Nafisa Azzahra adalah seorang anak SMA yang pintar dalam biang bela diri, dia juga seorang wanita Jenius dalam segala hal apapun satu kata untuk Nafisa yaitu sempurna.
Devano Sbastian seorang Badboy yang bersikap dingin, kejam, dan irit bicara dia sering di julukan kulkas 22 pintu oleh orang-orang termasuk teman dekatnya.
Devano dan Nafissa di pertemukan dalam satu ikatan yaitu pernikahan karena perjodohan orang tuanya. Apakah Nafissa bisa melukuhkan hati Devano, sedangkan kehidupan Devano terbanding terbalik dengan Nafissa pergaulannya begitu bebas apalagi dia adalah ketua geng motor yang begitu banyak musuh, lantas apakah Devano akan luluh oleh Nafisa atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arion Vs Black Davil
"Iya emang gue bangsat, bahkan gua adalah manusia yang paling bodoh di dunia ini," ucap Devano dengan nada sendu.
Devano langsung saja bangun dari duduknya berjalan pergi keninggalkan mereka semua.
"Mau kemana lo Dev?" tanya Arjuna.
"Mau pulang gak tahu kenapa perasaan gue gak enak," jawab Devano dengan jujur.
"Gue ikut," kata Arjuna mengikuti langkah Devano.
"Hmmm,"
Mereka pergi dari markas Arion menuju Apartemennya. Pikiran Devano begitu sangat berkecabuk entah kenapa perasaannya begitu sangat sakit sekali.
20 menit berlalu
Mereka telah sampai di Apartemen Devano akan tetapi Devano begitu heran saat melihat lampu apartemennya masih gelap bahkan Devano tidak merasakan adanya orang di dalam.
"Jun kok gue rasa apartemen gue kosong ya," ucap Devano dengan heran.
Dia membuka pintu Apartemennya dengan perlahan.
Cetrek
Devano menekan STOP kontak lampu yang berada di dinding tembok.Devano dan Arjuna menyusuri setiap ruangan akan tetapi Devano tidak melihat adanya Nafisha di sana.
"Jun Nafisha gak ada," ucap Devano kepada Arjuna.
"Yang bener lo?" tanya Arjuna dengan tatapan tidak percaya.
"Iya Jun, gue gak bohong." Raut Wajah Devano seketika langsung berubah menjadi redup dan muram.
Devano langsung saja menghubungi Nomor Nafisha berkali-kali. Namun, suara ponsel itu terdengar di apartemennya.
Dert dert dert
Devano mendengar suara Handpone Nafisha yang ada di sekitar mereka langsung saja Devano mencari sumber suara tersebut. Dia menemukan ponsel ituyang berada di dalam laci dekat ranjangnya.
Devano meraup wajahnya dengan frutasi karena sampai saat ini dia belum juga menemukan Nafisha.
"Sial Nafisha kamu dimana sayang," gumam Devano dengan nada Khawatir.
Arjuna melirik jam di tangannya. Sudah berjam- jam Arjuna dan Devano mencari Nafisha menghubungi setiap orang yang dekat dengan Nafisha termasuk Hazel.
"Dev kita istirahat dulu waktunya tiudr sekarang udah jam Se
setengah dua pagi Dev, besok kita lanjutkan mencari Nafisha."
"Hmm baiklah." Devano yang sudah lelah pun akhirnya pasrah.
♧♧♧♧
Di pagi hari nya Devano bangun dari tidurnya.
"Fisha mana baju aku sayang," teriak Devano yang baru saja keluar dari kamar mandi sedangkan Arjuna yang mendengar Devano berteriak pun langsung menghampirinya.
"Dev lo ada apa teriak-teriak?" tanya Arjuna.
"Ngapain lo di sini, gue manggil Nafisha bukan lo Jun," ucap Devano dengan kesal kepada Arjuna. Dia heran kenapa Arjuna berada di apartemennya pagi-pagi sekali.
"Dev," panggil Arjuna pelan.
Namun beberapa saat kemudian Devano sadar. Dia meraup wajahnya dengan kasar saat mengingat kalau Nafisha tidak ada di apartemen.
"Maaf Jun gue baru sadar ternyata Nafisha benar pergi ninggalin gue," ucap Devano dengan Nada sendunya.
"Its oke sekarang lo sekolah nanti habis itu kita ke mansion Alexander siapa tahu Nafisha ada disana," Hibur Arjuna.
"Lo bener Jun,Nafisha pasti ada di sana sekarang," ucap Devano dengan antusias dangat yakin kalau Nafisha ada di san.
Di sekolah AHS Devano seperti biasanya mengikuti pelajaran sekolah, tanpa beban fikiran karena dia pikir Nafisha pasti sedang berada di mansion Alexander.
Siang harinya pada waktu istirahat Devano dan kawan-kawannya pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah meminta untuk di isi.
Mereka duduk di meja khusus geng Arion seperti biasanya.Namun, baru juga duduk Geng Black Davil menghampiri nya.
"Dev mana Queen?" tanya Xavier.
Sedangkan Devano yang di tanya seperti itu hanya diam tidak menjawab pertanyaan yang Xavier lontarkan.
"Jawab Devano dimana Nafisha," bentak Bara dengan Nada tinggi.
"Gue nggak tahu bahkan dari kemarin Nafisha gak ada kabar," jawab Devano dengan nada sendu.
"Gue tunggu lo di rotfop," Tunjuk Bagas kepada Devano dengan Nada marah sambil melenggang pergi.
Devano yang melihat anak geng Black Davil murka pun menjadi semakin merasa bersalah.
Devano mengikuti anak Black Davil dari belakang menuju Rotfop dengan langkah gontai.
"Dev gue ikut," ucap Devan.
"Gue juga." Aldino tak mau kalah.
"Hmmm,"
Sesampainya Di Rotpof Devano, Devan dan Aldino duduk berhadapan dengan anak Black Davil yang sikapnya menjadi datar dan dingin tidak seperti biasanya.
Namun,tiba-tiba Bagas bangkit dari duduk menghampiri Devano.
Plak Bugh
Bagas menampar pipi Devano dan memukulnya dengan sangat kasar.
"Apa-apaan lo tiba-tiba nampar dan mukul gue?" tanya Devano dengan nada yang sedikit tidak bersahabat.
"Lo masih nanya anjing apa salah lo," Tunjuk Bara dengan emosi yang sudah hampir keluar.
"Gue nggak ngerti maksud kalian apa?" tanya Devano dengan tatapan kebingungan.
"Jangan banyak bertingkah dekh kalian ," Sambung Aldino.
"Yang bertingkah itu kalian bangsat," ucap Xavier kepada Aldino.
" Jangan fikir gue dan anak-anak nggak ngawasin kalian, bahkan gue tahu bahwa kalian laki-laki terbrengsek yang gue kenal," kata Alvin dengan nada tinggi.
"Jaga ucapan lo anjing." Devano pun tersulut emosi dengan apa yang di ucapkan anak Black Davil.
"Dasar laki-laki gak tahu diri lo Dev, gue menyesal membiarkan lo dekat dengan Queen jika pada akhirnya lo menyakiti hatinya," ucap Xavier dengan nada sendu bahkan dia mati-matian menahan Air matanya supaya tidak terjatuh.
"Maksud lo apa Vier?" yanya Devano dengan lirih.
"Lihat Ini bangsat." Bagas melemparkan ponselnya ke pada Devano.
Devano yang penasaran pun langsung saja mengambil Handphone Bagas melihat sebuah File rahasia yang dia simpan.
Awalnya Devano bingung maksudnya apa, karena di sana terdapat banyak rekaman semua aktifitas Nafisha di sekolah dan kesehariannya, Devano buka file itu satu persatu, syok dan terkejut sudah pasti. Namun, ada yang membuat Devano lebih terkejut adalah salah satu File yang memperlihatkan bagaimana Nafisha menangis sesenggukan sambil berlari menjauhi pintu Ruang UKS setelah tahu apa yang Devano dan anak lainnya lakukan.
"I...i...ni " ucap Devano bergetar.
"Kenapa lo fikir kita bakal diam saja gitu, tidak Devano Queen itu adik dan ratu kita, tapi lo malah merusak ya Devano, Lo cowok paling bangsat Devano." ucap Xavier sembari mengepalkan tangannya dengan kuat.
Bugh
bugh
bugh
bugh
Semua anak Black Davil memukuli Devano hingga babak belur tapi Devano tidak melawan sama sekali karena dia tahu dialah yang salah.
"Bos," panggil Aldino dan Devan.
Devano hanya menggeleng disaat temannya ingin membantu Devano.
"Maaf." Hanya kata itu yang Devano ucapkan bahkan dirinya sudah tertunduk lesu.
"Maaf kata lo ,apa kata maaf lo bisa balikin Nafisha kembali lagi Devano," teriak Xavier dengan murka.
"Arrrrgggghhhhh bangsat ,"teriak Xavier Frustasi.
Bugh
Xavier memukul tembok dengan sangat keras bahkan dia membiarkan tangannya yang sudah di penuhi dengan darah mengalir tanpa dia obati.
"Nafisha lo dimana," teriak Xavier.
Semua anak Black Davil langsung mendekat kearah Xavier dan memeluknya.
"Lo boleh sedih tapi jangan kayak gini, kita juga sama sedih nya kayak lo tapi jangan seperti ini Xavier, " ucap Bagas sebagai wakil Black Davil.
"Gue laki-laki yang paling bodoh," gumam Devano
"Ya lo emang bodoh bangsat," teriak Bara.
"Lo itu gak pernah bersyukur Devano, sebenarnya apa sih kurangnya Nafisha?"
"Bos," ucap Aldino Dan Devan Namun tidak di hiraukan oleh Devano.
Devano terus saja berlari keluar dari Rotfop entah mau kemana Devano pergi yang jelas Devano pergi dengan membawa mobil secara ugal-ugalan seperti orang kesetanan.
Yang ada di fikiran Devano hanyalah mansion Alexander untuk menenangkan fikiran nya dan minta pendapat kepada mama dan papanya, Devano mengira bahwa papa dan mama nya pasti belum tahu, mungkin dia akan jujur nanti jika Nafisha sudah benar-benar pergi, Devano sudah berada di titik lelah untuk mencari Nafisha.
" Fisha maafin gue, gue emang brengsek,"
biar tau rasa devan
nafisa harus pisah ,dpt penganti yg jaya ..
tulus setia mencintaix ..
di madu .semoga nti x suami nya menyesal gk berujung..