Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 25
Acara pertunangan kakak Maya telah selesai, tamu tamu pun sudah mulai pulang. hanya menyisakan beberapa kerabat dekat keluarga. Shafa termasuk dalam beberapa orang yang belum meninggalkan tempat, pasalnya David memaksa Shafa untuk menunggu agar dia bisa mengantar Shafa pulang.
Tentang Juna, dia juga sudah pulang bersama orang tua dan Nadia tentu saja. Sebelum pulang, Shafa sempat bercengkrama dengan ibu Juna, beliau mengucapkan terima kasih karena kemarin Shafa berhasil membujuk Juna untuk ikut bersama pada waktu survei kosan.
"yuk pulang" ajak David setelah dia selesai berganti pakaian. Maya ikut serta bersama mereka, bukan cuma sekedar mengantar Shafa, mereka juga berniat mencari tahu kejadian tadi sore.
"mau mampir ke cafe dulu?" tanya Maya ketika mereka sampai di mobil David
"cafe mana?" tanya David yang sekarang mulai menghidupkan mesin mobilnya.
"belum kenyang Lo berdua?" Shafa menginterupsi obrolan dua sejoli ini
"ckkk..kita mau interogasi Lo" tunjuk Maya pada Shafa yang duduk di belakang.
"Lo udah janji sama gue buat cerita" lanjut David.
"nanti lagi aja deh ceritanya.." tawar Shafa
"gak ada nanti nanti, keburu basi Shafa,!!" Maya berujar
"ckkkk..." Shafa berdecak malas
"ke cafe Lo aja gimana?" Maya menoleh ke belakang
"jangan!" jawab Shafa cepat
"hm? Kenapa? Masih buka kan?" bingung Maya
"sumber masalahnya di cafe dia" seperti sudah paham, David mencoba menjelaskan kebingungan yang tercetak di wajah Maya.
Maya melirik Shafa lagi, namun Shafa hanya mengalihkan pandangan pada jalan di kaca mobilnya.
"jadi......kenapa?" tanya Maya ketika mereka sudah duduk di dalam cafe dekat hotel tempat acara keluarga Maya berlangsung.
"malu ah gue..." cicit shafa
"biasanya juga lo malu maluin Shaf...!!" potong David.
Maya mencubit pelan lengan David yang hanya dibalas dengan kekehan oleh David.
"mumpung kita masih bisa ngumpul lho..gak biasanya Lo nangis begitu." ucap Maya dengan tangan mengusap pelan lengan Shafa
Menghela nafas sejenak, Shafa menatap Maya dan David bergantian
"kalian pernah ciuman kan?" tanya Shafa
David yang saat itu sedang minum, lantas sedikit menyemburkan air dalam mulutnya karena terkejut dengan pertanyaan Shafa.
"kepo Lo...!!" saut David dengan sedikit sewot karena bajunya sedikit basah terkena semburan airnya sendiri.
"ih katanya suruh cerita..." rengek Shafa
"kita sering ciuman.." jawab Maya lugas. Berbeda dengan David yang langsung menampakan muka memerah karena ucapan pacarnya tersebut.
Shafa memasang muka datar melihat David yang menjadi salah tingkah.
"ayang ih malu..." David berbisik dengan malu malu.
"malu,, tapi suka gak mau berhenti kalau udah mulai..." cecar Maya. Tak elak membuat David tambah manja dengan mengusak kepalanya pada lengan Maya.
"gue pulang ah...." Shafa bersiap berdiri karena sudah lelah melihat keintiman temannya tersebut. Secepat itu pula David mendudukkan kembali Shafa pada kursinya.
"hehehe iya sorry...ngambekan Mulu ih anak perawan!!" ujar David dengan cengengesan khasnya.
"balik lagi...jadi intinya?" Maya kembali bertanya
"kalau ciuman tandanya suka kan?" tanya Shafa pada keduanya. David dan Maya menganggukan kepala kompak.
"kalau ada yang nyium Lo..tapi bilangnya cuma pelampiasan, perasaan Lo gimana? May, Dav?" Shafa kembali bertanya
Maya dan David menoleh serempak dengan alis bertautan..mulai mengerti alur dari cerita Shafa.
"Lo bukan di tolak cowok tapi di cium karena pelampiasan doang?" David bertanya serius
Shafa mengangguk dengan kepala yang tertunduk
"Lo suka cowok itu?" tanya Maya
"gak suka..!! Ah pokoknya gue gak ada rasa sama kak Faiz. Tapi dia tiba tiba cium gue. Di bibir. Terus bilangnya dia mau jadi cowok pertama gue. Tapi besoknya dia bilang kalau dia sebenernya lagi ada masalah dan gak sadar ngelampiasinnya ke gue."
"Faiz? bos Lo abangnya si Rio?"
"iya..wajar kan kalau gue sedih. Gue gak berharap jadian sama dia. Tapi seenggaknya, masa gue cuma jadi pelampiasan dia..maksud gue..." Shafa tidak melanjutkan ucapannya
"iya gue ngerti..." Maya mencoba menenangkan Shafa yang terlihat berkaca kaca.
"gue ngerasa terhina..." lanjut Shafa dengan suara mengecil.
"Lo gak berontak pas bibir Lo di sosor?" David ikut bertanya
"gue speechless David.....mana enak lagi ciumannya.." Shafa sedikit bergumam di akhir ucapannya
"hah???" David sedikit berteriak mendengar ucapan malu malu Shafa.
"teman kamu nih yang.." tunjuk David pada Shafa dengan raut wajah jijik
"kamu juga keenakan kalau udah ciuman.." ujar Maya pada David
"ya emang enak sih..hehehe"
"jago dong si Faiz kalau bikin Lo keenakan gitu..." lanjut David menggoda Shafa yang masih menunjukan kepala
"sayang...." tegur Maya yang dibalas kekehan David.
"iya iya sorry. Jadi intinya, kalian ciuman nih terus si Faiz bilangnya jadian. Tapi besoknya malah ngomong kalau dia gak sadar waktu nyium Lo dan bilang Lo cuma bahan pelampiasan dia aja. Dan Lo sakit hati?" ujar David
"pinter!!" Shafa menunjukan jempolnya pada wajah David.
"Lo juga cerita gini sama si Juna?"
"nggak."
"tapi tadi Lo nangis lagi kan?"
"belum sempet cerita. Malah gue bikin masalah baru sama juna"
"masalah baru?" Maya bertanya dengan alis naik
"gara gara si Faiz nih ngeracunin gue!!!" sewot Shafa namun segera ia tutup wajahnya karena ingat perlakuan ia pada Juna
"apaan dah?" David dan Maya ikut penasaran dengan masalah baru temannya itu
"gue harus gimana Dav? May...tolongin gue!!" Shafa malah kembali merengek dengan bibir yang ia cebikkan.
"Lo apain temen gue?!" cecar David
"gue...gue nyium Juna" cicit Shafa
Maya dan David sontak membelalakkan mata mereka mendengar penuturan Shafa yang di luar nalar.
"gak sengaja sumpah! Tiba tiba aja kayaknya setan lewat, terus nyuruh gue nyium Juna" Shafa mencoba membela diri
David menatap horor Shafa kemudian tangannya ia kalungkan di lengan Maya
"Lo setannya,!!" ujar David menunjuk Shafa dengan dagunya
"David ih...tolongin gue. Sumpah gue gak sengaja."
"kenapa bisa kepikiran buat cium Juna?" Maya kembali bertanya
"gak tau..tiba tiba aja gue liat Juna kayak, ganteng banget gitu...ahhhh gue malu ketemu sama si Juna." Shafa kembali menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
"dari dulu juga si Juna ganteng Shafa..kenapa baru sekarang bisa tergoda?" Maya menyenderkan badannya ke kursi setelah sempat menegakkan punggung karena tersentak dengan pengakuan Shafa.
"kayanya si Faiz beneran udah ngeracunin si Shafa nih" ujar David
"bener kan kata gue,,gara gara si Faiz nih.." Shafa mencari pembenaran atas perlakuannya
"hyper Lo..takut gue,!!!!" David bergidik ngeri
Shafa hanya menatap datar David.
"dari dulu gue suka bareng terus sama si Juna, tapi gak pernah kepikiran macam macam. Gak tau kenapa setelah kejadian itu, gue malah gak fokus ngeliat si Juna. Apalagi sama sikap manisnya ke gue."
"kalau gue jadi Lo juga kayanya gak bakal tahan sama sikap manis si Juna..tapi Lo keren lho baru tergoda sekarang." ujar Maya
"beb...." rengek David
"hehehe..cuma perumpamaan sayang." Maya mencoba menenangkan sikap posesif David
"waktu Lo cium si Juna, reaksinya gimana?" tanya David penasaran dengan senyum tertahan
"diem aja?" Shafa mencoba mengingat ingat
"udah gue duga.." gumam David
"katanya nanti gue harus bicara lagi sama dia. Gue bingung sekarang harus gimana, mana pas liat Nadia malah jadi tambah bersalah lagi."
"pantes diem aja Lo tadi. Abis bikin dosa sih ya?" ujar David lagi
"Lo juga tiap waktu bikin dosa Mulu sama Maya...ngaca!!" Shafa melempar kentang goreng ke muka David
"tapi gue gak nikung temen sendiri!" David tidak mau kalah
"nyebelin Lo..!!"
"jadi Lo sama Juna sekarang maunya gimana?" Maya mencoba kembali pada permasalahan inti Shafa
"biasa kayak kemarin..masih bisa gak ya?" Shafa berucap lesu
"kalau Lo kegoda lagi sama bibir si Juna gimana?" pancing David
"si Juna juga bakalan pergi lagi kan."
"iya juga sih.." gumam David membenarkan
"Faiz gimana?" sambung Maya
"pengen pindah kerja.." lesu Shafa
"ntar gue usahain cari kerjaan buat Lo" David meminum kembali air mineralnya
"tapi besok masih kerja kan?" Maya kembali bertanya
"masih. Sayang juga kalau langsung keluar tapi belum dapat kerjaan baru."
"sabar aja ya..gak usah baper kalau ketemu sama Faiz. Kalau dia bilang suruh lupain kejadian itu, nurut aja. Lo kan anaknya cuekan, pasti bisa lah lupain ini." Maya memberi nasihat yang cukup membuat Shafa tenang.
"tar sekalian gue cariin cowok buat Lo sosor sosor,!! bengkak bengkak dah tu mulut" David berujar dengan segala kerandomannya.
"mau di amuk Juna kamu?" bisik Maya pada David yang di balas kekehan mesra pada telinga Maya
"ih takut...." candanya kembali mengusakkan kepala pasa lengan Maya.
Shafa kembali menatap datar dua sejoli yang sedang bermesraan itu, kenapa harus di depan dia sih mesra mesraan nya?? Tidak tahu tempat banget. Begitulah yang ada dipikiran Shafa saat melihat pasangan itu.
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya