NovelToon NovelToon
Meet You In Korea

Meet You In Korea

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Keluarga / JAEMIN NCT
Popularitas:658
Nilai: 5
Nama Author: Prepti ayu maharani

Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5 [2]

"Lo yakin cara ini bakal berhasil?" tanya Vania pada lawan bicaranya.

Elina mengangguk. Saat ini keduanya tengah berkutik di depan layar komputer. Mereka tampak sibuk mencari sesuatu di sana.

"Sekeras-kerasnya kepala mereka. Eh, maksud gue, sekeras kepalanya mereka, mereka tetep aja cewek mellow."

Vania mengangguk membenarkan ucapan Elina, ia pun kembali meraih mouse dan mencari sesuatu di dalam layar besar tersebut. "Langsung print aja ya?" Vania mengarahkan kursornya menuju menu 'print'.

"Nanti!" pekik Elina membuat aktivitas Vania terhenti. "Kertas gue abis," lanjutnya.

Vania memutar bola matanya, "Terus gimana nge-print-nya?"

"Ambilin flash disc gue di kotak pensil itu. Kita nge-print di luar aja."

Vania merogoh kotak pensil milik Elina dan menemukan sebuah flash disc di sana. "Mager banget keluar pake seragam. Pinjem jaket kalau nggak kardi lo, El."

"Itu di belakang pintu." Elina menunjuk kardigan yang tergantung di sana.

"Ish, pasti belum dicuci!" pekik Vania setelah mencium kardigan milik Elina.

"Udah pinjem, banyak bacot juga lo ini," gerutu Elina membuat Vania tertawa.

Keduanya pun keluar dengan mengendarai mobil Elina. Saat merasa sampai di tempat yang di tuju, Elina pun memarkirkan mobilnya di sebuah Mall.

"Kok kesini? Bukannya mau nge-print?" tanya Vania saat Elina turun dari mobil.

"Emangnya lo kira, nggak ada yang perlu kita beli untuk nyiapin semua ini?" ucap Elina membuat Vania terkekeh malu.

Vania pun ikut turun dan keduanya berjalan memasuki Mall tersebut. Keduanya berjalan menuju toko Stationery.

"Ke toko Stationery Pelangi aja sih. Di sana bagus-bagus tahu, terus lebih lengkap juga," usul Vania dan keduanya berjalan menuju tempat tersebut.

"Van, kenapa ya waktu Yerika jawab pertanyaan Bu Intan tadi, gue langsung keinget Ayana," ujar Elina di sela-sela perjalanan mereka.

Vania mengangguk. "Gue juga gitu, El. Ya, wajarlah. Dari dulu 'kan mereka berdua selalu berencana ingin kuliah bareng, ngekos bareng, sama-sama di Korea Selatan juga lagi."

Elina mengangguk dengan tatapan lurus ke depan.

"Eh, bukannya lo juga mau bareng mereka 'kan El?"

Elina tersenyum. "Nyokap gue nggak ngizinin gue kuliah di sana."

"Kalau bokap lo? Ngizinin nggak?"

Elina menghembuskan napas kasar. "Percuma juga Van kalau yang ngizinin cuma bokap. Sedangkan surga ada di telapak kaki Ibu."

Vania tertawa mendengar ucapan Elina.

"Ish! Kok lo malah ketawa sih?" ucap Elina kesal namun juga ikut tertawa.

"Sorry! Sorry! Gue ngakak aja lo ngomong gitu."

"Terus, gimana sama lo?" tanya Elina.

Vania mengerutkan dahinya. "Soal kuliah gue?"

Elina memutar bola matanya. "Nikah!"

Vania melebarkan matanya.

"Ya iya kuliah lah Van!" pekik Elina yang mulai kesal dengan sahabatnya tersebut.

Vania terkekeh lalu sekian detik kemudian raut wajahnya berubah.

"Van? Lo kenapa?" Elina sadar dengan perubahan ekspresi Vania.

Vania tersenyum tipis dan tanpa sengaja air matanya jatuh. "Gue nggak bisa bayangin kalau gue harus pisah sama kalian. Lo sadar 'kan, temen gue cuma kalian bertiga doang?" Air mata Vania kembali jatuh.

Melihat Vania menangis, dada Elina terasa sesak.

"Gue nggak bisa bayangin lo bertiga bareng-bareng di Korea, dan gue disini sendirian. Gue nggak bisa bayangin El! Gue pengen juga ikut kuliah di Korea Selatan. Tapi, nyokap bokap gue mana mungkin ngizinin? Kak Fela dulu aja pengen kuliah di sana, tapi nyokap bokap gue malah nyaranin Kak Fela kuliah di UNPAD aja."

Elina mengangguk, air matanya ikut jatuh. "Sebenarnya gue pengen banget ngejalanin hidup sesuai apa yang gue mau. Bukan orang tua gue mau." Elina menggigit bibir bawahnya. "Lo tahu nggak sih Van? Sebenarnya gue ngerasa sakit dengan pilihan nyokap gue yang nyuruh gue kuliah kedokteran."

"Nyokap lo nyuruh lo kuliah kedokteran?!" tanya Vania terkejut.

Elina mengangguk. "Gila 'kan?"

"Tapi kenapa kedokteran El? Bukannya nilai biologi lo di bawah KKM?"

Elina menatapnya tajam. "Nggak perlu diperjelas bisa 'kan?"

Vania terkekeh, "Iya, sorry, sorry. Terus ceritain dong gimana ceritanya dan kapan nyokap lo nyuruh gitu?"

Elina berdeham. "Sebenarnya nyokap gue bilang ini udah lama. Tapi gue nggak tega aja cerita sama kalian. Apalagi sama Ayana, Yerika. Gue takut mereka berdua kecewa sama gue." Elina menghela napasnya, "Nyokap gue nyuruh gue kuliah kedokteran, karena dulu nyokap gue pengen banget jadi dokter, tapi nggak keturutan, karena Kakek gue nyuruh nyokap ambil hukum aja."

Vania menggigit bibir bawahnya. "Lo yang sabar ya El,"

Elina mengangguk dengan senyuman. "Gue pasti sabar kok. Tapi gue pengen bilang sama nyokap gue yang sebenarnya kalau gue nggak bisa turutin apa yang dia mau. Gue nggak mau kalau nantinya malah berhenti di tengah jalan."

Vania tersenyum. "Lebih baik lo bilang aja yang sebenarnya sama nyokap lo sebelum semuanya terlambat. Iya 'kan?"

Elina mengangguk dengan senyuman. Mengusap air matanya dan menghela napas, "Kenapa jadi mellow gini sih? Kita 'kan mau buat Yerika sama Ayana mellow. Kenapa malah jadi kita berdua yang mellow?"

Vania tertawa. "Yaudah, kita lanjutin lagi yuk jalannya."

Elina mengangguk dan mereka pun kembali melanjutkan langkah menuju toko stationery yang Vania maksud. "Eh Van, Van, Van!" ucap Elina seraya menahan tangan Vania untuk berhenti.

"Apaan?" tanya Vania.

Elina menunjuk dua orang yang tengah berdiri tak jauh dari mereka berada. "Itu bukannya Daniela ya?"

Vania mengangguk, "Iya, itu Daniela. Musuhnya Ayana."

"Dia sama cowok yang waktu itu," ucap Elina membuat Vania mengerutkan dahinya.

"Cowok yang mana? Gue nggak tahu."

"Oh iya deng, lo 'kan nggak ada pas konser. Nah, cowok yang sama Daniela itu, cowok yang di taksir sama Ayana," ucap Elina membuat Vania sedikit terkejut.

"Jadi itu cowok ganteng yang di maksud Ayana?" tanya Vania dan di angguki oleh Elina. "Emang ganteng sih," lanjutnya.

"Awas aja ntar lo jatuh cinta juga," ucap Elina dengan nada bercanda.

"Makasih ya Bang. Bang Nevan selalu nurutin kemauan Ela," ucap Daniela sembari merangkul lengan laki-laki yang bernama Nevan tersebut.

Elina dan Vania saling menatap dengan tatapan bingung. "Abang?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

a/n :

TRANSLATE :

실례합니다 (Sillyehamnida) \= Permisi

감사합니다 (Kamsahamnida) \= Terima Kasih

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!