Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.
itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.
Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebangkitan
Di balik kabut hitam yang menutupi sebagian besar sisi timur hutan, suara dentingan pedang saling bersautan silih berganti.
Thomas merasakan panas yang membara pada jantungnya, bukan karena semangat yang membara, tapi amarah yang bergejolak.
Masih segar dalam ingatannya, di mana Dark Knight membunuh Carter tanpa ampun tepat di depan matanya. Aura yang menyelimuti Thomas keluar dengan menggelora, aura itu menyelimutinya layaknya pelindung transparan.
Thomas melesat, menebas Dark Knight tepat pada uluh hatinya, meski ditangkis dengan mudah oleh Dark Knight. Thomas terlontar oleh tangkisan kuat Dark Knight tapi tubuhnya menghilang di udara dan muncul di sisi lain Dark Knight.
Dark Knight segera mengganti posisi kuda-kudanya dan kembali menangkisnya. Namun, setiap kali serangan yang dilancarkan Thomas ditangkis, Thomas menghilang dan muncul pada sisi lain Dark Knight dengan cepat.
Dark Knight tertawa jahat melihat emosi Thomas yang membuat Thomas mengeluarkan kekuatan yang dia sembunyikan. Serangan Thomas semakin intens seiring berjalannya pertarungan. Awalnya kemunculannya dapat di lihat dengan mata kosong tapi semakin lama dia semakin cepat.
Dark Knight tidak gentar dengan serangan itu dan menangkis setiap serangan dengan mudah tapi itu hanya awalannya saja. Thomas perlahan muncul pada posisi yang tidak terduga bahkan dia menciptakan ilusi layaknya membela diri. Dark Knight menyadari perubahan tidak wajar ini, berusaha bergerak pergi dari posisinya berdiri.
Tapi setiap kali di bergeser, Thomas muncul entah dari mana menghadangnya. Dark Knight masih tertawa dan mengahadapi serangan Thomas dengan santai.
Tina yang menyaksikan dari kejauhan di buat kagum dengan pertarungan keduanya, serangan Thomas jelas tidak dapat ia ikuti oleh matanya tapi Dark Knight segera bergerak dan menangkisnya.
Suara dentingan pedang yang masih terdengar biasa menjadi semakin keras di ikuti pertarungan yang semakin memanas dari keduanya.
Dark Knight seolah dihujani kilatan cahaya pedang yang mengerikan. Tanah yang dia injak retak dan menjalar hingga beberapa meter disertai hembusan angin yang kencang hanya karena efek benturan kedua kekuatan itu.
Tina tidak menemukan momen untuk membantu Thomas. Dia hanya dapat berharap dalam hati, Thomas bisa mengatasi kekuatan tidak masuk akal dari Dark Knight.
Sementara itu, Rangga mengepalkan tangannya dengan erat, rasa frustasi dan kesal menyeruak karena tawa keras Dark Knight setelah membunuh salah seorang temannya -Carter.
Dalton menepuk pundaknya, mencoba menenangkannya. "Rangga, tenanglah! Jangan biarkan emosi menyeret mu."
Mata Rangga merah padam, dia menelan ludah dari mulutnya yang terasa kering. Rangga berdiri, semua rekannya tampak khawatir dengan keadaan Rangga. Dia terlihat sangat frustasi dengan wajah dingin dan pucat layaknya orang sekarat.
Rangga menghela nafas sejenak, dia melihat ke arah pertarungan Thomas dan Dark Knight yang intens. Dia dapat melihat ekspresi kemarahan Thomas dan Dark Knight yang jelas menahan kekuatannya.
Rangga mengalihkan perhatian pada Tina, perempuan berambut pirang itu mengerutkan kening. Rangga menutup matanya dan kembali menghela nafas, mencoba menenangkan diri.
"Tenanglah, aku tidak apa-apa."
Rangga berkata demikian tapi jelas itu cuma pengelakkan nya saja.
#####
Dark Knight mengayunkan pedangnya dengan kuat ke arah Thomas yang muncul di depannya, menghempaskan Thomas menjauh darinya, lali memberikan serangan susulan yang kuat padanya.
Thomas tersentak di udara sementara Dark Knight mengangkat pedangnya ke samping dan mengalirkan sedikit auranya pada pedang itu. Thomas merasa waktu melambat, gerakan sederhana Dark Knight terlihat lambat, tapi gerakan kecil darinya membuat bulu kuduk Thomas berdiri. Matanya melebar saat merasakan tekanan udara yang menghampirinya.
Thomas berusaha untuk memiringkan tubuhnya, menghindari dampak tebasan yang diberikan Dark Knight. Thomas menggerakkan tubuhnya dengan sekuat tenaga hingga uratnya mencuat karenanya. Dia bergerak sangat lambat mengikuti sekitarnya yang lambat.
Dia dapat melihat guguran daun kering yang terbelah oleh dampak serangan itu, tepat di depannya.
Thomas menggerutu dalam hati, "Siaaal, kenapa? Kenapa aku harus selemah ini?
Andai saja aku lebih kuat,
Andai saja aku lebih kuat,
Mereka pasti.."
Pikirannya terhenti tatkala ingatan teman-temannya di masa mudah yang berlumuran darah, dan Carter yang terpenggal muncul pada pikirannya.
Pada akhirnya, Thomas berhasil menghindari tebasan Dark Knight, meski tubuhnya harus terseret dan menghantam pohon besar di belakangnya.
Dia tergeletak di tanah sembari terbatuk-batuk karena rasa sakit yang dari dalam tubuhnya sementara rasa nyeri menjalar ke seluruh tubuhnya.
Hembusan angin kencang menghantam puluhan pohon dan menerbangkan dedaunan dan debu hingga mengepul tinggi.
Rangga dan rekan-rekannya menahan hembusan angin kencang itu. Suara gemuruh terdengar nyaring setiap kali hembusan angin menghantam pohon di jalurnya.
Mereka berusaha melindungi wajahnya dengan tangan tapi debu itu masih mengenai wajah mereka dan hingga membuat mereka tersedak. Tina batuk-batuk setelah angin itu lewat rasa tanah yang pekat memenuhi mulut mereka.
Rangga meludah sembarangan, dia melangkah dengan mantap ke arah Hena dan Risi. "Hena, Risi, aku butuh bantuan kalian."
Risi dan Hena saling menatap seolah ragu dengan apa yang Rangga ucapkan. Dalton meraih pundak Rangga dan bertanya, "apa kamu yakin?"
Mata Rangga masih sendu tapi ada sedikit keyakinan yang terlihat dibaliknya.
Sementara mereka berdiskusi, Dark Knight mengangkat satu tangannya seolah menarik sesuatu dari tanah. Kepulan asap ungu keluar dari tanah, disusul puluhan tangan manusia yang telah membusuk -merangkak keluar dari tanah.
Puluhan hingga ratusan mayat hidup bermunculan, mereka berdiri dan berlarian ke arah Thomas, Rangga, dan rekan-rekannya.
Berteriak histeris seperti orang putus asa, bau busuk menusuk yang terbawa angin terhirup oleh mereka.
Rangga dan rekan-rekannya segera dalam posisi siap tempur. Rangga dengan sigap berdiri di depan sambil memandang Thomas yang mencoba bertahan dengan tubuh yang masih kesakitan.
"Hena!! Risi!! Jangan ragu lagi!! Ini bukan pertama kalinya aku kehilangan. Percayalah dengan ku!" Seru Rangga dengan ekspresi serius.
Perintah lantang itu membuat Hena dan Risi yakin meski ada sedikit rasa bersalah yang muncul karena ucapan Rangga.
Hena mengangkat tongkatnya sementara Risi membacakan mantra dari kitabnya. Mereka menggabungkan kekuatan dan melapisi Rangga dengan lapisan kayu dengan ukiran cahaya putih. Lapisan itu menempel pada armor yang dikenakan Rangga dan membentuk mahkota kecil pada dahinya.
Teknik gabungan: Pelindung sang pangeran kecil.
Sebuah teknik yang memberikan penyembuhan terus menerus pada target yang di tuju.
Rangga mengalirkan dengan cepat aura dan mana dalam tubuhnya, biasanya dia hanya akan menggunakan salah satu atau menggunakan separuh kekuatan untuk menggunakannya bersamaan.
Tapi, Saat ini Rangga menggunakan keduanya secara penuh. Keputusannya ini memberikan beban yang berat pada tubuhnya. Tubuhnya mengeluarkan bara api yang bergejolak serta rasa aura yang samar di sekitarnya.
Rangga bersiap untuk melangkah maju, setiap gerakannya melukai saraf-saraf otot yang membuat setiap gerakan kecil darinya seperti tersayat.
Saraf yang terluka segera sembuh tapi tidak menghilangkan rasa sakitnya. Rangga meninggalkan pesan, "Dalton, aku serahkan sisanya padamu." sebelum melangkah dengan cepat hingga mengikis tanah yang tersentak oleh pijakan kakinya.
Rangga menerjang kumpulan mayat hidup itu dan melontarkan mereka hingga berhamburan, dia melompat dan menginjak wajah salah satu dari mereka sebelum melompat lebih tinggi.
#####
Thomas telah menebas setiap mayat hidup yang mendatanginya hingga tidak menyadari pergerakan Dark Knight di antara gerombolan itu. Dark muncul di sampingnya, mengayunkan pedang tepat pada leher Thomas yang belum sempat bereaksi.
Thomas sempat putus asa namun sebuah suara keras menyadarkannya kembali.
"Menjauh lah dari guruku! Monster!!"
Rangga muncul dari atas dan menghantamkan kapak besarnya pada Dark Knight yaang memaksa Dark Knight untuk menahan serangan itu. Suara dentuman keras serta suara dentingan besi menyertai tanah yang terkoyak oleh beban yang diterima oleh Dark Knight.
Tubuh besinya mengeluarkan suara berderit layaknya jeritan rasa sakit. Dark Knight mendorong mundur Rangga tapi dia segera menyerang balik dan kembali melancarkan serangan berapi yang meledak begitu mengenai Dark Knight dan mendorong balik Dark Knight hingga beberapa langkah.
Dark Knight berdiri dengan kuda-kuda sempurna di atas tanah yang terkikis dan menyebarkan kepulan debu di sekitarnya.
Rangga berdiri di depan Thomas sembari menyeletuk, "Sepertinya anda sudah terlalu tua untuk bertarung sendirian ya?"
Thomas tersenyum, dia tidak membalas, hanya mengeluarkan aura yang lebih besar dari sebelumnya dan berdiri di samping Rangga.