Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Sesampainya mereka di rumah Wulan, adel dan arin sudah menunggu di depan dengan cemas. Setelah mereka melihat Evan dan rindu datang mereka langsung berdiri dan mereka tidak datang berdua melainkan mereka datang bertiga. Dengan salah satu cowok yang belum mereka ketahui siapa namanya itu.
Dengan berteriak histeris adel bertanya "Ada apa... ? " Tanya adel kepada mereka.
" jangan dulu di Tanya del, suru mereka masuk dulu "Jawab vivian " Ayo masuk "Lanjut vivian lagi.
Dengan tertatih-tatih Evan menggandeng tangan Kristian untuk masuk ke rumah Wulan, ketika mereka membuka pintu di depan sana sudah ada Wulan yang melihat Kristian tanpa ekspresi. " Lo kenapa? "Tanya Wulan dengan menutup mulut kaget dengan kondisi Kristian.
" Gue nggak apa-apa kok "Jawab Kristian sambil memaksakan tersenyum kepada Wulan.
" Ayo duduk "Kata Wulan sambil mempersilahkan Kristian untuk duduk, dan langsung mengambil kotak p3k dan langsung mengobati Kristian.
Selesai mengobati Kristian, Evan menceritakan kepada Wulan apa yang sebenarnya terjadi.
" Lo nggak usah senekat gini tau nggak "Jawab Wulan.
Wulan baru saja selesai mengobati Kristian, dan sahabat Wulan yang lain sudah izin untuk pulang, tinggal rindu dan Evan yang masi stai di rumah Wulan. Setelah menyodorkan mereka minuman jus, tiba-tiba ponsel di saku Kristian berdering.
layar menunjukkan Reihan , ia menatap layar sesaat lalu menggeser tombol hijau.
Belum sempat Kristian bertanya ada apa? sudah lebih dulu suara cempreng wili terdengar "Lo di mana bos? kenapa lo nyerang mereka nggak bilang-bilang ke kita? " Tanya wili dengan nada sedikit khawatir.
Di seberang sana, Reihan yang belum bebicara apa-apa langsung mengambil alih ponsel wili dan langsung berbicara kepada Kristian.
"Lo di mana lo nggak kenapa-napa kan? " Tanya reihan sedikit khawatir kepada Kristian.
"Gue baik -baik saja kok, " Jawab Kristian akhirnya.
"Terus lo di mana sekarang? " Tanya reihan lagi.
"Gue ada di tempat yang aman, " Balas Kristian sambil melihat ke arah Wulan.
"Oke, klo ada apa-apa hubungi kita " Ucap reihan dan langsung mematikan ponselnya.
Setelah jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Rindu meminta izin kepada Evan dan Wulan akan pulang duluan.
"Gais, sudah jam 10 malam ni " Ucap rindu sambil melihat jam tangan yang melingkar di lengan nya.
"Oh iya ya, gue antar lo balik " Kata Evan kepada rindu.
"Terus lo bagaimana? " Tanya Evan kepada Kristian.
"Gue , sebentar lagi jemputan gue datang" Jawab Kristian.
Tiba-tiba, sebuah mobil mewah terparkir di depan halaman rumah Wulan, keluar supir pribadi Kristian dan langsung membukakan pintu untuk tuannya.
"Gue, duluan. Nanti gue telfon " Lanjut Kristian kepada Wulan, sambil tersenyum.
Wulan yang melihat Kristian tersenyum kepada nya menjadi salah tingkah. Dan Evan yang melihat sepupunya mempunyai rasa kepada musuhnya itu langsung berucap " Ingat beda agama " Ucap Evan sambil terkekeh dan membuat Wulan cemberut.
"Lan, kita balik dulu " Ucap rindu .
"Iya, Hati-hati " Jawab Wulan.
Evan berjalan lebih dulu dan menyalahkan motor sport nya, suara mesin meraung halus memecah keheningan malam. Lampu depan menyala terang menerangi jalan kecil di depan rumah Wulan.
Rindu menyusul, langkahnya pelan ia naik ke boncengan dengan senyum bahagia.
"Lo napa senyum-senyum? " Tanya Evan yang melihat ke arah rindu.
Rindu Yang merasa di perhatikan oleh Evan menjadi salah tingkah "Apa ansi " Jawab rindu sambil tersenyum malu.
