Sophie yang naif telah jatuh cinta pada pria kaya raya bernama Nicolas setelah dia menaklukkannya dan tidur dengannya.
Ketika dia mengumumkan bahwa dia hamil, Nicolas merasa ngeri. Baginya, Sophie hanyalah pengalih perhatian yang menyenangkan. Sophie meninggalkan Nicolas setelah kegugurannya.
Bertahun-tahun kemudian Nicolas menemukan bahwa Sophie memiliki seorang putra yang sangat mirip dengannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kasar sekali
Terdorong ke lantai, Sophie tak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Ketakutan terbesarnya kini menjadi kenyataan. Nicolas benar-benar murka. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba bangkit dan melangkah keluar dari ruang tamu.
Namun Nicolas lebih cepat. Ia mencengkeram pergelangan tangan Sophie.
"Akhirnya kau ketangkap juga, dasar jalang!" bentaknya sambil mengguncangnya dan melempar tubuh Sophie ke sofa.
"Tolong, Nicolas! kau menyakitiku! Tenang dulu, kumohon!" teriak Sophie.
"Kenapa kau biarkan selingkuhanmu bawa anakku, hah? kau pikir kau siapa? Dasar pelacur!"
Sophie tak percaya dengan kelancangan pria itu. Siapa dia, berani-beraninya memanggilnya pelacur? Padahal Nicolas sendiri sering berganti-ganti perempuan seperti mengganti baju. Dipenuhi amarah, Sophie bangkit dan berbicara lantang.
"Siapa kau sebenarnya, datang-datang ke rumahku dan berani mengatur hidupku? Kau tidak punya hak! Ini anakku! Dan kau tidak berhak menghinaku! Keluar dari rumahku sekarang juga, atau aku telepon polisi!"
"Kau pelacur murahan! Apa kau ajak anakku jalan-jalan, lalu kau bayar si pria itu dengan tubuhmu?"
Sophie tak tahan lagi. Ia mulai melempar apa pun yang ada di sekitarnya—bantal, buku bahkan mainan. Ia mencoba mengarahkannya ke kepala Nicolas, tapi harus diakui, bajingan itu mempunyai refleks yang bagus dan berhasil menghindar dari semuanya.
"Keluar dari sini! Aku tidak mau kau di rumahku. Dia anakku! Pergilah dan punya anak dengan si Italia yang pantatnya besar itu!"
"Aku akan beri kau sepuluh juta dolar sebagai ganti anakku! Aku akan bawa dia pergi, dan kau bisa terus tidur dengan pria-pria bodoh yang kau temui di jalan," bentak Nicolas.
Entah dari mana keberaniannya datang, Sophie menampar wajah Nicolas keras-keras hingga meninggalkan bekas merah.
"Siapa kau sebenarnya? Keluar!"
"Baiklah, aku akan beri dua puluh juta dan juga kenikmatan seks terbaik dalam hidupmu. Masih ingat bagaimana kau menikmati layanan seks dariku dulu?" kata Nicolas dengan senyum menghina.
Sophie kembali menampar Nicolas. Tapi kali ini, Nicolas tak tinggal diam. Ia mencengkeram pinggangnya dan mendorongnya ke dinding
"Setiap kali kau memukulku, aku akan memberimu ciuman. Aku biasanya tidak memukul perempuan."
Lalu ia mencium Sophie dengan paksa dan penuh hasrat, hingga mereka sama-sama terengah.
"Kau masih berutang satu ciuman lagi," bisik Nicolas, terengah-engah.
"Lepaskan aku, dasar binatang!" teriak Sophie.
Nicolas menatapnya dengan begitu angkuh. Saat ia mendekat lagi untuk menciumnya, Sophie menggigit bibirnya dengan keras hingga berdarah.
Nicolas mengaduh kesakitan dan refleks melepaskannya. Sophie segera berlari ke arah kamar mandi dan mengunci diri di dalamnya.
"Buka pintunya Sophie! Kita harus bicara. Semakin lama kau menghindar, semakin buruk akibatnya," teriak Nicolas sambil terus mengetuk pintu dengan keras.
"Keluar dari rumahku. Dia anakku, dan aku tidak akan membiarkan pria rusak sepertimu menyakitinya."
Nicolas menghela napas, frustrasi. Jelas, tak ada gunanya bicara dengan Sophie dalam keadaan seperti ini. Ia seorang pebisnis—ia tahu kapan harus menggunakan kekuatan dan kapan harus menggunakan strategi.
"Tapi kita tetap harus bicara. Kalau kau terus keras kepala, aku akan bawa masalah ini ke pengadilan. Tes DNA, hak asuh, semuanya. Kau pilih sendiri, cara mudah atau cara sulit. Kau perempuan cerdas dan kau tahu apa yang sebaiknya kau lakukan."
Nicolas lalu pergi, meninggalkan rumah Sophie, dan mengendarai mobilnya kembali ke hotel.