Sebuah Kejadian yang kurang mengenakkan dialami oleh Zahra setelah kepindahannya dari pulau Jawa ke Kalimantan bersama Keluarganya. Dimana Karena kejadian itu Zahra mengalami Trauma yang begitu hebat hingga ia tidak berani untuk keluar dari Rumah kontrakannya.
Sampai di suatu hari, mau tidak mau ia harus keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan pelanggannya hingga diperjalanan ia tidak sengaja ditabrak mobil dari belakang karena kesalahannya sendiri.
Marah? Tentu saja marah, Pria Pemilik mobil itu tentu saja ingin memarahi Zahra karena kecerobohan Zahra dalam berkendara sepeda motor, tetapi ia urungkan karena melihat Mata Zahra yang begitu sembab dan merah.
Siapakah pria itu? Akankah ia luluh dengan air mata Zahra? dan apakah ini akan menjadi awal dari kisah kebahagiaan Zahra yang selama hidupnya belum pernah mendapatkannya? atau justru malah sebaliknya?
Ikuti terus Kisah perjalanan Hidup Zahra Di dalam Cerita Ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenRose23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
\\ Eps 21 //
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zahra mulai bisa menyesuaikan emosinya, meskipun terkadang ia masih sering mengalami syok trauma yang membuat kedua orang tuanya harus menjaganya dengan ketat. Meskipun ia masih belum mau untuk bertemu dengan dokter psikologi, Ia sudah bisa berkembang dengan mulai bermain dengan Reva seperti biasanya
Buku gambar menumpuk di meja rumah itu dengan Zahra yang terus menggambar untuk melupakan semua kejadian yang ia alami, Tak berselang lama Reva datang dengan membawa lolipop kesukaan Zahra
"Nih, Lolipop. Ajarin gue gambar dong ra, Dari kemarin Lo gambar mulu. Nggak bosen apa??" tanya Reva dengan wajah cemberutnya
"Kan hobi Zahra menggambar Rere" jawab Zahra dengan wajah berbinar melihat lolipop di tangan Reva
Saat Zahra ingin menyahut lolipop di tangan reva, Reva langsung mengangkat tangannya agar Zahra tidak bisa meraihnya
"Eits, ajarin gue gambar dulu baru gue kasih lolipop ini, Gimana??" Tanya Reva dengan menaik-naikkan alisnya
"Deal!" jawab Zahra dengan mengangkat tangannya
Reva langsung menyalimi tangan itu dan duduk di depan Zahra "Nih, Suka banget sih sama lolipop. Awas aja nanti gigi Lo keropos" ucap Reva dengan menyerahkan lolipop itu ke Zahra
"Zahra kan selalu sikat gigi, jadi nggak akan keropos deh. Lihat nih....hiiii" ucap Zahra dengan menunjukkan deretan giginya setelahnya
"Terserah Lo deh hahaha" jawab Reva dengan melempar kertas ke muka Zahra
"Issshh Rere!"
"hehehe Iya-iya sorry.........." Reva terdiam sejenak sambil berpikir
"Rere mau ngomong sesuatu ke Zahra??" tanya Zahra paham dengan mengemut lolipopnya
"Emmm Gue mau ngomong tapi takut kalau Lo kenapa-kenapa" jawab Reva sedikit ragu
"Nggak papa, Rere ngomong aja" jawab Zahra yakin
"L-Lo....Nggak mau buat kue lagi gitu Ra??" tanya Reva dengan memelankan suaranya karena takut trauma Zahra kambuh
Zahra langsung terdiam dengan berhenti memakan lolipopnya, ia menatap Reva dengan tatapan yang sedikit sedih
"hehe Sebenarnya banyak banget yang pesen kue ke gue Ra, tapi banyak yang gue cancel mereka jadi sedikit kecewa" Tambah Reva lagi dengan menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal
Zahra menghembuskan nafas panjangnya "Mereka pasti sedih nggak bisa makan kue buatan Zahra lagi"
"Iyalah Ra, kue buatan Lo kan yang terenak di seluruh muka bumi ini" Puji Reva yang membuat wajah Zahra bersemu kemerahan
"Issshhh Rere bisa aja, Apa Zahra buat kue lagi aja ya?? Tapi Zahra sedikit takut" ucap Zahra dengan menundukkan kepalanya
"Nggak usah takut Ra, Lo buat aja nanti gue yang antar kuenya. Gimana?" tanya Reva dengan menaikkan kedua alisnya
"Emmm Zahra mau" putus Zahra dengan cepat dengan menganggukkan kepalanya
Reva tersenyum senang karena ada perkembangan dalam diri sahabatnya itu, mungkin saja dengan melakukan kegiatan yang disukai gadis mungil itu bisa membuatnya melupakan semua kejadian yang menimpanya
"Nah gitu dong Ra, pas banget hari ini ada pesanan kue yang belum gue cancel. Mau bikin sekarang??"
"Let's go!" ucap Zahra semangat
......................
Ternyata benar. Beberapa hari setelah Zahra mulai membuka usahanya itu lagi, gadis itu sudah jarang sekali mengalami syok trauma. Senyumnya kembali ceria setelah mendekorasi kue-kue yang ia buat
Hari ini Zahra sudah selesai membuat kue buatan pelanggan, Ia tinggal menunggu reva menyelesaikan pertandingan volinya untuk mengantarkan pesanan itu. Tetapi waktu sudah menunjukkan sore hari dan Reva tidak kunjung datang juga
"Gimana ya ini??? Rere kenapa lama banget, nanti kalau pelanggannya kecewa gimana ya?" ucap Zahra yang mondar-mandir di depan rumahnya
"Sayang?? Kamu kenapa gelisah gitu??" tanya Bu Ratih yang datang dari dalam rumah mereka
"Rere lama banget ya ibu?? Kenapa dari tadi nggak datang-datang??" tanya Zahra dengan gelisah
"Kan Reva ada pertandingan voli nak, mungkin aja nanti pulangnya malam" Jawab Bu ratih
"Malam??" tanya Zahra sedikit terkejut
"emangnya kenapa sayang?? Kamu ada perlu sama Reva?? Kenapa nggak di telpon aja??"
"Bukan itu ibu, Sebenarnya ada pesanan kue hari ini. Dan Rere udah janji buat nganterin pesanannya sehabis pertandingannya. Kalau kuenya nggak diantar Sekarang, pelanggan pasti kecewa" ucap Zahra sedih
"Astaga, Benarkah?? Kalau begitu biar ibu aja yang nganter sayang"
"Nggak usah ibu, nanti ngerepotin ibu. Biar Zahra aja deh yang nganter" ucap Zahra sedikit ragu
"Nggak usah nak, ibu takut kamu kenapa-kenapa. Biar ibu aja ya yang nganter kuenya"
"Nggak papa ibu, Deket juga kok pesanannya. Zahra aja yang nganter" putus Zahra dengan mengambil kue di dalam rumahnya
"Serius kamu sayang, ibu beneran khawatir kamu kenapa-kenapa" ucap Bu Ratih sedikit khawatir
"Nggak papa ibu, Zahra janji nggak akan kenapa-kenapa" ucap Zahra dengan tersenyum untuk meyakinkan ibunya itu
"Kalau begitu kamu harus bawa handphone dan kalau terjadi apa-apa, Langsung telpon Ayah atau Reva Gimana?"
"Okee!" ucap Zahra dengan memberikan hormat kepada ibunya itu
Bu Ratih tersenyum melihat itu dan dengan cepat Zahra menyalimi ibunya itu dan mulai menaiki sepeda motornya
"Janji ya nak" ucap Bu Ratih sedikit teriak
"Iya ibu, Zahra berangkat dulu assalamualaikum" ucap Zahra dan mulai melajukan motornya
"Waalaikumsalam"
......................
Zahra sudah sampai di alamat orang yang pesan kuenya, dalam perjalanan lima belas menit mengikuti arah Maps yang dikirimkan oleh sang pemesan
"Ini nggak sih alamatnya?? Kayaknya bener deh, Aku tanya orang aja deh" tanya Zahra sedikit ragu
Ia menghampiri seorang ibu-ibu yang habis pulang berbelanja "permisi ibu? Saya mau tanya, Jalan Kebangsaan nomor lima belas itu yang mana ya??" tanya Zahra sopan ke ibu-ibu itu
"Oh itu mbak, Rumah depan yang ada pagar warna Hitam putih disana" Jawab ibu-ibu itu dengan menunjuk ke arah selatan yang tidak jauh dari mereka Sekarang
"Oh itu ya Bu, kalau begitu terimakasih banyak ya ibu" ucap Zahra dan langsung diangguki oleh ibu-ibu itu
Zahra segera melajukan motornya ke depan gerbang rumah orang yang pesan kuenya, Zahra sedikit mengangkat helm nya yang kegedean itu untuk melihat rumah orang yang pesan kuenya dan ternyata memang benar nomor lima belas
"Ini nggak salah apa ya?? Rumahnya gede banget, masa' iya mau pesan kue buatan Zahra" ucap Zahra sedikit melongo melihat bangunan di depannya
Rumah yang berbentuk bangunan eropa dengan dominan bewarna putih itu menjulang tinggi di hadapan Zahra, Bagi Zahra itu bukan hanya sekedar rumah.....Tetapi istana
Dengan cepat Zahra turun dari motornya dan menghampiri pak satpam yang sedang berjaga di pintu gerbang Rumah itu
"Permisi pak, apa benar ini rumahnya Ibu Reyna??" tanya Zahra sopan ke satpam itu
"Oh iya benar dek, Ada perlu apa ya??" tanya satpam itu
"Ini pak, saya mau ngantar kue pesanan ibu Reyna" ucap Zahra dengan menunjukkan kue di tangannya
"Oh kue ya?? Kalau begitu kamu masuk dulu aja biar saya panggilkan ibu Reyna nya" ucap satpam itu dengan membukakan pintu pagar untuk Zahra
"Terimakasih banyak pak" ucap Zahra dengan memasuki rumah yang menurutnya istana itu
Zahra melangkahkan kakinya di atas jempatan kecil yang dibawahnya ada kolam berisi ikan-ikan hias, Ia sungguh sangat kagum melihat rumah mewah itu. Kemudian ia memilih duduk di kursi taman depan rumah itu
"Masya Allah......Rumahnya besar banget, Ini Pasti rumahku dulu cuma sebesar kamar mandinya. Semoga aja nanti aku bisa beliin Ibu sama ayah rumah kayak gini. Nawaitu lilahi ta'ala, Hasbunallah Wanikmal Wakil Ni'mal Maula Wanikman Nasir.......Mampukan aku mengangkat derajat kedua orang tuaku ya Allah, Aku ingin mereka bahagia dihari tuanya" doa Zahra dengan memandang langit sendu
"Aamiin"............
...----------------...