Semua menginginkan kisah cinta yang sangat manis dan mulus termasuk aku. Menjadi anak konglomerat dan dikelilingi orang-orang yang selalu menyayangiku tak cukup membuatku bahagia karena aku hanyalah wanita yang ingin merasakan cinta. Menyakitimu bukanlah keinginanku namun takdir lah yang mempermainkan kita.
Masuk kedalam sebuah hubungan rumit yang membuat banyak hati terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratnadewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jantungku bermasalah.
"Maaf ya Ca sudah membuatmu menunggu lama" ucap Aldi saat sudah masuk ke dalam mobil.
"Tak apa kak, aku yakin tadi kakak mengobrol sesuatu yang penting dengan papa" jawab Aletta.
"Kita jalan sekarang ya," ucap Aldi.
"Oke kak" jawab Aletta sambil tersenyum manis.
Aldi yang melihat sabuk pengaman Aletta belum terpasang langsung mendekati Aletta.
"Kak, kau mau apa??" tanya Aletta saat melihat Aldi mendekatkan wajahnya.
"Kak,," ucap Aletta.
Jantungnya berdegup sangat kencang. Ia pun memejamkan matanya.
Aldi yang awalnya ingin memasangkan seat belt pun entah mengapa malah menatap bibir mungil milik Aletta. Bibir yang pernah ia rasakan itu, bibir yang menjadi pertama ia sentuh itu. Ia ingin sekali menyentuh bibir itu namun pikiran sehatnya pun muncul kembali. Ia langsung menggelengkan kepalanya.
Klikk,,, Bunyi seat belt itu.
"Lain kali pakai dulu sabuknya" ucap Aldi.
Aletta yang mendengar langsung membuka matanya dan tersenyum kikuk.
"Emhh iya kak" jawab Aletta sambil memalingkan wajahnya.
"Bodoh, mengapa aku harus memejamkan mataku sih." Bathin Aletta.
"Kamu mau langsung ke kantor kan??" tanya Aldi.
"Emhh, iya kak"
"Oke baiklah" jawab Aldi dan langsung melajukan mobilnya.
"Bagaimana perusahaan yang kamu pimpin sekarang Ca??"
"Sedang ada peningkatan yang cukup signifikan kak"
"Benarkah?? Wah kau memang hebat sekali" puji Aldi.
"Semua juga berkat kakak yang mengajarkan aku tentang dunia bisnis lebih mendalam"
"Itu karena kecerdasan yang kamu miliki melebihi rata-rata sehingga kamu bisa dengan cepat menguasai dunia bisnis ini. Bahkan bulan lalu saja kamu dinobatkan menjadi CEO muda paling sukses di Indonesia"
"Itu tidak membuatku bangga kak. Harta, tahta, gelar bukanlah segalanya bagiku. Yang terpenting adalah orang-orang terdekatku selalu menyayangi aku" ucap Aletta.
"Kau benar Ca"
Mereka memang dipercaya oleh papa Leo untuk mengurus perusahaan yang ada di kota ini. Mengingat betapa besarnya perusahaan sehingga di kota ini saja ada tiga perusahaan Lee dan Wijayanto.
Papa Leo dan mama Dita memimpin di perusahaan pusat sedangkan Aletta dan Aldi sama-sama memegang perusahaan cabang.
"Kak bisa lebih cepat sedikit tidak?? Pagi ini aku mau meeting" ucap Aletta.
"Ya Tuhan, kenapa kau tak bilang dari tadi Ca. Jam berapa kamu meeting??"
"Jam delapan kak"
"Ya Tuhan, ini sudah jam setengah delapan. Waktu kita tak akan cukup. Bagaimana jika kita lewat jalan pintas saja?? Jalannya memang sepi dan tak ada perumahan warga namun itu bisa menghemat waktu kita 15 menit"
"Boleh kak, yang penting kita bisa segera sampai" ucap Aletta sambil terus melirik jam tangannya.
Ia hari ini sudah ada janji meeting dengan salah satu kliennya. Klien kali ini memang hanyalah klien biasa namun Aletta sangat menghargai waktu dan seseorang sehingga ia selalu menyempatkan diri untuk menemui para kliennya meski itu bisa diwakilkan oleh sekretarisnya.
Aldi pun membelokkan mobilnya melewati jalan kecil dan sempit untuk sebuah mobil.
Baru Lima menit berjalan, tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi pun oleng,
"Loh kenapa ini kak??" tanya Aletta.
"Sepertinya ada masalah. Kita turun didepan itu ya" ucap Aldi yang dibalas anggukan oleh Aletta.
Mereka pun turun dari mobil dan Aldi mengecek mobilnya.
Dan benar saja jika ban mobil mereka ada yang bocor.
"Aahhh ternyata benar" ucap Aldi.
"Kenapa kak??" tanya Aletta
"Bannya bocor Ca"
"Ya Tuhan, lalu bagaimana kak??" tanya Aletta.
"Aku telepon orang bengkel dulu ya untuk memperbaikinya. Kebetulan aku tidak bawa ban serepnya" ucap Aldi sambil berlalu.
"Iya kak,"
Aletta pun kembali masuk kedalam mobil.
Tak lama Aldi ikut masuk kedalam mobil.
"Kok sebentar kak??"
"Disini tidak ada sinyal Ca. Kau lihat langit itu kan?? Gelap gulita, kakak rasa mau turun hujan" ucap Aldi.
Aletta pun segera mengecek ponselnya dan benar saja ponselnya pun tak ada sinyalnya.
"Lalu kita harus bagaimana kak??"
"Mau tak mau kita harus menunggu hujan reda dan berharap ada sedikit sinyal untuk menghubungi seseorang agar menjemput kita. Tak mungkin kita berjalan karena hujan pasti sebentar lagi akan turun" jawab Aldi.
"Baiklah kak"
Mereka pun menunggu di dalam mobil dengan suasana hening tanpa pembicaraan karena mereka tengah larut dalam pikiran masing-masing.
"Tuh kan benar hujan deras" ucap Aldi saat merasakan air langit jatuh membasahi bumi itu.
"Kak, hujannya deras sekali. Aku takut" ucap Aletta.
"Jangan takut Ca, ada kakak disini" ucap Aldi.
Ia melirik ke arah Aletta yang sedang kedinginan. Refleks ia melepaskan jas yang ia pakai dan memakaikannya di Aletta.
"Kak ini,"
"Pakai saja, kamu pasti kedinginan kan??"
"Tapi apa kakak juga tidak kedinginan??"
"Aku laki-laki harus terbiasa Ca" ucap Aldi.
Duarrrrr,,,..
Suara petir seiring kilat menyambar berbunyi sangat keras membuat Aletta yang mendengar langsung memeluk tubuh Aldi yang ada di jok sampingnya.
"Akhh" teriak Aletta.
"Tenang Ca, tidak usah takut. Ada kakak disini" ucap Aldi.
Aletta yang ketakutan hanya semakin mengeratkan pelukannya saat mendengar suara petir menggema kembali.
"Hey, dengar kakak, kamu tak akan kenapa-kenapa" ucap Aldi sambil memangku pipi Aletta.
Tatapan mereka pun bertemu,
Entah dorongan dari mana, lagi-lagi Aldi merasa sangat tergoda saat melihat bibir mungil Aletta. Hingga tanpa sadar ia mengecup sekilas bibir itu yang mana membuat Aletta tersentak dan mendorong Aldi.
"Ca, aku,,,"
"Kak, sinyalnya sudah ada sebaiknya kakak seger menghubungi montir agar kita segera sampai" ucap Aletta sambil memalingkan wajahnya karena masih terkejut dan berpura-pura memencet ponselnya.
Aldi pun segera mengecek ponselnya dan benar saja sinyalnya perlahan mulai kembali.
"Baiklah," jawab Aldi kemudian menghubungi seseorang. hi
Tak lama kemudian, sebuah mobil datang dan berhenti tepat disamping mobil yang mereka naiki.
"Tuan, apakah sudah lama??"
"Tidak, kau urus mobilku dan aku akan membawa mobilmu" ucap Aldi.
"Baik tuan, ini kuncinya" ucap pria itu sambil memberikan kuncinya.
"Terimakasih" ucap Aldi kemudian masuk kedalam mobil itu diikuti oleh Aletta.
Hening dan tak ada suara karena mereka sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Mengapa aku tidak menolak sewaktu kak Al menciumku?? Mengapa aku diam saja seperti orang bodoh?? Lagipula mengapa kakak menciumiku?" Bathin Aletta.
"Sial, kenapa dengan aku ini?? Mengapa aku bodoh dan lancang. Bagaimana jika dia marah seperti waktu itu?? Sebaiknya aku harus membicarakannya nanti sepulang dari kantor. Ada apa dengan jantungku ini?? Sepertinya jantungku bermasalah" bathin Aldi.
Mobil pun berhenti tepat didepan kantor Aletta.
"Terimakasih kak" ucap Aletta.
"Sama-sama, nanti siang Kaka jemput untuk makan siang ya"
"Iya kak"
"Baiklah aku pergi dulu"
"Hati-hati di jalan"
Aldi pun mengangguk dan langsung melajukan kendaraannya.
aku jadi ikut baper dan haluuu thoor