Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".
Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".
Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".
Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.
Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25. Persetujuan
Kaisar Jack Zen terdiam sejenak, mempertimbangkan permintaan Han Yu. Ia tahu bahwa Han Yu bukanlah orang yang bisa dianggap remeh, dan permintaannya ini pasti memiliki alasan yang kuat. Lagi pula sebagai seorang kaisar, ia harus menepati janjinya kepada Han Yu.
"Baiklah, aku setuju," kata kaisar Jack Zen akhirnya. "Aku akan mengizinkan paman Han dan ketiga teman paman menjadi pengawal pribadi Ray Zen. Tapi aku peringatkan, jika ada kekacauan yang disebabkan oleh paman atau teman-teman paman, aku tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas, termasuk mengusirmu Ray." kaisar Jack Zen menatap Ray Zen serius.
Han Yu tersenyum, puas dengan keputusan kaisar. "Terima kasih, Yang Mulia," katanya dengan hormat. "Yang mulai tenang saja, kami tidak akan membuat kekacauan. Tugas kami disini hanya untuk menjaga keselamatan Ray Zen dengan nyawa kami."
Ray Zen juga tersenyum lega, senyum hangat merekah di wajahnya. Ia merasa senang karena permintaannya telah dikabulkan. Dengan adanya Han Yu dan ketiga temannya, ia tidak perlu repot-repot lagi untuk menghadapi musuh-musuhnya. "Terima kasih, Ayah," ucapnya.
Permaisuri Mei Ling, Ren Zen, dan Lia Zen juga ikut senang. Dengan begitu mereka tidak perlu khawatir lagi akan adanya bahaya yang akan menimpa Ray Zen.
Sementara itu, Fui Che dan keluarganya terlihat tidak puas dengan keputusan kaisar, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa memendam kekecewaan dan mencari cara lain untuk mencapai tujuan mereka, melenyapkan Ray Zen.
Semua orang yang berada diruang itu juga sama, mereka hanya bisa terdiam dan mengikuti keputusan kaisar. Mereka pun satu persatu meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Ray Zen dan keluarga kecilnya.
...****************...
Di dalam kediaman permaisuri Mue Che yang megah dan mewah, Fui Che meluapkan amarahnya dengan keras.
"Sial.., mengapa sampah itu masih bisa hidup?" teriaknya sambil memukul-mukul salah satu tiang yang kokoh di ruangan itu. Suara pukulannya menggema di seluruh ruangan, mencerminkan betapa dalamnya kemarahannya.
"Tenanglah pangeran, tenanglah!"
"Bagaimana aku bisa tenang paman? Kita sudah mempersiapkan rencana ini dengan sangat matang, bahkan menyewa pembunuh bayaran kelas kakap, tetapi mengapa sampah itu masih tetap hidup? Mengapa?" ucapnya kepada Pou Che yang berada tidak jauh darinya.
"Sudahlah putraku, kau tidak perlu semarah itu. Masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melenyapkan sampah itu." permaisuri Mue Che yang baru saja memasuki ruangan itu, ikut bicara.
"Tapi adik, Kita harus lebih berhati-hati sekarang. Dengan adanya Han Yu dan teman-temannya, rencana kita akan sangat sulit tercapai," kata Gan Che sembari meminum anggur yang ada depannya. "Mereka berempat bukanlah orang yang bisa kita anggap remeh."
Mue Che mengangguk setuju. "Kita harus memantau mereka dengan ketat."
"Ya, kita tidak bisa membiarkan sampah itu mendominasi istana ini." balas Gan Che.
"Lalu apa rencana kita selanjutnya ibu,"
"Kita harus menunggu waktu yang tepat anakku." balas permaisuri Mue Che, senyuman jahat terlukis diwajahnya.
...*****...
Kediaman Permaisuri Zu Xia.
Permaisuri Zu Xia terlihat tengah duduk di kursinya yang mewah. Didepannya terdapat Zee Xia, Wen Xia, Xua Xia dan empat orang lainnya dengan aura kuat. Mereka sengaja berkumpul di tempat itu setelah keluar dari aula kecil istana.
"Sudah kuduga, Fui Che bodoh itu tidak pernah berhasil melakukan tugasnya." Zee Xia memulai pembicaraan. "Dia memang tidak bisa diandalkan."
"Sudahlah putriku sayang, kau tidak pernah membahas Fui Che itu disini. Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah siapa sebenarnya Han Yu dan ketiga temannya itu, dan apa tujuan mereka menjadi pengawal pribadi Ray Zen?"
Pertanyaan permaisuri Zu Xia membuat orang-orang yang ada disitu berpikir keras. Karena Zu Xia adalah istri terakhir kaisar, ia tidak pernah tahu ataupun bertemu langsung dengan Han Yu. Begitu juga dengan anak buahnya. Mereka hanya mengetahui sedikit kisah tentang Han Yu yang ikut berperang, selebihnya tidak ada informasi lagi yang mereka dapatkan.
"Izinkan saya untuk mencari tahu hal itu tuan permaisuri," salah seorang pria yang duduk paling belakang ikut bicara.
"Hmm, pergilah! Tapi ingat, kau harus berhati-hati, mereka bukanlah orang sembarangan. Aku dapat merasakan aura yang begitu mengerikan dari mereka berempat." jawab permaisuri Zu Xia. Pria itupun pergi meninggalkan ruangan itu.
"Bagaimana pendapatmu Wen Xia?"
"Hamba juga merasakan hal yang sama tuan permaisuri. Han Yu dan ketiga temannya itu memiliki aura menakutkan. Hamba tidak yakin bisa menang jika bertarung dengan salah satu dari mereka." jawab Wen Xia.
"Hahaha.., menarik, ini sangat menarik." tawa lengking dari permaisuri Zu Xia memenuhi ruangan. Mereka yang berada diruangan itu hanya bisa menggigil ngeri.
...****************...
Setelah mengabiskan waktu yang cukup lama bersama keluarganya, Ray Zen dan para pengawalnya kini berada dikediaman permaisuri Mei Ling. Ditempat itu mereka disambut oleh banyak makanan enak yang disajikan oleh para pelayan.
Bear, Tiger, dan Trile memandang makanan di depan mereka dengan curiga, hidung mereka berkerut karena aroma yang tidak biasa. Mereka saling bertukar pandang, sebelum akhirnya Bear menggelengkan kepala. "Kami tidak biasa dengan makanan ini tuan," katanya dengan nada datar.
"Cobalah dulu Bear, makanan ini sangatlah enak dan lezat," Ray Zen menawarkan. Mereka bertiga tidak bisa menolak, tawaran Ray Zen adalah perintah bagi mereka. Perlahan mereka mencicipi makanan itu.
"Bagiamana?" tanya Ray Zen.
"Rasanya sangat enak tuan." ucap Bear setelah memakan makanan itu. Tiger dan Trile mengangguk setuju. Mereka tidak menyangka jika makanan yang dimasak oleh manusia memiliki rasa yang begitu enak dan lezat. Bear pun memakan makanan itu dengan lahap.
"Makanlah dengan pelan, Bear jelek." ejek Han Yu. Bear yang mendengar itu tidak peduli, ia terus makan dan beberapa kali menambah porsinya. Ray Zen tersenyum melihat tingkahnya. Ia sangat senang dengan keakraban Han Yu dan Bear. Selain itu, ia juga bersyukur karena semua berjalan sesuai rencananya.
Sebelum sampai ke istana kekaisaran Awan Putih, Ray Zen telah terlebih dulu memberikan sebuah artefak dalam bentuk cincin kepada Bear, Tiger dan Trile. Tanpa banyak bertanya mereka bertiga mengenakan cincin itu pada jari mereka. Dengan adanya cincin itu, aura dari binatang buas mereka tertutupi sehingga tidak dapat diketahui oleh siapapun.
"Apa rencana kita selanjutnya pangeran," Bai Hu yang duduk didekat Ray Zen bertanya.
"Dalam waktu dekat ini sepertinya tidak ada paman. Biarkan kakek Han, Bear, Tiger, dan Trile menyesuaikan diri dulu dengan keadaan didalam istana ini."
"Sepertinya kau sangat santai dalam menghadapi musuh-musuh nak." Han Yu yang mendengar pembicaraan itu ikut bicara.
"Tuan tenang saja, kami akan melindungi tuan dengan baik. Biarkan kami saja yang menghadapi musuh-musuh tuan." kata Bear sambil memukul dadanya. "Bukan begitu Tiger, Trile?"
Tiger mengangguk setuju. Sementara Trile masih tetap fokus memakan makanannya. Berpura-pura tidak mendengarkan perkataan Bear.
"Kau terlalu bersemangat Bear jelek." ejek Han Yu lagi, membuat mereka semua tertawa kecil.
Hari berganti-hari, Han Yu dan ketiga temannya mulai menjalankan tugas mereka sebagai pengawal pribadi Ray Zen. Mereka selalu siap sedia untuk melindungi Ray Zen dari segala ancaman, dan mereka tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan jika diperlukan. Selain itu, mereka juga sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di istana kekaisaran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan Lupa Like dan Berikan Saran Serta Kritikannya Ya Cesss, Biar Aku Semakin Semangat Juga Lanjutkan Novelnya. Setiap Saran dan Kritikan Kalian Sangat Berguna Buatku Yang Masih Pemula Ini.
Chapter 24 dan 25 ini memang sedikit membosankan, hanya berisi dialog antar tokoh. Tetapi tenang saja cesss, chapter ini hanya sebagai pelengkap agar bisa nyambung ke chapter-chapter berikutnya yang lebih menarik. Karena setelah ini, perjalanan Ray Zen baru akan dimulai, bersama dengan para pengawalnya itu.
Terimakasih Cesss, Kuharap Klean Suka Ya.