Kisah cinta yang rumit antara Fajar Mahardika dan Cahaya Senja. Karena suatu alasan dan segala rasa yang berkemelut dalam hati,
Fajar tak pernah menyentuh istrinya.
Sedangkan Senja, ia harus bertahan memendam luka demi menjaga keutuhan rumah tangga. Suami yang tak pernah menyentuhnya, serta mertua yang selalu memojokkannya.
Di tengah keputusasaan, Kenzo Antonio Putra, lelaki dari masa lalu datang menguji kesetiaannya.
Mampukah Senja bertahan pada pernikahannya? Ataukah ia akan tergoda oleh kekasih lamanya?
Temukan jawabannya, hanya dalam novel Kesucian Cinta Yang Ternoda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Yang Fatal
Di tengah hening malam, di bawah guyuran hujan yang deras. Sesekali petir menyambar, menggelegar memekakkan telinga. Seolah alam ikut melukiskan apa yang dirasakan Fajar saat ini. Resah, gelisah, kelam, dan mencekam, itulah yang berkecamuk dalam hati Fajar. Kini, ia sedang berada di dalam mobil yang melaju menerjang hujan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam, tetapi ia belum juga menemukan sosok istrinya.
Di tengah keputus asaan, Fajar memutuskan pulang ke apartemen. Ia sudah kehabisan tempat untuk mencari istrinya. Rumah Alvin, kelab malam, rumah Nina, dan rumah teman lama Senja yang lainnya. Semua sudah ia datangi, tetapi hasilnya nihil, tidak ada satupun yang tahu di mana istrinya berada. Fajar sudah berjam-jam mengelilingi jalanan di pusat kota, berharap mendapati sosok istrinya di salah satu tempat. Namun, lagi-lagi ia menelan kekecewaan. Ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan istrinya.
Fajar menghentikan mobilnya di parkiran apartemen, lalu turun dan melangkah gontai menuju apartemen. Tak henti-hentinya bibir Fajar memanjatkan doa, mengharap keajaiban dari Yang Mahakuasa. Semoga Senja sudah pulang dan beristirahat di dalam kamarnya.
Dengan jantung yang berdetak cepat, Fajar membuka pintu apartemen. Gelap, hanya kegelapan yang menyambutnya. Tidak ada nyala lampu sama sekali. Fajar menggigit bibir, ternyata Senja belum pulang.
Fajar masuk dengan langkah pelan. Ia terus berjalan menuju ke kamar. Keadan di dalam kamar tidak ada bedanya dengan ruang tamu, gelap dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Lalu Fajar menyalakan lampu dan menatap setiap jengkal ruangan. Tidak ada yang berubah, masih sama persis dengan tadi siang.
"Kamu kemana, Sayang? Inikah awal dari kepergianmu?" Fajar bergumam sambil terduduk lesu di sofa. Ia menunduk sambil memegangi kepalanya.
"Tolong jangan tinggalkan aku, Sayang. Aku tahu kamu kecewa dengan sikapku, tapi aku melakukan semua ini demi kamu. Aku tidak sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya, aku takut kehilangan kamu. Aku memang pengecut, tidak punya keberanian untuk mengakui kesalahan yang membuatku ternista," ratap Fajar dengan pelan.
"Kembalilah, Senja, tetaplah disisiku hingga ujung usiaku." Fajar menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Cukup lama Fajar tenggelam dalam kesedihan. Kilasan balik tentang kehidupannya di masa lalu berputar-putar dalam otaknya. Dosa-dosa yang pernah ia lakukan, seakan ikut menghakiminya saat itu juga. Membuatnya makin terpuruk dalam penyesalan. Kini kehidupannya hancur, akibat kesalahan fatal pada hari lalu.
***
Sang surya sudah menampakkan keanggunannya. Cahaya yang mulai keemasan menyerobot masuk ke kamar Senja. Membuat wanita itu menggeliat pelan dan mengerjap.
Lantas menguap dan perlahan membuka matanya.
Senja menatap ke sekeliling, lalu tersadar jika dirinya sedang berada di rumahnya sendiri. Senja hendak bangkit dari tidurnya, tetapi gerakannya terhenti saat merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya. Lantas rasa sakit itu mengingatkannya pada kejadian semalam. Senja tersentak dan seakan tersadar dari mimpi buruk. Dengan frustrasi ia mengacak rambutnya dengan kasar.
"Kenapa aku bisa sebodoh ini, apa yang aku fikirkan semalam. Oh tidak, benar-benar ceroboh. Sekarang apa yang harus aku lakukan," gerutu Senja dengan ketakutan.
Ia tak pernah membayangkan pertemuannya dengan Ken akan berakhir seperti ini. Kemarin Ken menolongnya dan membawanya ke rumah sakit. Lalu mengantarnya pulang dan membantunya mencari informasi tentang Arrion. Detik waktu terus berjalan dan petang perlahan berubah menjadi malam. Perasaan Senja yang dipenuhi luka dan kecewa, serta perasaan Ken yang dipenuhi cinta dan kerinduan. Akhirnya mereka melakukan hal yang tidak pantas. Mereka terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan.
Dengan perlahan Senja berusaha bangkit. Lalu duduk sambil menyandarkan punggungnya di dinding. Senja tak beranjak dari ranjang, rasa nyeri dan sakit membuat tubuhnya nyaris tak bertenaga.
Senja menunduk dan menatap selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Sekelebat bayangan semalam kembali melintas dalam ingatan. Membuat hatinya sakit dan sesak. Mengkhianati Fajar dan mengkhianati pernikahannya, sungguh suatu hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Kenapa keadaan juga tak bisa memihak padaku. Justru ikut menjerumuskanku ke dalam dosa ini," ucap Senja diiringi tetesan air mata.
Pada saat ia bertengkar dengan suami dan merasa putus asa dengan pernikahannya, mengapa sosok dari masa lalu yang datang menolongnya. Pada saat ia ingin berbagi beban dengan kakaknya, mengapa justru ia tidak ada, dan hanya sosok dari masa lalu yang ada di sampingnya. Sekian lama ia menanti bantuan dari Sella, tetapi ternyata ia bukanlah teman yang baik, dan lagi-lagi sosok dari masa lalu yang kembali membantunya.
Mengapa keadaan sangat menguji?
Dan ternyata dirinya gagal melewati ujian itu. Ia tergoda dan kini telah ternoda.
Senja terlalu larut dalam penyesalannya, sampai tak mendengar suara pintu yang terbuka.
"Aya!" panggil Ken sambil melangkah masuk. Ia meletakkan nampannya di atas meja, lalu mendekati Senja yang masih berada di atas ranjang.
Senja mengangkat kepala, lalu menyeka air matanya dengan kedua tangan.
"Maafkan aku." Ken berucap seraya mengusap air mata Senja. Jujur, ia pun sangat menyesali perbuatannya, tak menyangka jika Senja masih perawan.
"Bukan salahmu Ken," jawab Senja dengan pelan.
Apa yang dikatakan Senja memang benar adanya. Semalam ia bersikap terbuka. Mereka melakukannya atas kemauan masing-masing, bukan atas dasar keterpaksaan.
"Bersihkan badanmu dan makanlah. Setelah itu aku ingin membicarakan hal penting denganmu." Ken berkata sambil merapikan rambut Senja yang berantakan.
"Hal penting apa?" tanya Senja.
"Nanti saja, setelah kau sarapan aku akan mengatakannya," jawab Ken.
"Baiklah, aku akan mandi dulu." Senja menjawab sambil turun dari ranjang. Ia melangkah pelan dengan sedikit tertatih.
"Biar kubantu, Aya." Ken memegang tangan Senja.
"Tidak usah, aku bisa sendiri," jawab Senja. Ia melepaskan tangan Ken dan meneruskan langkahnya.
Ken menatap Senja dengan nanar, sebenarnya ia kasihan melihat Senja berjalan tertatih. Namun, ia juga tak bisa memaksa Senja untuk menerima tawarannya, ia tahu saat ini Senja butuh waktu untuk menenangkan diri.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau dirimu masih suci, Aya. Aku tidak tahu jika pernikahan yang kau jalani serumit ini," sesal Ken. Ia mengacak-acak rambutnya dengan kasar.
Bukan kebahagiaan yang Ken dapatkan kendati berhasil mendapatkan malam pertama Senja, melainkan penyesalan yang teramat dalam. Sedikit-banyak ia bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi pada Fajar.
Sekitar setengah jam kemudian, Senja kembali masuk ke kamar. Ia terlihat lebih segar dengan rambut basahnya, jalannya pum tidak tertatih seperti tadi. Ken terpesona, ketika menatap Senja yang begitu cantik dalam balutan dress selutut warna coklat muda.
"Apa yang kufikirkan, jangan sampai kejadian semalam terulang lagi." Ken membatin sambil memalingkan wajahnya.
"Apa yang ingin kau katakan, Ken?" tanya Senja. Ia menatap mantannya sambil duduk di tepi ranjang.
"Makanlah dulu. Maaf aku tidak bisa masak, jadi hanya bisa menyajikan roti bakar untukmu." Ken berkata sambil menatap Senja.
"Aku belum lapar, katakan saja apa yang ingin kau bicarakan denganku," jawab Senja.
Ken menghela napas panjang, lalu beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati Senja.Lantas duduk di sebelahnya.
"Aya, kenapa kau tidak mengatakannya padaku, kalau kau masih perawan?" tanya Ken membuka pembicaraan.
"Itu tidak penting." Senja menjawab cepat sambil memalingkan wajahnya. Ia merasa malu saat Ken tahu kalau Fajar tidak pernah menyentuhnya.
"Itu sangat penting, Aya!" sahut Ken dengan tegas.
"Kenapa begitu?" Senja bertanya sambil menatap Ken.
"Karena dengan hal ini, aku mengubah kesimpulanku."
"Apa maksudmu?"
"Aya, dengarkan aku!" Ken memegang kedua bahu Senja. "Jika hal yang disembunyikan Fajar selama ini hanyalah perselingkuhannya dengan Adara, dia tidak mungkin tidak menyentuhmu. Jika dia lelaki normal, dia tidak akan bisa bertahan mendiamkan kamu sampai setahun lebih. Menurutku, bukan hati Fajar yang bermasalah, tetapi dirinya," samnungnya dengan panjang lebar.
"Aku ... aku masih tidak mengerti Ken," kata Senja dengan gugup, entah mengapa jantungnya mulai berdetak cepat.
"Jika rahasia yang disembunyikan Fajar hanyalah perselingkuhan, dia pasti akan menyentuhmu, Aya. Tidak ada lelaki normal yang tidak tertarik dengan tubuh wanita. Sebesar apapun rasa cinta pada kekasihnya, dia tidak akan bisa mengendalikan na*sunya saat tinggal satu atap dengan wanita lain dalam waktu lama, terlebih lagi wanita itu adalah istrinya," ucap Ken menjelaskan.
"Jadi, kurasa ada hal lain yang terjadi pada diri Fajar. Aku punya tiga kemungkinan, yang pertama dia tidak normal, yang kedua dia imp*ten, dan yang ketiga ... mungkin dia sakit," sambung Ken dengan tatapan lekat.
"Ken, kau___"
"Kau ingat semalam ada Arrion yang bekerja sebagai dokter. Setelah aku tahu kamu masih perawan, aku langsung mencari tahu tentang dia. Kau tahu apa informasi yang kudapatkan? Arrion Giorgino, lelaki asal Indonesia yang kuliah di Singapura, kemudian ia menjadi dokter dan bekerja di Chan Hospital. Setahun yang lalu ia menikah dengan wanita asal Indonesia, Hana Wardhani. Dari informasi lain yang kudapatkan, dulu Arrion dan Fajar sekolah di SMA yang sama. Mereka saling mengenal. Jadi kurasa ... Fajar ke Singapura untuk konsultasi atas masalah yang terjadi pada dirinya," ucap Ken menjelaskan dengan panjang lebar.
Senja terpaku saat itu juga. Ketika mendengar nama Hana Wardhani, ia langsung teringat dengan kejadian kemarin. Ia masih ingat betul dengan apa yang dibisikkan lelaki misterius, yang ternyata adalah Arrion. "Dia sangat mencintaimu, jadi berhenti mencari tahu. Terkadang kenyataan jauh lebih menyakitkan dari yang kita fikirkan."
Tubuh Senja seakan membeku, dadanya terasa sesak seolah tak ada lagi ruang untuk bernapas. Tidak normal dan imp*ten, itu adalah dua hal yang sangat tidak mungkin, karena Senja pernah melihat Fajar bereaksi waktu ia merayunya. Kini tinggal satu kemungkinan, yakni Fajar sakit.
"Aku akan mencari tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi pada Fajar. Aku juga akan terus mencari tahu tentang Adara. Aku penasaran apa hubungan mereka, kenapa Fajar bisa tinggal di apartemennya Adara," ucap Ken.
Namun, ucapan itu ibarat angin lalu bagi Senja. Ia sama sekali tidak bisa menangkap apa yang Ken sampaikan. Ia terlalu larut dalam Pikirannya sendiri. Jika benar Fajar sakit, lalu apa yang harus ia lakukan? Dirinya sudah terlanjur menodai pernikahannya.
Bersambung....
nebak² nih, penasaran 😅😅
ceritanya bagus, keren dan banyak pelajaran yang bisa diambil, selalu sehat dan selalu semangat dalam berkarya ❤️💪💪💪