Aiu Himmler harus menanggung semua atas apa yang dia lakukan di masa lampau. Tak punya belas kasih dan sombong waktu duduk di bangku sekolah berimbas pada kehidupannya setelah dia mulai bekerja.
Dulu ada seorang murid laki laki pindahan dari korea, penampilannya bisa di bilang di bawah rata rata. Gemuk sipit dan semua yang berbau bau aneh melekat pada dirinya. Kang Joong Woo, dia laki laki yang tak pernah mengenal rasa benci kepada sesama, penuh dengan belas kasih dan kebaikan.
Namun semua itu berubah karena perlakuan Aiu terhadapnya.
Dia di buly habis habisan setelah berani menyatakan perasaannya kepada Aiu.
Di situlah Joong Woo yang selalu menebar senyum, seketika tak pernah terlihat sama sekali.
Beberapa tahun kemudian Aiu di pertemukan kembali dengan Joong Woo yang sudah berubah.
Tetapi Aiu di tuntut untuk merubah penampilannya di depan Joong Woo.
"Kau pasti akan menyesal ketika tahu siapa perempuan ini sebenarnya"
Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMaeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Tanpa Sengaja
"Serius kau tidak memakai kacamata?" Cindy dan Aiu nampak berjalan memasuki sebuah pintu yang menghubungkan mereka ke pameran.
Di sana tak hanya terdapat berbagai banyak permainan untuk anak kecil untuk orang dewasa pun tersedia. Komedi putar besar dan kincir angin yang menjulang tinggi pun ada dan masih banyak yang lainnya.
"Memangnya kenapa? ini kan hari minggu lagi pula tidak mungkin juga kan Joong Woo datang ke tempat seperti ini! Aiu saat itu memakai gaun seperti saat menjadi Aiu Himmler, ingin terlihat paling menonjol dari semuanya.
"Ya, siapa tahu juga dia datang kemari, kan?"
"Tenang saja, aku membawa kacamata kok dan 2 ikat rambut jadi kalau misal tiba-tiba Joong Woo muncul di sini aku bisa langsung menguncir rambutku dan memakai kacamata beres, kan" Aiu berucap sembari mengeluarkan kedua barang dari dalam tasnya. membuat Cindy tertawa.
"Kenapa kau tertawa? puas sekali kau sepertinya menertawakan kehidupanku saat ini"
"Kapan lagi coba aku bisa menertawakan dirimu, ayo."
Mereka berdua berjalan masuk ke dalam dimulai dengan melihat berbagai aksesoris yang dijual sepanjang jalan. Seperti kalung gelang bandana dengan telinga berbagai macam hewan topi dan aksesoris lainnya ada di setiap sisi ruas jalan sepanjang menuju ke arena permainan.
***
Di sisi lain sebuah mobil hitam berhenti di area parkir. Joong Woo membuang pandangannya keluar dari balik kaca.
Dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Nari menatap aneh dengan kerutan tipis di keningnya.
"Kau mengajakku ke tempat seperti ini!"
"Iya, kau harus lebih banyak menghabiskan waktu di tempat seperti ini karena apa? karena kau butuh hiburan, kau tidak bisa selalu menyendiri kau harus bertemu banyak orang kau harus banyak tersenyum Joong Woo. Ayo turun aku akan mengajakmu bersenang-senang" Nari membuka pintu kemudian melangkah turun dari mobil tetapi dia terdiam karena melihat Joong Woo masih terdiam duduk di kursinya.
Laki-laki itu terlihat tak percaya dia sempat berdecak jengkel dan mengusap wajahnya gusar.
"Ayolah Joong Woo aku yakin kau pasti akan bahagia di tempat ini, ayo!" Nari berusaha keras membujuk Joong Woo agar mau turun dan ikut dengannya.
"Ya Tuhan aku tidak percaya ini!" Joong Woo membuka pintu dan melangkah turun mengikuti perintah Nari dengan patuh.
Nari menelusupkan tangan dan memeluk lengan Joong Woo mengajak laki-laki itu masuk kedalam.
Tempat itu sangat ramai terlebih lagi ketika hari libur banyak orang dewasa yang sengaja datang untuk menghabiskan waktu.
"Astaga Nari ini tempat sangat ramai! aku tidak nyaman dengan keramaian seperti ini" Joong Woo terlihat malu sesekali dia mengusap keningnya seolah sengaja menutupi wajahnya dari orang-orang disekitar.
"Joong Woo percayalah padaku, di sini kau pasti akan senang. Kau berhak untuk tertawa Joong Woo" Aiu menarik lengannya memaksa Joong Woo ikut bersamanya masuk ke dalam.
Nari terlihat sumringah tawa bahkan tak pernah menghilang jari bibirnya sementara hal yang sebaliknya dirasakan oleh Joong Woo laki-laki itu terlihat murung walau pun kadang pura-pura tersenyum di depan Nari hanya karena tak ingin perempuan itu ceramah, sungguh Joong Woo sangat merasa tidak nyaman di tempat keramaian.
Langkah mereka terhenti di arena tempat permainan yang disebut tornado.
"Joong Woo aku ingin naik itu" Nari mengangkat tangannya menunjuk ke depan.
Joong Woo terdiam melihat alat berat itu sedang membolak-balikkan tubuh puluhan manusia di atas sana.
"Naiklah sendiri kalau kau mau jangan berharap aku akan ikut denganmu."
Nari mengalihkan pandangan ke Joong Woo menyipitkan mata.
"Ayo lah Joong Woo temani aku" Nari terus merengek memaksa Joong Woo untuk menemaninya.
"Aku bilang aku tidak mau naik itu! kalau kau ingin naik naik saja sendiri kalau kau tetap memaksa aku akan pergi dari sini" Joong Woo berucap dengan santai namun terselip sebuah ancaman kepada Nari.
"Baiklah baiklah baiklah!" Nari menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari tempat duduk agar Joong Woo bisa istirahat sementara dirinya naik tornado.
"Kau duduklah di sana aku akan naik tornado sendiri kalau kau tidak mau" Nari menaikkan ke dua alisnya beberapa kali secara cepat.
Joong Woo menoleh menatap ke arah bangku.
"Kursi itu jauh terlihat lebih nyaman pergilah aku akan menunggumu di sana" Joong Woo berjalan menuju ke bangku.
"Sasar! menyebalkan" Nari kemudian berjalan menuju ke arena permainan tornado.
"Jangan kemana mana tetap di tempatmu, atau kau akan hilang dan tersesat!" teriak Nari.
"Dia pikir aku anak kecil!" gumam Joong Woo.
Dia merang jarang pergi ke tempat itu, dan pameran itu tampatnya sangat luat hampir setengah dari pulau jeju.
***
"Kau suka toping kacang?" Cindy berjalan sambil menikmati ice cream rasa strawberry kesukaannya dengan topping marshmallow serta irisan buah strawberry segar di atasnya.
Berbeda dengan Aiu yang memilih ice cream rasa coklat dengan toping kacang.
"Tidak juga aku hanya mencoba saja sih, sebrnarnya aku tidak terlalu suka kacang" Aiu berucap sembari menikmati es krimnya.
"Lalu kenapa kau memesan ice cream dengan toping kacang kau bisa memilih yang lain lagi pula di sana juga banyak toping lebih enak kau ini aneh, kau sadar tidak semenjak kau menjadi Aiu culun seleramu memang payah."
Tak!
Aiu menjitak kepala Cindy dari arah belakang hingga tanpa sengaja kepala Cindy terdorong ke depan dan wajahnya mendarat di ice cream milikbya.
"Astaga Aiu apa-apaan kau ini!" Cindy berpura-pura menangis ketika merasakan dingin di sekitar hidung dan mulutnya sementara Aiu tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Cindy dipenuhi dengan ice cream.
Hahaha!
Aiu tertawa sangat kencang hingga tanpa sengaja Joong Woo yang ternyata duduk tak jauh darinya sampai mendengar suara tawanya.
Joong Woo ummaku wajahnya laki-laki itu sebelumnya tengah sibuk memainkan ponsel dan membalas pesan singkat dari Min Joon.
Dan ketika mendengar suara seseorang yang sangat tak asing di telinganya, Joong Woo langsung menyimpan kembali ponsel ke dalam saku Hoodie yang dikenakannya.
Joong Woo menoleh membuang pandangannya ke sekitar bahkan karena tak puas dia sampai beranjak berdiri dari bangku pandangannya sekali lagi menyapu memastikan satu persatu wajah setiap orang yang berlalu lalang di depan matanya untuk mencari sumber suara tawa itu berasal.
Tak lama pandangannya terpaku tertuju pada seorang perempuan yang berdiri membelakanginya. Dari postur tubuhnya Joong Woo seperti mengenal perempuan itu terlebih lagi dia sempat mendengarnya tertawa jadi tebakannya dia adalah Aiu.
Joong Woo berjalan perlahan mendekatinya kemudian memaku langkah setelah berdiri tak jauh dibelakang Aiu.
"Permisi!" suara berat Joong Woo seketika membuat Aiu terpaku tubuhnya seolah tak dapat bisa digerakkan, beruntung Aiu belum sempat menoleh dan melihat ke arah belakang.
"Suara ini? Joong Woo?" gumamnya dalam hati. Matanya membulat dengan cepat Aiu kemudian merogoh isi dalam tas.
"Kacamata kacamata kacamata! di mana kau kacamata astaga! mati aku, mati aku" Aiu bergumam lirih sementara tangannya tengah sibuk mencari kacamata di dalam tas.
"Setidaknya aku harus mendapatkan kacamata terlebih dulu, untuk rambut biarkan saja karena tak banyak waktu untuk menguncir rambutku. Aku bisa tertangkap basah kalau seperti ini" setelah mendapatkan kacamata Aiu kemudian memakainya.
Aiu kemudian perlahan memutar tubuhnya kebelakang menghadap ke arah Joong Woo. Perempuan itu meringis tersenyum terlihat sekali bahwa senyumnya sengaja dibuat.
Joong Woo rersenyum sinis.
"Jadi benar itu kau?" ucapnya singkat, sebelumnya Joong Woo merasa ragu akan tetapi setelah melihat wajah Aiu dia baru yakin.
Joong Woo terdiam menatap wajah Aiu yang terlihat berbeda tak seperti biasanya entah karena perempuan itu memakai gaun atau karena rambutnya yang tergerai membuat perempuan itu terlihat imut dan sangat manis.
"Presdir Anda juga di sini?" Aiu berusaha tenang padahal saat ini jantungnya berdetak cepat serasa mau meledak.
"Iya, kenapa memangnya kalau aku ada di sini? sepertinya kau tidak suka melihatku di sini!" Joong Woo berucap dengan tenang entah kenapa dia yang sebelumnya merasa tidak suka berada di tempat itu tiba-tiba merasa senang dan bersemangat setelah melihat Aiu.
"Oh, bukan begitu Presdir hanya saja saya pikir orang seperti Anda tidak mungkin akan menghabiskan hari minggunya di tempat seperti ini."
"Orang sepertiku? seperti apa maksudmu?" Joong Woo sengaja membuat Auu terpojok karena perempuan itu akan terlihat imut ketika sedang berpikir keras sambil mengerjapkan matanya kebingungan.
Aiu merasa kesusahan menelan ludahnya saat mendengar pertanyaan Joong Woo yang bertubi tubi kepadanya, Aiu bingung tak dapat berucap menjawab pertanyaan Joong Woo.
Joong Woo menggerakkan bola matanya ke arah tangan Aiu.
"Apa itu?" Joong Woo menggerakkan kepalanya, dengan dagu dia menunjuk ke arah tangan Aiu.
"Ya?" Aiu kebingungan.
"Yang ada di tanganmu, apa itu?"
Semangat dan sehat sllu..
dia berkorban lagi untuk Joong woo
ayo Joong woo kejar Aiu ke jakarta...