NovelToon NovelToon
PUTRI TUJUH

PUTRI TUJUH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria ardila

Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.

Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.

Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.

Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??

cuss baca 👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Kalau begitu kami akan bersiap siap kesana, Pangeran." Putri Kairi yang angkat bicara terlebih dahulu dan yang lain mengikuti pergerakan Putri Kairi.

"Terimakasih atas informasinya Pangeran Kiran, kami pamit dulu." Selesai mengatakan itu Putri Kairi menunduk diikuti oleh yang lain dan setelah Pangeran Kiran mengangguk barulah mereka keluar dari ruangan tersebut.

Lora berjalan paling akhir dan saat akan keluar ia berbalik lalu tatapannya bertemu dengan tatapan Pangeran Kiran yang menopang kepalanya dan tersenyum miring.

Lora memutar badannya lagi dan mengikuti tuan putri menuju ke kamar mereka untuk mengganti pakaian.

Keheningan melanda mereka hingga tiba ke kamar. Semuanya mulai takut berada di istana. Tuan Putri sudah tau bahwa istana bukanlah tempat bermain tapi penuh muslihat tapi mereka tidak menyangka bahwa mereka mendengar hal itu dari orang orang istana.

Siapa yang tidak mengerti arah pembicaraan Pangeran Kiran tadi. Dia jelas jelas menyebutkan "Pertunjukan" di awal katanya sebelum akhirnya mengganti.

Dan apakah seorang paman akan tersenyum saat mengabari keponakan nya meninggal?

Dalam hati para tuan putri, Pangeran Kiran semakin tampak menakutkan.

.

.

Suasana di dalam istana benar benar berat, semua orang menunduk antara takut dan sedih. Di ujung sana ada seorang ibu yang menangis tersedu sedu sambil memeluk putrinya yang sudah tak lagi bernyawa.

Di samping Putri Muria yang merupakan ibu dari anak yang terbaring itu, ada Pangeran Jiran yang tertunduk memegang tangan kecil milik almarhum putrinya.

Kaisar dan Pemaisuri terduduk di belakang orang itu. Kaisar masih tampak tenang tapi matanya memerah dan Pemaisuri tampak memegang sapu tangan yang terus ia gunakan menghapus air matanya.

Putri putri dan Lora tidak mau terlalu ikut campur, jadi setelah mereka mengucapkan turut berduka, mereka pun menjauh dan hanya menatap suasana sedih itu dalam diam.

tap tap tap

Suara langkah kaki menggema di aula duka itu. Dari balik pintu masuk, datang Pangeran Kiran memakai baju merah terang. Ia seakan akan datang ke sebuah pesta bukan ke sebuah pemakaman.

Langkah kakinya begitu anggun tapi meninggalkan kesan angkuh saat orang melihatnya. Dia melihat ke arah Lora dan tersenyum dan melanjutkan langkahnya ke tengah aula.

Pangeran Kiran berlalu begitu saja melewati Kaisar dan Pemaisuri tanpa memberi salam, ia berhenti tepat di bawah kaki gadis kecil yang tidak bernyawa itu.

Matanya melihat kearah Pangeran Jiran yang tertunduk lesu duduk di lantai, di samping jenazah sang anak.

Suasana hening yang terdengar hanya isakan dari Putri Muria.

"Di usia yang sama aku ditinggalkan oleh ibuku karena ibuku memilih pergi daripada aku yang harus pergi dan ternyata gadis kecil ini memilih meninggalkan ibunya dari pada ibunya yang pergi." Ucapan datar tapi mengandung arti yang begitu dalam di ucapkan oleh Pangeran Kiran tanpa perasaan.

Putri Muria mendongak menatap kearah Pangeran Kiran, ia sangat jarang bertemu dengan adik iparnya ini tapi ia tau Pangeran Kiran adalah Pangeran yang patut dihindari.

Sedangkan Pangeran Jiran masih terus menunduk dengan tangan mencengkram pahanya dengan kuat.

"Hari itu aku tertunduk dan menangis di tengah tengah orang orang yang menatap aku iba dan Pangeran pertama datang menyemangati ku dan mengatakan kalau semua ini takdir dan kamu harus terus berjalan. Kali ini aku datang untuk membalas Budi atas perkataanmu waktu itu Pangeran pertama."

"Jangan terlalu sedih pangeran pertama. Yang telah pergi tidak akan bisa kembali, anakmu meninggalkan karena penyakit dan itu sudah takdirnya. Kamu harus bisa memaafkan takdir ini." Ucap Pangeran Kiran dengan sedikit membungkuk.

.

.

.

bersambung

jangan lupa like and vote ya

salam hangat dari author

1
Lhina Bright
siapakah org itu, atau kah jgn2 slh satu di antara parah putri2 itu. masih dalam misteri..
Lhina Bright
astaga ternyata bnyak sendiri yang bunuh anaknya...
Lhina Bright
masih penasaran, siapakah kira2 yg membunuh permaisuri
Lhina Bright
kayanya seru
Lhina Bright
aku mampir yah thor...
Fransiska Husun
keren banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!