut serta dalam perjalanan itu.
Lima belas menit perjalanan, Bear memperlambat langkahnya. Ia turun dari atas pohon, diikuti oleh Ray Zen dan Han Yu.
"Itu dia tempatnya tuan." kata Bear sambil menunjuk sebuah Goa besar yang tertutupi semak di luarnya. "Goa ini adalah tempat kediaman Raja Kelelawar Merah. Dia memiliki kekuatan dan kecepatan yang luar biasa hebat. Tuan harus berhati-hati menghadapinya." lanjut Bear.
"Hmm." balas Ray Zen lalu perlahan berjalan memasuki Goa.
Goa itu cukup besar dan gelap, hanya sedikit cahaya matahari yang masuk kedalamnya. Suara serangga-serangga kecil juga terdengar berisik. Hampir seluruh dinding goa ditutupi dengan lumut yang mengeluarkan cairan berlendir.
Ray Zen terus memasuki goa, mengikuti aura binatang buas yang ia rasakan. Hingga tepat dipusat goa, Ray Zen menemukan seekor kelelawar besar yang ukurannya seperti manusia dewasa, berwarna merah darah. Kelelawar itu sedang tertidur lelap. Kedua kakinya menempel didinding atas goa, sementara kepalanya berada dibawah.
"Sepertinya dia Raja Kelelawar yang disebutkan Bear tadi." batin Ray Zen.
"Hei.., Kelelawar jelek bangunlah." katanya sedikit keras. Tetapi tidak ada respon dari kelelawar itu, seakan tidak terganggu dengan panggilan Ray Zen.
"Baiklah kau yang memaksaku."
Taakk....
Ray Zen melemparkan batu yang cukup besar yang berada didekatnya, tepat mengenai kepala dari Raja kelelawar.
"Arghhh.., bangsat. Siapa yang berani mengganggu tidurku." teriaknya marah. Kelelawar itu mengelus kepalanya yang terkena batu. Bola matanya tertuju kepada pemuda yang sedang tersenyum mengejek.
"Hei kelelawar jelek, kau tidur seperti bangkai saja, tidak ada kesadaran sama sekali." ucap Ray Zen santai.
"Lancang sekali kau manusia, Apa kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa ha?" bentaknya.
Ray Zen mengayunkan tangannya, cahaya keemasan berbentuk sabit tercipta seketika—bergerak cepat memotong sayap kiri dari raja kelelawar. Cipratan darah mengalir deras dari sayapnya.
"Kau terlalu banyak bicara kelelawar jelek."
"Arghhh.., Kurang ajar.., kubunuh kau." kelelawar itu berteriak keras. Ia sangat murka melihat sayap kirinya putus seketika, Kecepatannya meningkat menyerang Ray Zen.
Walaupun hanya dengan satu sayap, kelelawar itu masih bisa terbang dengan baik. Dia memanfaatkan kurangnya cahaya didalam goa untuk menyerang Ray Zen. Cakar dan taringnya yang tajam berusaha menyerang titik-titik vital tubuh Ray Zen.
Ray Zen melompat ke dinding-dinding goa, terus menghindari serangan-serangan itu. Terkadang ia juga menangkis kibasan sayap dari kelelawar itu.
"Matilah kau.., Kibasan Sayap Kelelawar Merah."
Ucap kelelawar itu setelah mengambil jarak dari Ray Zen. Tebasan sayap berwarna hitam keunguan mengarah ke Ray Zen.
Ray Zen mengibaskan tangannya lagi, cahaya keemasan kembali muncul, lalu bergerak cepat, hingga berbenturan dengan tebasan sayap milik raja kelelawar.
Boom...
Ledakan besar terjadi. Dinding-dinding goa bergetar hebat. Retakan-retakan kecil terlihat disana.
Raja kelelawar sangat kesal melihat serangannya dapat di hancurkan dengan mudah. Dia meningkatkan aura kekuatannya. Seluruh tubuhnya penuh dengan energi yang bergejolak. Sayap kirinya yang telah terpotong perlahan mulai tumbuh kembali. Teriakannya melengking memenuhi seluruh goa.
Dibagian luar goa, Han Yu dan Bear sangat terkejut merasakan aura yang begitu kuat. Aura itu cukup untuk mengintimidasi mereka. Mereka pun segera berlari memasuki goa, memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Matilah kau manusia keparat.
Aura Raja Kelelawar
Tebasan Raja Kelelawar Merah
Gigitan Darah Merah."
Raja kelelawar itu menggunakan tiga keterampilan sekaligus untuk menyerang Ray Zen. Aura yang begitu besar membuat suasana didalam goa semakin mencekam. Tebasan silang berwarna merah darah terbentuk, melaju menyerang Ray Zen. Kedua taring dari kelelawar itu juga semakin panjang dan runcing. Raja kelelawar itu bergerak cepat mengikuti tebasan sayap yang ia ciptakan.
Merasakan serangan yang bertubi-tubi, Ray Zen mengeluarkan belatinya. Dengan sedikit energi, ia menebaskan belatinya kearah serangan kelelawar itu. Sebuah cahaya kebiruan yang indah terbentuk. Cahaya biru itu dengan mudah menghancurkan tebasan sayap raja kelelawar dan membelah tubuh raja kelelawar yang ada dibelakangnya. Tubuh raja kelelawar terjatuh, memperlihatkan matanya yang tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dia mati dengan mudah ditangan seorang manusia.
Han Yu dan Bear yang baru saja masuk kedalam goa belum sempat menyaksikan apa yang terjadi. Mereka hanya melihat Ray Zen yang tersenyum disamping tubuh raja kelelawar merah yang telah terbelah menjadi dua bagian.
"Bagaimana kau melakukannya nak?" tanya Han Yu. Dia sangat terkejut melihat tubuh raja kelelawar yang sudah tidak bernyawa. Raja kelelawar yang berusia ratusan ribu tahun dapat dibunuh oleh seorang anak yang bahkan belum berusia 20 tahun. Sungguh hal yang sangat mustahil.
"Tuan, kau benar-benar luar biasa. Aku saja akan sangat kesulitan menghadapi Raja kelelawar ini, tapi kau bisa membunuhnya dengan mudah tanpa terluka sedikitpun." puji Bear, setelah memeriksa tubuh Ray Zen yang tidak terluka, dan mayat dari raja kelelawar merah.
"Bangkitlah..," ucap Ray Zen.
Tubuh dari Raja Kelelawar Merah itu kembali bangkit dalam wujud bayangan berwarna merah darah. Auranya semakin kuat dan penuh dengan energi. Kekuatannya juga semakin meningkat.
"Necromander?" ucap Han Yu dan Bear bersamaan. Mereka berdua saling bertatapan, lalu melihat kearah Ray Zen.
"Siapa sebenernya anak ini? Mengapa ia mempunyai kekuatan yang begitu hebat. Necromander adalah keterampilan sihir yang sangat sulit untuk dipelajari. Tetapi ia telah menguasainya? Bahkan menggunakannya untuk membangkitkan binatang buas ratusan ribu tahun? Anak ini sangat menakutkan."
"Sudah kuduga anak ini pasti memiliki kekuatan yang sangat besar. Hanya saja ia menyembunyikannya. Kekuatannya bahkan sangat jauh melebihi ayahnya. Aku sangat penasaran dengan perjalanan anak ini untuk menjadi yang terkuat."
Batin Bear dan Han Yu setelah melihat Ray Zen membangkitkan raja kelelawar merah.
Raja kelelawar merah berlutut dihadapan Ray Zen. "Hormat hamba tuan." ucapnya dengan suara serak.
"Hmm, ternyata kau bisa bersuara juga. Baiklah karena kau cukup kuat, aku akan memberimu nama. Namamu sekarang adalah War." ujar Ray Zen.
"Terimakasih Tuan." War segera menghilang memasuki bayangan Ray Zen.
"Bear, Antarkan aku ketempat selanjutnya."
"Ba.. Ba.. Baik tuan." ucap Bear terbata-bata.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...