NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Pagi hari yang cerah ini Aina berniat untuk pergi ke pasar tradisional karena bahan kebutuhan pokoknya sudah habis. Tapi, saat dia membuka pintu dia melihat Arjuna sedang tiduran di bangku kayu yang ada di depan rumahnya.

"Lah ini anak gak pulang memangnya?" gumam Aina.

"Arjuna bangun ish!" ucap Aina membangunkan Arjuna tapi Arjuna tak bangun-bangun.

"ARJUNA BANGUN," teriak Aina tepat di telinga Arjuna membuat Arjuna jatuh dari bangku kayu itu.

"Awshhh," ringis Arjuna.

"Elo kenapa sih hah teriak-teriak kaya gitu? sakit nih pinggang gua," omel Arjuna sambil mengelus pantatnya yang sakit.

"Ya maaf, tapi jangan salahin aku dong, kamu sendiri ngapain tidur di depan rumah aku? emangnya kamu gak punya rumah apa?" tanya Aina.

"Kalo bukan karena lo, gua udah ogah buat tidur di depan rumah orang," sinis Arjuna.

"Ya udah jangan salahin aku, wong aja gak maksa kamu buat tidur di sini," ucap Aina dan pergi dari hadapan Arjuna dan menaiki motor maticnya.

"HARUSNYA LO ITU BERSYUKUR Diperjuangkan SAMA COWO GANTENG KAYA GUA," teriak Arjuna dengan pedenya tapi tak ditanggapi oleh Aina.

Arjuna pun langsung menaiki motor sportnya dan menyusul Aina.

Akhirnya Aina pun memarkirkan motornya di depan pasar tradisional dan disusul oleh Arjuna.

"Lo tiap belanja ke sini?" tanya Arjuna dan mengikuti Aina dari belakang.

"Iya," jawab Aina dan berhenti di penjualan bumbu dapur.

"Ini cabe nya berapa bu?" tanya Aina sambil menunjuk cabe merah yang sangat terlihat sangat segar.

"Oh ini harganya 1 kilo 30 ribu," ucap penjual itu.

"Oh gitu, saya beli setengah kilo ya Bu," ucap Aina dan penjual itu pun meng ngilo cabe merahnya.

"Ini Neng," ucap penjual itu sambil menyerahkan cabe merahnya.

"Iya Bu, ini uangnya. Makasih," ucap Aina menyerahkan uang 15 ribu dan menerima kresek yang berisi cabe merah.

"Sama-sama," ucap penjual itu dan Aina pun pergi dari penjual Cabe untuk membeli daging ayam.

"Lo belanja di tempat kotor kaya gini? gak takut banyak kumannya apa?" tanya Arjuna.

"Yang kotor tempatnya bukan makanannya, aku emang orang gak mampu tapi aku masih bisa bedain mana makanan yang masih bisa dimakan sama yang enggak," jawab Aina dengan ketusnya.

"Ya kan bisa aja gitu, gua gak mau calon istri sama calon anak gua kenapa-kenapa," ucap Arjuna dan itu membuat langkah Aina berhenti.

"Coba ulang apa yang kamu bilang tadi," kata Aina.

"Yang mana?" tanya Arjuna pura-pura lupa.

"Udah deh ah kamu jangan nyebelin jadi orang," sarkas Aina.

"Ya udah gua bilang, gua gak mau calon istri dan calon anak gua kenapa-kenapa," ucap Arjuna mengulangi perkataanya yang tadi.

"Emang siapa yang jadi calon istri kamu?" tanya Aina dengan polosnya.

"Ya elo lah Aina yang cantik," ucap Arjuna yang geram akan tingkah polos Aina.

"Aku?" tanya Aina sambil menunjuk dirinya sendiri dan diangguki oleh Arjuna.

"Tapi maaf aku gak bisa," ucap Aina dengan datarnya dan melanjutkan perjalanannya yang berhenti tadi.

"Oh ayo lah Na, lo harus mau ya," mohon Arjuna tapi Aina acuh tak acuh.

"Bu beli dagingnya 1 kilo, makasih," ucap Aina sambil menyerahkan uangnya dan menerima 1 kantung kresek daging ayam.

Arjuna yang geram karena tidak dianggap oleh Aina, ia pun menarik tangan Aina agar dia mau menghadap ke arahnya.

"Kamu apa-apaan sih? main narik-narik aja. Sakit tau," ucap Aina yang mencoba memberontak tapi tak bisa karena kekuatan Arjuna lebih besar.

"Kalo gak bisa pake cara halus buat lo mau nikah sama gua, maka mau tak mau gua bakalan pake cara kasar biar lo mau nikah sama gua," ucap Arjuna dengan datarnya.

"Tapi aku gak mau nikah sama kamu," berontak Aina.

"Tapi gua gak butuh pendapat lo, mau gak mau lo bakalan tetap nikah sama gua," ucap Arjuna dan tersenyum sinis.

Arjuna pun menarik tangan Aina untuk keluar dari pasar itu dan masuk ke dalam mobil sport berwarna hitam, mobil orang suruhan Arjuna. Aina pun yang dipaksa begitu hanya pasrah saja. Mereka pun memasuki sebuah butik, karena Arjuna tidak mungkin kan membawa calon istrinya tanpa menggunakan barang-barang yang mewah?

"Ngapain kita ke sini?" tanya Aina dengan polosnya.

"Mau masak, ya lo beli baju baru lah Aina," kesal Aina.

"Tapikan baju aku juga banyak, kalo beli baju di sini pada mahal semua," ucap Aina.

"Baju lo semua itu rendahan! lo gak usah mikirin soal harga yang ada di sini, sebentar lagi lo bakalan jadi nyonya muda Adhitama. Jadi lo gak usah khawatir tentang masalah keuangan," ucap Arjuna dengan sombongnya.

"Terserah kamu lah," ucap Aina dengan kesalnya.

"Oke, sekarang lo pilih baju kesukaan lo. Asalkan baju yang enggak terlalu terbuka, kalo pake baju terbuka lo bakalan kaya lonte," sinis Arjuna.

"Bodo amat dibilang lonte," ucap Aina dan pergi meninggalkan Arjuna dan mulai memilih baju yang dia mau.

Arjuna yang melihat Aina yang kesal hanya terkekeh pelan.

"Lo lucu," gumam Arjuna sambil menatap Aina.

Aina pun selesai memilih-milih baju yang akan dia kenakan nanti hanya sangat simple sekali, dia memilih baju dress selutut dengan warna navy yang sangat sesuai dengan warna kulit Aina yang berwarna putih.

"Ini gimana? cocok gak?" tanya Aina kepada Arjuna.

Arjuna yang sedang melihat hp pun langsung menatap Aina yang sedang tersenyum manis, Arjuna yang melihat Aina langsung terpana.

"Hey," ucap Aina sambil melambaikan tangannya di depan muka Arjuna.

Arjuna yang sudah tersadar pun langsung menetralkan kembali wajahnya.

"Pas buat tubuh lo," ucap Arjuna.

"Ya udah ayo," ucap Arjuna sambil menarik tangan Aina.

"Eh kamu belum bayar bajunya," ucap Aina dan Arjuna pun memutar bola matanya malas.

"Ini butik punya Bunda gua, jadi ya gak usah bayar," kata Arjuna dan Aina pun ber'oh'ria.

Mereka pun keluar dari butik dan pergi menuju kediaman keluarga Adhitama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!