NovelToon NovelToon
Darah Rubah, Nafsu Naga

Darah Rubah, Nafsu Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Spiritual
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.

Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.

Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 — Tarik-Menarik di Balai Tari

​Kedatangan Pangeran Yu Liang di meja Sekte Naga Hitam adalah provokasi yang tidak terselubung. Aura Qi emasnya yang sombong secara langsung menantang Qi Naga Hitam Ryuko yang dingin.

​Ryuko menarik Lian Yue ke belakangnya sedikit, sehingga ia harus mencondongkan tubuh ke depan untuk menghadapi Pangeran itu.

​“Pangeran Yu Liang,” sapa Ryuko, suaranya dipenuhi es. “Terima kasih atas pujianmu. Nona Lian Yue adalah Pasangan Ritual Sekte Naga Hitam. Aku sarankan kau jaga jarak.”

​Yu Liang tertawa ringan, tawa yang meremehkan. “Tenang, Pewaris Ryuko. Kami berada di Istana Kekaisaran, bukan di tengah hutan pegunungan. Etika Istana memungkinkan Pangeran Kekaisaran untuk menghormati tamu yang mulia. Aku hanya ingin menawarkan perjamuan pembuka kepada Nona Lian Yue.”

​Ia mengulurkan segelas anggur giok kristal ke arah Lian Yue.

​Lian Yue merasa tertekan di antara dua Qi yang saling bertabrakan—Qi Naga Ryuko yang protektif dan Qi Emas Yu Liang yang memikat. Ia tahu bahwa menerima anggur itu adalah pernyataan, tetapi menolak secara terbuka dapat menciptakan ketegangan politik.

​“Terima kasih, Yang Mulia,” kata Lian Yue, mengambil anggur itu dengan ujung jarinya. “Namun, aku sedang dalam Formasi Qi yang ketat dan tidak bisa mengonsumsi minuman spiritual apa pun.”

​Lian Yue membungkuk sedikit, senyumnya sopan tetapi dingin.

​Ryuko menegang. Ia terkejut dengan kecerdasan Lian Yue dalam menghadapi situasi itu. Dia menolak Yu Liang tanpa melanggar etika Istana.

​Yu Liang menyeringai. “Pintar. Kecantikanmu tidak kalah dengan kebijaksanaanmu. Tapi malam ini adalah malam Festival Bulan, dan energi Qi Yin memuncak. Tidak bisakah aku setidaknya mendapatkan kehormatan untuk berdansa denganmu saat orkestra dimulai?”

​Permintaan itu jauh lebih berbahaya daripada anggur. Dansa di Festival Bulan adalah ritual sosial yang intim. Itu adalah cara untuk mengukur kedekatan spiritual.

​“Dia tidak akan menari,” potong Ryuko, Naganya mulai bergemuruh.

​Tepat saat Ryuko mengucapkan larangan itu, suara musik orkestra Istana meledak. Itu adalah melodi kuno yang menggunakan sitar dan seruling batu giok, dirancang untuk merayakan Bulan Purnama.

​Saat melodi itu mengalir di udara, Lian Yue merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada Qi-nya.

​Energi Bulan.

​Purnama di atas Istana Kekaisaran jauh lebih kuat daripada di Sekte Naga Hitam. Qi Yin yang Murni dari bulan itu membanjiri Balai Agung.

​Tanda Sisik Naga di leher Lian Yue mulai berdenyut gila-gilaan, menuntut kebebasan dan Qi Yang Ryuko. Tapi Qi Rubahnya bereaksi lebih dulu.

​Bebas. Ringan. Menari.

​Naluri Rubah Perak Lian Yue terbangun. Ia tidak lagi peduli pada Ryuko, Yu Liang, atau etika Istana. Ia merasakan dorongan primitif untuk menyambut cahaya Bulan.

​Lian Yue tiba-tiba berdiri.

​Yu Liang tersenyum lebar. “Lihat? Sang Dewi ingin menari.”

​Ryuko menahan napas. Ia meraih tangan Lian Yue lagi, mencoba menariknya kembali. “Lian Yue, jangan.”

​Tapi Lian Yue tidak mendengarnya. Matanya memancarkan cahaya perak yang aneh. Ia menarik tangannya dari Ryuko, dan dengan anggun, ia berjalan ke lantai dansa.

​Lian Yue tidak mencari Yu Liang. Ia menari sendirian, di tengah Balai Agung, dengan gerakan yang anggun, melayang, dan mempesona. Itu bukanlah dansa Istana yang kaku. Itu adalah Tari Rubah Kuno, sebuah ritual energi murni yang hanya dimiliki oleh Spirit Beast terkuat.

​Semua mata di Balai Agung—para Tetua, Bangsawan, bahkan Permaisuri Lin Yuying—tertuju pada Lian Yue. Mereka melihat bukan hanya seorang wanita, tetapi Spirit Beast yang menari di bawah cahaya takdir.

​Yu Liang tersenyum penuh kemenangan dan segera melangkah maju, siap untuk meraih Lian Yue.

​Namun, sebelum Yu Liang bisa mendekat, Ryuko meledak.

​Kecemburuan Naga.

​Ryuko melangkah ke lantai dansa, Qi Naganya yang mendidih melepaskan tekanan dingin. Ia tidak menari. Ia berjalan, auranya memancarkan perintah yang jelas: Jauhkan dirimu darinya.

​Yu Liang, terlepas dari Qi Emasnya yang kuat, sedikit terkejut oleh amarah Ryuko. Tetapi ia adalah Pangeran Kekaisaran, dan ia tidak akan mundur.

​“Dia milikku,” bisik Ryuko, hanya cukup keras untuk didengar Yu Liang dan Lian Yue.

​Ryuko meraih Lian Yue, tidak di pinggang atau tangan, tetapi di pergelangan tangannya, menariknya dengan paksa ke pelukannya. Ia tidak peduli pada pandangan orang lain. Ia hanya ingin mengklaimnya, menenangkan Qi-nya.

​Sentuhan itu memutus trance Lian Yue.

​GERRR!

​Ketika Lian Yue menyentuh dada Ryuko, Tanda Sisik Naga di lehernya bereaksi. Itu adalah kontak fisik yang tak terhindarkan. Qi Yin dan Qi Yang mereka meledak dalam resonansi, tetapi kali ini, Qi Rubah Lian Yue tidak lagi gelisah. Ia merasa selamat.

​Yu Liang, yang kini terhalang oleh Ryuko, tersinggung. “Pewaris Ryuko, kendalikan dirimu! Kau mempermalukan pasanganmu!”

​“Aku tidak mempermalukannya. Aku mengendalikan apa yang menjadi milikku,” jawab Ryuko, matanya berubah dari emas menjadi merah marun, warna amarah Naga murni.

​Ryuko menarik Lian Yue keluar dari lantai dansa, mengabaikan gumaman dan bisikan di sekitarnya.

​Lian Yue, yang kini sepenuhnya sadar, merasakan Qi-nya sendiri yang masih bergejolak. Ia bingung. Ia seharusnya marah pada Ryuko karena menariknya dengan paksa, tetapi ia malah merasa lega dan dilindungi.

​Mereka kembali ke meja. Lian Yue menatap mata Ryuko, yang masih dipenuhi amarah.

​“Kau tidak seharusnya menari di depan semua orang,” Ryuko mendesis, suaranya rendah dan mengancam. “Kau adalah Pasangan Ritual Naga Hitam. Kau tidak menarik perhatian siapa pun selain aku.”

​Lian Yue menyentuh pipi Ryuko, tindakannya murni naluri. “Aku tidak bisa mengendalikannya, Ryuko. Bulan purnama… dan Qi Rubahku… Aku merasa harus menari. Tapi aku tidak ingin Yu Liang mendekat. Aku…”

​Lian Yue tersentak. Ia menatap Ryuko dengan mata lebar, menyadari kebenaran yang kejam.

​“Aku tidak ingin pria lain mendekatiku,” bisik Lian Yue, pengakuan yang penuh keterkejutan. “Naluri Rubahku… ia hanya menerima Qi-mu, Ryuko. Ia hanya merasa aman dan benar di dalam pelukanmu.”

​Pengakuan itu menghantam Ryuko. Ia tidak hanya posesif, tetapi ia adalah satu-satunya sumber Qi Yang yang dapat diterima oleh Lian Yue. Ikatan ini jauh lebih dalam dari yang mereka bayangkan.

​Di tengah amarah Naga yang menggebu-gebu, Ryuko merasakan kebahagiaan yang samar. Kecemburuannya tidak didasarkan pada rasa tidak aman, tetapi pada naluri Naga yang tahu bahwa ia adalah satu-satunya untuk Rubahnya.

​Di sudut ruangan, Shen Zhaoling tersenyum licik, menyaksikan amukan Ryuko. “Pangeran Yu Liang memang umpan yang bagus,” katanya pada Ruyin. “Ryuko telah menunjukkan kendali dirinya yang lemah di hadapan Kaisar. Kita hanya perlu satu dorongan lagi.”

​Panggung telah diatur. Konflik antara Naga, Rubah, dan Pangeran telah dimulai, tepat saat pertunjukan utama Festival Bulan akan dimulai.

1
Noveni Lawasti Munte
ko makin berbelit2 ya..itu2 muli konflikny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!