Kehidupan Ayunda naraya dan Edward alexandra berjalan seperti biasanya, bahkan mereka terlihat romantis. Hingga disuatu hari ayunda harus menerima fakta yang menyakitkan, ia merasa dibohongi habis-habisan oleh suaminya sendiri.
Bagaimana kisah kehidupan ayunda selanjutnya?? Kepoinn terus cerita ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
🌷Happy Reading🌷
Ranti dibuat terkejut setengah mati saat mendengarkan cerita ayunda.
"Hahh jadi itu beneran? Kamu nggak bohong soal itu kan?" Tanya ranti masih dengan raut wajah shock.
"Iya! Bahkan edward itu selingkuh." Jawab ayunda.
Ayunda hanya menceritakan tentang perselingkuhan edward saja, tidak dengan pembunuhan yang dilakukan tuan wijaya dimasa lalu.
"Oh iya, ranti! Terimakasih ya udah ngizinin kami nginap" Ujar ayunda tulus.
"Iya sama sama, kita kan teman nda. Udah seharusnya saling tolong menolong, apalagi kamu lagi kesulitan." Sahut ranti.
"Pagi ini kami langsung pergi, soalnya mau cari kerjaan buat nyambung hidup." Ucap ayunda.
"Kenapa nggak nginap lebih lama di sini aja?" Tanya ranti.
Ayunda menggeleng, bukan ia tak mau menginap lebih lama, hanya saja ayunda tidak mau ranti mengetahui perbuatannya nanti.
"Makasih, ranti. Tapi mbak dania udah cari kost-kostan yang murah, jadi kami bakalan tinggal disana." Jawab ayunda berbohong, sebenarnya mereka ingin pergi kerumah ayunda yang ada di dalam hutan.
"Huftt!! Ya sudah, aku doain supaya kalian cepat dapat kerja." Ucap ranti.
Ayunda, rahendra, dan mbak dania langsung menggendong tas ransel mereka masing-masing, dengan langkah ringan. Mereka melangkah meninggalkan rumah ranti.
Seperti biasanya, ayunda selalu menggunakan layanan grabcar. Mereka ber tiga menunggu dibawah pohon mahoni sembari memakan jajanan pasar yang dibelikan oleh ranti tadi pagi.
Selang beberapa menit akhirnya mobil yang dipesan melalu aplikasi grabcar tiba juga. Ayunda, rahendra, dan mbak dania langsung masuk kedalam mobil. Tak lama mobil itu akhirnya melaju.
Singkat cerita, mereka telah tiba di depan showroom mobil. Mereka bertiga langsung turun, kali ini mbak dania yang membayar ongkos grabcar.
Ayunda, rahendra, dan mbak dania melangkah memasuki showroom mobil itu. Mereka duduk disalah satu kursi, seorang sales mendatangi mereka ber tiga.
"Selamat datang di showroom mobil X, ada yang bisa saya bantu?" Tanya sales tersebut dengan senyum ramah.
"Begini mbak, kami mau beli mobil yang nyaman, muat lebih dari tiga penumpang." Jawab rahendra.
Sales itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya, ia mulai menawarkan beberapa mobil ternyaman dan memberikan brosur kepada rahendra.
"Yang mana?" Tanya rahendra kepada ayunda dan mbak dania.
"Yang ini aja." Jawab mereka serempak seraya menunjuk mobil Honda CR-V.
"Mobil yang ini aja mbak." Ujar rahendra.
Sales itu membawa rahendra, ayunda, dan mbak dania menuju mobil yang ditunjuk rahendra tadi. Mereka ber tiga saling pandang kemudian mengangguk, mereka memilih warna black.
Rahendra langsung menyelesaikan pembayaran secara cash. Setelah selesai semua barulah mereka keluar dari showroom dengan membawa mobil baru, mobil itu lah yang akan mereka gunakan nanti untuk melancarkan aksi mereka.
Mobil baru itu melaju dijalanan kota menuju hutan. Selama perjalanan mereka terlihat happy, seperti tidak ada beban sama sekali.
Menjelang sore, mobil itu memasuki kawasan hutan yang cukup rimbun, namun ada jalan yang hampir ditutupi semak semak.
Rahendra, ayunda, serta mbak dania turun untuk membuka jalan agar mobil bisa masuk, hanya perlu beberapa menit saja jalan itu sudah terlihat. Ayunda, rahendra, dan mbak dania langsung masuk kembali kedalam mobil dan rahendra langsung menjalankan mobil tersebut.
Suasana hutan sangat adem, burung burung berkicau riang di dahan pohon randu, sinar matahari menembus celas pepohon bambu. Mobil terus masuk kedalam hutan, menyusuri jalanan setapak yang dipenuhi oleh sampah dedaunan.
Tak lama mereka ber tiga telah sampai di depan sebuah rumah bertingkat dua yang terbuat dari kayu ulin, di halaman samping terlihat taman kecil yang ditumbuhi bunga mawar serta melati. Di halaman rumah berdiri kokoh pohon mangga dan bambu jepang.
Ayunda, rahendra, dan mbak dania turun dari mobil, mereka berjalan mendekati pintu utama. Ayunda mengeluarkan kunci dari dalam tas miliknya lalu membuka pintu rumah itu secara perlahan, mereka ber tiga langsung disambut dengan ruang tamu yang cukup luas dan bersih, tidak ada debu sama sekali. Rumah ini sepertinya belum lama di bersihkan.
Mereka bertiga melangkah masuk, dibagian samping terdapat ruang keluarga beserta sofa dan televisi, tak jauh dari sana adalah area dapur. Untuk kamar berada dilantai satu dan lantai dua.
Ayunda, rahendra, dan mbak dania lanjut pergi ke area belakang yang ternyata mempunyai halaman cukup luas dengan saung yang berada disamping pohon ketapang kencana.
"Area itu bisa kita buat latihan." Ujar mbak dania yang dibalas anggukan oleh ayunda dan rahendra.
"Mbak dania benar, kita bisa gunain area belakang ini sebagai latihan. Lagi pula rumah kita jauh dari pemukiman, jadi suara tembakan nggak bakalan ke dengaran." Sahut ayunda mengangguk setuju.
"Ya sudah kita masuk dulu, nanti malam kita cari sama-sama mengenai latar belakang keluarga wijaya." Ucap mbak dania.
Mereka ber tiga langsung masuk kedalam rumah, tak lupa menutup dan mengunci pintu belakang. Langit sudah hampir gelap, ayunda dibantu oleh rahendra menyalakan lampu dan menutup pintu, untung saja mereka sudah membeli nasi bungkus untuk makam malam nanti.
Mbak dania menyiapkan piring, sendok, dan gelas untuk mereka makan. Malam ini mereka hanya ditemani oleh suara bintang malam, suasana begitu hening. Namun mereka sangat menyukai suasana seperti ini, jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk perkotaan.
Selesai menyantap makan malam, mereka bertiga kumpul di ruang keluarga. Ayunda membuka laptop miliknya dan membuka situs web, mengklik satu persatu artikel mengenai keluarga alexandra... Dan ada satu artikel paling bawah, tersembunyi.
"Buka artikel itu, nda!!" Perintah mbak dania.
Ayunda langsung mengklik artikel tersebut seketika layar berubah menjadi gelap. Setelah beberapa menit mengotak atik, akhirnya layar laptop itu kembali seperti semua.
Di layar laptop itu terpampang beberapa foto yang tak dikenali oleh ayunda, namun diantarnya ada foto tuan wijaya, edward, opa rendra dan.... Foto yang sangat dikenali oleh mbak dania.
"Om dewangga!!" Pekik mbak dania kaget sampai-sampai matanya melotot melihat foto ayah dari ayunda itu masuk ke dalam artikel tersebut.
"Ini foto om dewangga, papa kamu. Kenapa bisa masuk ke dalam artikel ini?" Mbak dania terlihat bingung, lantaran foto papa ayunda ada disana.
Ayunda dan rahendra pun tak kalah kagetnya, mereka berdua saling pandang dengan tatapan bingung.
Mereka bertiga membaca satu persatu nama yang ada disana.
Banjamin Emersion
Gilang Fernando
Andrew Jordan
Kian Oliver
Wijaya alexandra
Edward Alexandra
Rendra Alexandra
Dewangga Giandra
Nama-nama itu berada dibawah foto pria berjas hitam.
"Menurut kalian, apa maksud dari artikel ini?" Tanya mbak dania.
"Entahlah, tapi yang pasti ada maksud tersembunyi dari artikel ini." Jawab rahendra.
"Coba kita searching satu persatu nama ini." Saran ayunda.
Mbak dania langsung ambil alih laptop itu dari hadapan ayunda, ia mulai mengetik nama 'Banjamin Emersion' Tak perlu menunggu lama, beberapa artikel langsung keluar. Mbak dania mengklik artikel paling atas.
"Banjamin Emersion, 59 tahun. Seorang pembisnis yang bergerak di bidang kuliner dan industri. Memiliki dua orang anak laki-laki yang bernama Rafael Emersion dan Roman Emersion."
Mbak dania mengangguk pelan, ia langsung mencari satu persatu nama, ternyata umur mereka tak jauh berbeda jauh. Gilang Fernando seorang pembisnis yang bergerak di bidang industri dan perdagangan, Andrew Jordan di bidang Pertambangan dan memiliki pusat perbelanjaan, sedangkan kian seorang pembisnis yang bergerak di bidang pariwisata. Untuk keluarga alexandra mereka juga bergerak di bidang industri.
Hanya ada satu nama yang tidak ada di pencariaan, dewangga. Nama dari papa ayunda itu tidak muncul di pencarian, hal itu tentu saja membuat mereka bertiga bertanya-tanya. Kenapa hanya nama papa dari ayunda tidak ada?.
"Aneh ya?" Celetuk rahendra yang sedari tadi memperhatikan.
"Mustahil data dan identitas diri papa dewangga nggak ada disini, ini aneh banget." Ujar ayunda bingung.
"Kita cari sekali lagi." Mbak dania langsung mencari kembali data dan identitas diri papa ayunda itu, namun berkali-kali mencari tetap hasilnya nihil.