NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

“Arghhhhkkkk mayaaaat!!!’’


Tumini yang sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya, tiba-tiba saja mencium aroma busuk dari sekitarannya. Dia yang penasaran meski takut juga memberanikan diri masuk ke kebun lebih dalam.

Saat asik mencari sumber bau busuk, Tumini di buat shock berat karena melihat mayat yang menggantung di pohon cengkeh.

Bagian dada kiri terdapat luka bolong lumayan besar, bagian kaki terus mengucurkan darah, mayatnya juga sudah tidak di kenali.



Apa yang terjadi di kampung Kabut Surem? akankah kematian misterius bisa terpecahkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belanja

Semua terlihat ceria pagi ini. Karena Tante Ningrum dan ketiga wanita itu akan berbelanja ke pasar tradisional di kampung sini.

Sedangkan Darma, Dimas, Denis akan mulai membersihkan pekarangan rumah. Bagian dalam rumah akan di bersihkan oleh Mbok Tukiyem dan Lek Saimin.

Ambar yang hanya pernah belanja di mall saat masih kaya, kini Dialah yang paling bahagia, karena ini moment pertama kali berbelanja di pasar tradisional. Dia sudah membayangkan akan dimana barang-barang untuk di jual akan di taruh diatas meja atau lesehan yang beralaskan bambu yang di anyam. Dan akan di beli dengan gobog (uang koin ada lobang di tengah) khas Jawa jaman dulu.

Mereka bertiga pergi ke pasar tradisional berjalan kaki, karena lokasi pasar tak seberapa jauh dari kediaman mereka saat ini.

“Nah, yang itu rumah ku dulu!’’ beri tahu Della.

“Oh tapi meskipun kecil bagus loh suasana nya. Nggak kayak di rumah Eyang. Aura nya seram banget’’ ucap Ambar.

“Hust! Nggak baik ngomongi orang yang sudah meninggal. Ucap Tante Ningrum, kedua gadis itu langsung bungkam.

Tak berapa lama mereka tiba di pasar tradisional. Para penjual sibuk melayani para pembeli. Tante Ningrum langsung menuju tempat penjual keperluan dapur.

“Bawang merah berapa sekilo nya Kang?’’ tanya Tante.

“Bawang mewah dan putih 15 ribu/kilo Mbak yu. Sayur 4 ikat lima ribu.’’

“Ya sudah bawang nya masing-masing 1 kilo ya. Itu bayam sama kangkung juga. Telor satu baki.’’ ujar Tante Ningrum.

Ambar melongo mendengar bahan makanan murah begini, karena di kota bawang saja sudah mencapai 30 ribu dan lainnya juga serba mahal.

Setelah membayar Tante Ningrum menuju tempat yang menjual ikan dan daging.

“Ma, kita kesana dulu ya. Mau beli cemilan.’’ ucap Della. Tante Ningrum mengangguk.

Saat berjalan Tante Ningrum tak sengaja menabrak seseorang.

“Eh Ningrum kan ya?’’ tanya Inah teman lamanya.

“Iya. Kamu apa kabar Inah?’’ Tante balik bertanya sambil memilih ikan di dalam baskom.

“Aku Yo begini, Alhamdulillah sehat. Kamu kok Yo tambah cantik, sudah pas sekali jadi orang kota. Kamu kok tumben pulang? Mau lihat rumah lama mu ya?’’ Tanya nya kepo.

“Ndak lah. Em, panjang cerita nya. Yang jelas aku beserta yang lainnya kini tinggal di rumah Mertua ku.’’ jawab Tante Ningrum.

“Saya ikan nila dan lele setengah kilo, ayam sekilo dan ini bakso nya setengah kilo.’’ ucap Ningrum pada penjual dan mengulurkan uang.

“Ihi kembalian nya Mbak yu.’’

Mereka telah selesai berbelanja dan membayarnya. Kedua wanita itu duduk di poskamling menunggu Della dan Ambar membeli aneka jajanan.

“Jadi kamu tinggal di rumah Eyang Gayatri?!’’ Inah kembali bertanya karena memang benar-benar penasaran.

“Iyalah. Mau tinggal dimana lagi. Anakku saja ada 4 di tambah anak almarhum ipar ku. Yo mana muat menampung kami semua. Kamu kan tau sendiri rumah ku sempit.’’ balas Ningrum.

“Ha setauku anak Eyang Gayatri hanya tiga. Anak pertama nya meninggal saat umur 15 tahun. Kedua Dhirendra dan suami mu anak terakhir. Apa Dhirendra yang meninggal? Kapan?’’ Inah bukan main kagetnya.

“Iya, Mereka kecelakaan.’’ ujar Ningrum.

“Ya Allah innalilahi, kasian sekali mereka. Padahalkan mereka itu orang baik semua.’’ ucap Inah. Karena memang mengenal Dhirendra dari kecil. Mereka teman saat sekolah.

Della dan Ambar datang menghampiri kedua wanita dewasa itu.

“Wah sudah gadis ini mereka berdua. Dulu ketika kesini Ambar masih SMP ya.’’ Inah menatap Ambar.

“Iya tante.’' Ambar hanya tersenyum.

“Eh kalo gitu aku pulang dulu ya, udah siang juga ini. Kamu kapan-kapan mainlah kerumah ya.’’ ucap Ningrum di balas anggukan dari Inah.

“Kita ke rumah Bude Surti dulu beli es. Ini pasti para pria sedang sibuk di luar rumah. Enaknya minum yang segar-segar.’’ ucap Tante Ningrum saat melewati rumah Surti.

“Mama aja yang ke sana. Kita tunggu di sini saja.’' ujar Della yang tiba-tiba manyun. Tante Ningrum langsung kerumah Bude Surti.

“Kamu kenapa?’’ tanya Ambar heran.

“Anak Bude Surti itu mantan ku.’’ jawabnya ketus.

“Jadi ceritanya belum move on ini?’’ ledeknya.

Della menatap sengit Ambar, yang di tatap hanya nyengir. Tak lama Tante Ningrum datang dan mereka pulang ke rumah.

.

...👻👻👻👻...

.

Di halaman

Para lelaki sibuk membersihkan pekarangan rumah. Darma memotong rumput Dnegan mesin, Dimas menyapu dan membakar sampah. sementara Denis bertugas mengelap kaca. Sedangkan Arum memberikan makanan pada ikan-ikan yang ada di kolam.

Terlihat ketiga wanita masuk pagar. Melihat mama nya pulang, Arum langsung berlari ke arah mama nya.

“Ma, tadi Arum memberikan makanan pada ikan di kolam.’’ cerita gadis kecil itu.

“Oh ya? Arum senang sekali ya tinggal di sini?’’ tanya Ningrum.

“Senang dong ma. Rumah Eyang bagus juga. Mama tadi beliin jepitan pesanan aku nggak?’’ tanya Arum.

“Astaga! Maaf sayang, mama lupa. Tapi tadi Mbak kamu beli jajanan. Nanti di bikinin es sirup juga.’’ sesal Arum.

“Itu kue nya di masukkan ke wadah. Jangan bikin juga ya nak’’ ucap Ningrum pada kedua gadis itu.

“Baik Ndoro ayu. Perintah Ndoro akan kami kerjakan’’ keduanya menunduk dan tertawa.

“Ada-ada saja anak itu.’’ Iya hanya menggeleng kepala.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 kurang. Darma dan Denis memutuskan untuk istirahat, nanti akan di sambung saat sore saja. Sedangkan Dimas membawa gerobak yang berisi sampah untuk di bawa ke tempat pembakaran di area belakang. Setelah membakar sampah, Dimas berbalik tak sengaja ekor matanya melihat ke kebun samping. Terlihat wanita bergaun merah darah menyeringai ke arahnya. Wanita itu memegang sesuatu yang lusuh. Dimas juga tidak terlalu memperhatikan. Pria ini langsung berjalan cepat menuju halaman depan. Gerobak di biarkan saja tinggal.

Dimas ngos-ngosan. Dia langsung menuangkan es kedalam gelas lalu menenggaknya sampai tandas, setelahnya berbaring di rumput.

“Ini orang kayak habis di kejar hantu saja. Baru kerja segitu udah lemas begini.’’ ujar Della. Mereka berdua ini memang jarang akur.

“Ya udah Lo aja yang kerja!’’ jawab nya ketus. Dia bangun lalu meninggalkan Della yang melongo.

“Kenapa sih tuh orang. Kayak perempuan yang lagi Pms aja.’’ ucap Della heran.

“Mbak sih, orang capek-capek Mbak ajak bercanda. Mana bisa’’ timpal Denis.

“Anak kecil diam aja.’’ balas Della.

Orang tua mereka hanya menggeleng melihat anak-anaknya yang memang suka saling usil. Usai makan jajanan, meraka memutuskan masuk rumah.

.

Dimas masuk rumah. Terlihat Mbok Tukiyem sedang menyapu.

“Ada yng perlu di bantu den?’’ tanyanya.

Dimas hanya menggeleng, langsung naik lantai Dua. Mbok Tukiyem tersenyum penuh misteri.

.

.

Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya 🙏

.

Selamat menjelang sore

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!