Dalam menggapai cita citanya menjadi seorang Kultivator dengan kultivasi yang tinggi, Yan lan dengan sekuat tenaga terus berlatih dan pada akhirnya dia menjadi kultivator yang tak tertandingi di Benua Permata Hijau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siluman serigala punggung perak
Setelah semalaman melakukan pertarungan dengan Biyao yang merupakan kultivator roh, membuat tubuh Yan Lan terasa sangat lelah.
Setibanya di depan Goa rencananya Yan Lan akan meminum beberapa pil penambah energi dan melakukan penyerapan Qi alam yang ada di tempat itu sebelum memasuki goa, akan tetapi sebuah suara telah mengejutkannya.
"Yan er darimana saja kau setelah semalaman ini tak pulang?" tanya ketua Dong Wung.
Yan Lan terdiam, dia tak mungkin mengatakan kalau dirinya habis bertarung dengan salah satu orang terkuat yang dulunya pernah merajai dunia kultivator di Benua Permata Hijau.
Tak lama ketua Won Dai, Won Chai dan Zhao Quin ikut bergabung dengan ketua Dong Wung.
Mereka menunggu kejelasan dari mana Yan Lan semalam dan mengapa dia pulang dengan wajah kelelahan seperti habis bertempur.
Yan Lan berfikir sejenak, dan akhirnya Yan Lan menemukan solusinya. Senyuman perlahan keluar dari sudut bibirnya.
"Aku pergi mencari jalan tercepat untuk melewati hutan kematian ini dengan aman, dan aku juga telah menemukan jalan menuju hutan alam lelembut," ucap Yan Lan.
"Bagus Yan Lan, kalau kau memang telah menemukan jalannya, lebih baik kita segera berangkat kesana," ucap Ketua Dong Wung bersemangat.
Yan Lan menarik napas dalam dalam dan menghembuskannya keluar secara perlahan lahan. "Mengapa kalaian tak memberikanku waktu sedikit untuk ku beristirahat walau pun itu hanya sejenak," batin Yan Lan.
Yan Lan tak bisa menolak ke inginan ketua Dong Wung yang sangat bersemangat untuk menuju ke air terjun, dimana terdapat teratai roh kemilau putri tumbuh di dalam sana.
Sepanjang perjalanan Zhao Quin terlihat sangat kesal dengan cara Won Chai mencari perhatian dari Yan Lan.
"Kakak Yan ini ada kue kering buatanku untuk sekedar menghilangkan rasa lapar di tubuhmu tentunya kau belum ada makan dari tadi malam bukan?" tanya Won Chai sambil tersenyum kepada Yan lan.
"Ia adik!!, trimakasih untuk kue keringnya," jawab Yan Lan. Yan Lan memakan kue kering yang di berikan oleh Won Chai dengan lahap, Won Chai sangat senang melihat Yan Lan memakan kue kering pemberiannya itu.
Melihat hal itu, Zhao Quin menjadi gusar dengan kelakuan Won Chai, dengan cepat dia melangkah ke arah Yan Lan dan Won Chai berada.
"Kakak Yan, ini kubawa kan air minum untukmu, dan ingat kakak Yan, kecantikan bisa menutupi keburukan hati seseorang," ucap Zhao Quin sambil melirik kearah Won Chai.
Mendengar hal itu Won Chai meradang. "Apa maksudmu kakak Zhao Quin!? aku tau perkataan kakak Zhao Quin itu pasti tertuju padaku!!" hardik Won Chai.
"Aku tak menuduh mu, kamu saja yang merasa seperti itu, berarti kamu....?" ucap Zhao Quin yang menggantung kalimatnya.
"Kamu..!!" teriak Won Chai sambil menunjuk muka Zhao Quin.
Won Chai telah mencabut pedangnya, begitupun dengan Zhao Quin, mereka telah bersiap siap untuk bertarung, akan tetapi sebuah suara yang mengandung Qi yang sangat kuat harus menghentikan perdebatan mereka.
"Hentikan!!" aku tak mau ada keributan dalam rombongan ini," ucap ketua Won Dai.
Semua terdiam begitupun dengan Yan Lan.
"Aku minta kalian bertiga jangan memancing keributan yang akan mengakibatkan para binatang buas yang berada dalam hutan ini menjadi terusik dan pada akhirnya menuju kemari," ucap ketua Won Dai kembali.
Setelah kejadian itu, baik Yan Lan, won Chai dan Zhao Quin mereka bertiga terdiam, larut dalam pikiran mereka masing masing.
Yan er, kemana arah yang harus kita tuju selanjutnya," ucap ketua Dong Wung.
Kearah sana paman Dong, di sana terdapat gunung dengan bebatuan yang cadas, setelah melewati gunung batu cadas itu, kita akan memasuki hutan alam lelembut karena pegunungan itu merupakan perbatasan antara hutan kematian dan hutan alam lelembut itu," jawab Yan Lan sambil menunjuk ke arah depannya.
"Tapi paman, disana terdapat siluman serigala punggung perak yang kepintaran cara berpikirnya sudah seperti manusia, konon katanya selain cerdas para siluman itu suka menodai para wanita muda," ucap Yan Lan kembali.
"Aku mengerti sekarang Yan er, memang dahulu pernah ada kejadian di klan Wang, dimana para wanita mudanya di culik dan di perkosa oleh para siluman serigala, yang mengakibatkan para wanita itu hamil. Anak dari hasil persilangan antara siluman serigala dan manusia itu, di bawa pergi oleh sang siluman entah kemana," ucap Dong Wung.
"Kejadian itu terus berlanjut ke beberapa klan lainnya, hingga para ketua klan di 12 klan yang ada, menurunkan para Asasinnya yaitu prajurit pilihan dengan kultivasi di level yang tinggi untuk membantai siluman punggung perak sampai ke akar akarnya," ucap Dong Wung kembali.
Kita harus tetap waspada, jangan biarkan Won Chai dan Zhao Quin lepas dari pantauan kita paman," ucap Yan Lan.
Ketua Won Dai dan ketua Dong Wung menganggukkan kepalanya mengiyakan.
Diam diam di hati Zhao Quin dan Won Chai di landa kegelisahan yang teramat sangat, mereka kepikiran tentang ucapan Yan Lan yang mengatakan kalau siluman serigala itu menyukai wanita muda.
Won Chai mendekati Zhao Quin yang sedang melamun memikirkan perkataan Yan Lan tentang kesukaan sang serigala siluman punggung perak terhadap wanita muda.
"Kakak Zhao Quin apa yang akan kau lakukan apa bila kau tertangkap oleh sang siluman serigala?" tanya Won Chai.
"Aku akan bunuh diri dari pada aku harus melayani nafsu binatang mereka," jawab Zhao Quin.
"Dan kau sendiri bagai mana Won Chai?" tanya Zhao Quin.
"Kalau aku sih..., ya pastinya akan bersenang senang dengan mereka, 100 siluman serigala pun ku layani," jawab Won Chai dengan tawa yang lepas.
Melihat kelakuan Won Chai yang genit, Zhao Quin pun langsung menyubit perut Won Chai dan ikut tertawa lepas bersamanya. Perselisihan mereka berdua pun akhirnya mencair.
tar di alam dewa nambah lagi
lanjuuuuuut