Mahda Qaireen, gadis dari pasangan Haniyah dan Zein. Perjalanan cinta nya cukup rumit, ia mengejar namun tak pernah bisa ia gapai.
Kembali di patahkan dan mencoba meminta yang terbaik, siapa sangka jatuh cinta pada orang yang begitu dekat dengan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu
"Asaalamu'alaikum" ucap seseorang dari luar pintu.
Mahda yang kebetulan tengah duduk di ruang tamu lantas segera berjalan ke arah pintu, membukakan tamu yang tengah berdiri di luar menunggu si empu nya rumah menyuruh nya masuk.
"Wa'alaikum salam" jawab Mahda saat membuka pintu tersebut.
Dua wanita seusia Mahda tengah berdiri dengan wajah tersenyum menunggu Mahda.
"Akhir nya, gak nyasar kalian" ucap Mahda pada Fiana dan Zakia.
"Gak mungkin kita ke sasar, Yebba ente terkenal mana mungkin orang pada gak tahu" balas Fiana lalu mengikuti Mahda, melenggang masuk ke rumah besar milik Zein.
Hayooo, siapa yang ngira yang ngucapin salam itu ustadz Syihab?😁
Mahda sebagai tuan rumah segera membawa tamu nya ke ruang keluarga di lantai atas. Seperti ucapan Yemma nya kemarin, hari ini teman abang nya pun akan ada yang berkunjung ke rumah.
"Ke atas nih Da?" tanya Zakia.
"Iya, sohib abang mau ke sini kata nya. Takut ketemu kalau di bawah. Di kira nya nanti sengaja ketemuan di mari lagi" jelas Mahda.
"Siapa?" tanya Fiana lagi penasaran.
"Eh, gak tau juga ya. Ana gak nanya sama Yemma soal nya" jawab Mahda yang bingung.
Mahda baru ingat ia tak menanyakan pada Yemma nya siapa teman abang nya yang akan berkunjung hari ini.
Beberapa makanan ringan sudah tersedia, tertata rapih di atas karpet turki yang Zein import langsung dari Turkey. Beberapa pernak pernik hiasan menambah tampilan semakin megah di ruangan tersebut.
*
*
*
"Assalamu'alaikum" ucap seseorang dari luar.
Mahda yang kebetulan lewat setelah mengambil air dari dapur samar-samar mendengar ucapan salam dari luar rumah.
Melihat sekeliling rumah yang kosong karna mba yang biasa ada di rumah tengah berada di rumah jiddah Ita untuk sementara waktu.
Dengan pelan Mahda menaruh air yang di bawa nya, lalu berjalan menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.
"Wa'alaikum sa-lam, eh ustadz" ucap Mahda gugup melihat seseorang di depan nya.
"Mmm, Aly nya ada?" tanya orang tersebut.
Mahda terdiam sejenak melihat pria di depan nya. Paras tampan yang mampu membius insan wanita jika memandang nya.
Mahda menggelengkan kepala nya cepat, buru-buru mengambil kewarasan nya. Karna melihat makhluk Tuhan di depan nya yang begitu tampan membuat nya sedikit oleng dan iman nya melemah seketika, cih lebay.
"Eh, ada ustadz. Silahkan masuk ! Ana panggilkan dulu" ucap Mahda berbicara seformal dan sesopan mungkin.
Buru-buru Mahda naik ke lantai atas dan menuju kamar Aly yang bersebrangan dengan kamar nya.
"Bang, ada ustadz Syihab" ucap Mahda asal nyelonong masuk ke kamar Aly tanpa mengetuk pintu.
"Allah kareem" refleks Aly kaget melihat Mahda yang masuk tiba-tiba. Sedangkan diri nya bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk.
Persis kelakuan siapa ya ini?🤔
"Mahda, masuk ketuk pintu dulu dong, gak sopan asal nyelonong aje" gerutu Aly dan langsung menyambar baju kaos dari lemari nya.
"Cih, abang juga suka asal nyelonong ya ke ghurfah (kamar) Mahda" balik ketus Mahda.
"Iya, iya. Ngapain? Ada siapa tadi?" tanya Aly mengakhiri perdebatan nya. Aly sadar takkan menang jika melawan kicauan Mahda.
"Ada ustadz Syihab noh di bawah" jawab Mahda dan segera keluar dari kamar Aly.
*
*
*
Jika wanita sudah berkumpul maka tak jauh-jauh dari ghibah. Begitu pun dengan yang sekarang tengah terjadi di lantai atas rumah Zein, 3 wanita tengah berghibah ria dengan sesekali tawa lepas terdengar di antara mereka. Bercerita kesana kemari, saling melempar ejekan dan cibiran pun tak luput mereka lakukan. Namun tak ada yang tersakiti, semua itu hanya gurauan.
"Kak, bantuin Yemma masak yuk!" ajak Haniyah mengahampiri sang putri yang tengah berghibah ria dengan ke dua teman nya.
"Loh, mba nya belum kesini lagi?" tanya Mahda.
"Belum. Mungkin nginep di jiddah. Ayo bantuin, kasian temen-temen nya kalaperan tuh" ajak Haniyah lagi.
Mahda pun segera bangkit setelah berpamitan pada ke dua teman nya. Namun baru beberapa langkah mereka langsung mengikuti Mahda dan berniat membantu nya.
Dengan gesit Mahda, Fiana dan Zakia memotong dan membantu Haniyah mengolah bahan makanan tersebut.
"Yemma, Mahda pinter masak ya?" tanya Fiana pada Haniyah.
"Pinter ngabisin nya" celetuk Mahda.
"Ih, serius loh ini" rengek Fiana.
Haniyah hanya tersenyum melihat anak dan ke dua teman nya yang penasaran apakah putri nya pintar memasak atau tidak.
"Bisa, sedikit-sedikit. Nanti belajar" tutur Haniyah lembut.
Mereka berempat terus mengobrol sembari menyiapkan masakan, hingga sajian ayam taliwang, udang goreng crispy dan sambel bawang juga lalapan tersedia di meja makan. Tak lupa nasi putih yang masih mengepul turut mereka hidangkan. Sop buah dengan isian berbagai buah-buahan Haniyah suguhkan untuk teman-teman anak nya.
"Wah makan enak nih" tiba-tiba Aly muncul di belakang Mahda.
Fiana dan Zakia sontak langsung menundukan pandangan nya saat Aly mengahmpiri mereka. Seperti pada biasa nya, santri putri akan menunduk jika bertemu dengan lawan jenis.
"Bang, ajak temen nya makan gih, mumpung masih anget!" titah Haniyah.
"Mba-mba aja dulu, nanti kita nyusul" timpal Aly.
"Ih, abang aja dulu lah. Kita nanti mau makan di sini" saran Mahda dan menaikan ke dua alis nya.
Bernegosiasi dengan sang kakak yang berdiri di hadapan nya.
"Ya kher, ana panggil Syihab dulu" pamit Aly dan berjalan menuju samping rumah, tempat di mana Aly dan Syihab bercengkrama.
Hah, ustadz Syihab?
Fiana dan Zakia terkejut mendengar teman Aly yang datang ke sini ternyata adalah ustadz Syihab. The most wanted boy di pesantren mereka, lebih jelas nya.
Mahda, Fiana dan Zakia segera berlalu ke arah ruang tengah, menghindari Aly dan Syihab yang hendak makan.
Di sela itu, Fiana dan Zakia menggerutu karna Mahda tak memberi tahu mereka bahwa ustadz Syihab datang kesini.
Kalau tau, gue dandan yang hally
Ucap Fiana dengan pede nya. Pun dengan Zakia yang sama bertingkah berlebihan saat tau ada Syihab di sini.
"Gue penasaran, pengen lihat rejal gas'ah yukul" celoteh Fiana konyol.
"Siapa?" tanya Zakia seperti terkejut dengan ucapan Fiana.
"Ke dua nya" jawab Fiana santai.
"Ustadz Aly sama ustadz Syihab?" tanya Zakia lagi.
"Iye skuut (diam). Nanti kedengeran" ancam Fiana.
"Hih, biasa aja kali" timpal Mahda dengan mengendikan bahu nya. Merasa terlalu berlebihan dengan ucapan sahabat nya tersebut.
Hingga waktu nya tiba Mahda dan teman-teman nya makan. Mereka duduk berjejer di meja makan. Mengambil masing-masing menu makanan yang mereka inginkan.
Adab ketika makan mereka terapkan, tak boleh berbicara hingga makanan di piring masing-masing tandas.
Tanpa mereka ketahui ada sepasang mata yang menatap mereka dari luar. Siluit senyuman manis merekah di bibir tebal milik salah seorang dari ke dua pria yang tengah bercengkrama di saung kecil.
Hally
Ucap nya lirih.
🍀🍀🍀🍀🍀
Siapa nih siapa euy? Ahhh, kelean lebih pintar biasa nya😁
Jangan lupa like dan coment nya ya cintah