Di masa tua nya, anak anak asih dengan tega nya membuang ibu nya ke tempat penitipan lansia. mereka tak ingin merawat ibu nya lagi. karena di anggap menyusahkan.
apalagi asih juga sakit sakitan, dan membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. bagaimana kisah cerita tentang asih. yuk simak bersama sama.....
kisah ini aku buat dengan penuh ketegangan, dan juga sedih ya. jadi kalau ga suka bisa langsung skip. selamat membaca!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.19
"Drtt..... mana sih, bang Farid?" gumam nya sambil terlihat resah, ingin mengabarkan bahwa bunda nya ada di tempat nya.
"Drttt.....
"Sayang, adik kamu telpon." ucap Vita dengan suara manja nya.
"Ckck, ganggu aja ni bocah!" gerutu nya dengan kesal. Padahal dia masih ingin memeluk istri nya lagi, tapi adik nya malah menganggu. Awas aja kalau ketemu nanti, dia potong uang jajan si Fatih.
"gaboleh gitu beb, bagaimana pun, dia tetap adik kamu. Ayo angkat aja, siapa tau ada yang penting." ucap Vita dengan manja nya.
"makasih sayang, kamu memang istri idaman ku." ucap nya sambil mencium kening Vita dengan penuh kelembutan.
Setelah itu, dia pun langsung mengangkat panggilan telepon nya itu, dengan wajah yang serius.
"Halo, ada apa?" tanya nya dengan tatapan datar nya.
"Kak, gawat! bunda datang ke kota." ucap Fatih dengan suara yang panik, dan cemas.
"Apa!" pekik nya dengan ekspresi yang kaget. Dan tak percaya dengan apa yang terjadi.
Vita masih tetap mengamati suaminya itu, dan merasa heran, serta merasa ada yang tak beres.
"beb, ada apa?" bisik nya dengan suara yang pelan.
"Gue kesana! Tut....Farid langsung mematikan panggilan telepon nya dengan sepihak, dan langsung bergegas menuju ke apartemen adik nya itu.
"Sayang, tunggu di rumah dulu ya. Aku mau liat Fatih dulu, katanya sedikit ada problem." tak lupa pula dia mencium, kening istri nya itu.
"Oh, baiklah. Tapi jangan lama lama ya." ucap nya dengan, penuh penekanan.
"Siap sayang ku. Aku pergi dulu ya." Farid langsung berjalan tergesa-gesa,menuju ke parkiran mobil nya itu.
Setelah kepergian suaminya, Vita merasa sedikit kesal, perhatian nya di bagi seperti ini. Dan dia tak suka dengan orang yang menganggu waktu nya, bersama dengan suami nya itu.
"Huft, merepotkan!' gumam nya dengan tatapan datar dan tajam.
Fatih yang mondar mandir, langsung bergegas menemui asih terlebih dahulu. biarlah kakak nya yang akan menentukan, bagaimana nasib bunda nya setelah ini.
"bunda!" ucap Fatih yang langsung menemui asih yang berdiri cukup lama, sambil menunggu kehadiran anak nya itu.
"Fatih." ucap nya sambil tersenyum gembira, dan ingin memeluk anak kedua nya itu.
"Bunda ngapain ke sini?" tanya nya dengan tatapan datar dan ketus.
"Nak, bunda kangen sama Fatih, sama kakak kamu juga. Ini bunda bawa oleh oleh dari kampung, untuk kalian." ucap nya dengan menunjukkan satu ransel penuh berisi makanan dan cemilan, dari kampung nya.
"Bun, sebaiknya bunda pulang aja. bunda merusak rencana kak Farid. kalau bunda ada disini, hubungan kak Farid, dengan istri nya akan semakin rumit." ucap Fatih dengan keceplosan.
"Istri?" ucap asih dengan penuh tanda tanya di kepala nya itu.
Fatih terdiam, sambil merutuki ucapan nya itu. Dan bersalah kepada kakak nya, yang telah membocorkan rahasia nya selama ini.
"Sial, gue keceplosan!" gumam nya dalam hati sambil merutuki nasib nya setelah ini.
"Nak, jelaskan sama bunda, apa maksud ucapan mu itu?' ucap asih dengan tatapan, sendu nya.
"sebenarnya_
"Sebenarnya aku udah nikah, dengan anak dari pemimpin perusahaan ku." ucap Farid yang datang secara tiba tiba dan menatap tajam ke arah asih.
"Deg....
"Nikah, dan istri...? kenapa bunda ga di beritahu kan nak. kenapa kalian ga bicara apa apa sama bunda?" ucap nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Tentu saja perasaan nya saat ini, terasa sedih, kecewa, dan senang karena anak nya menikah dengan seorang gadis. Tapi sedih dan kecewa, karena di hari bahagia putra nya,dia sama sekali tak diberi tahu.
"Karena aku malu Bun! Aku malu dengan pihak keluarga istri ku itu. Aku ini bergelar sebagai manager keuangan perusahaan, dan bergelar sarjana. Sedangkan bunda, cuman lulusan SMP. Aku malu." ucap Farid dengan penuh penekanan.
Tes.....tes....
Air mata nya mengalir deras secara tiba tiba, rasanya cukup sakit mendengar keluhan dari putra yang selama ini, dia sayangi.
"Apakah, selama ini perjuangan bunda untuk kalian, sama sekali tak dihargai nak?" tanya nya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Dengar Bun, kami udah dewasa,. Aku dan Fatih, udah bisa menentukan jalan hidup masing masing, jadi bunda sebaiknya pulang ke desa aja. Disini juga ga ada tempat buat bunda tinggal!" ucap Farid dengan tatapan tajam nya.
"Bang_ ucap Fatih yang merasa ucapan Abang nya sangat keterlaluan.
"Fatih, jangan lemah. Kita harus tegas, bunda udah ga cocok hidup di ibu kota. tolong Lo pesan kan tiket nya untuk bunda hari ini, biar dia pulang. Jangan sampai keluarga istri gue tau, dan akan berakhir buruk nanti nya.
"Tes....tes... Air mata asih jatuh tak tertahankan, bahkan tatapan nya kepada kedua putra nya begitu sakit, dan begitu tak percaya dengan ucapan mereka.
Apakah dia adalah ibu yang buruk, sehingga membuat mereka malu, dengan kondisi yang cuman tamatan SMP ini.
Dia langsung menghapus air mata nya, dan langsung termenung sejenak membayangkan rasa kecewa yang terjadi hari ini.
"Udah bang, pesawat nya landing jam 8 malam."
"Ayo Bun, kita antar." ucap Farid yang tak berbasa-basi lagi. Dia tak ingin ada keluarga nya melihat asih saat ini.
"Ga perlu nak. Bunda bisa pulang sendiri." ucap asih dengan senyum tulus nya.
Walaupun hatinya sakit, tapi rasa rindunya sudah terbalaskan. Dia tersenyum tulus, dan menatap keduanya dengan penuh kasih sayang, walaupun kedua nya tak menyayangi dan menghormati nya lagi, sebagai ibu.
"Terima kasih ya, udah mau menemui ibu mu ini nak. Rasa rindu ibu saat melihat kedua nya sehat, dan sukses ikut bangga dengan pencapaian kalian berdua. semoga Allah selalu melindungi kalian, dimana pun kalian berada. ibu pulang dulu ya. oh ya, ini untuk istri mu, dan juga Fatih. Ada banyak oleh oleh, yang bunda belikan untuk kalian berdua." ucap asih yang berusaha baik baik saja seolah tak terjadi apa-apa.
"Ga perlu, bawa aja barang barang ini Bun, istri ku bukan orang miskin, kalau bisa kasih Fatih aja." ucap Farid ang menolak nya.
Fatih hanya diam, dan menghela nafas beratnya, dan tak berkata apapun lagi.
"Gue pamit dulu fat, masalah udah beres, Lo urus bunda pulang. Istri gue udah nunggu di rumah."
"Iya bang."
Asih hanya tersenyum mendengarkan nya, walaupun hatinya begitu sakit, tapi dia tetap tersenyum dan berusaha tetap kuat, di hadapan mereka.
"ayo Bun, biar Fatih antarkan ke bandara nya."
"Gpp, bunda bisa sendiri kok, maaf ya kalau kehadiran bunda disini, membuat Fatih, atau Farid malu. Maaf juga kalau selama ini, bunda ada pernah menyakiti kalian berdua. Fatih jaga diri baik baik ya nak, semoga bisa seperti kakak mu yang sekarang udah sukses dan punya mobil sendiri. Bunda pamit ya, assalamualaikum." ucap nya dengan wajah kelelahan, dan langsung menuju ke luar mencari satpam untuk memesan taksi online menuju ke dermaga.
Deg...
Dia tak akan menggunakan pesawat, dan memilih pulang menggunakan kapal.
Kasian wita suster yg baik semoga suatu saat wita bisa ktmu ma bu asih..