Gagalnya Sebuah Pernikahan

Sejak kejadian di kamar mandi Deni dan Maharani tampak canggung namun Maharani bersikap cuek karena ia tidak peduli sama sekali dengan Deni , beda dengan Deni merasa sesuatu yang belum pernah ia rasakan pada perempuan lain , entah kenapa hati dan pikirannya tidak bisa di kondisikan setelah melihat sesuatu yang begitu indah di depan matanya beda dari yang lain .

Maharani tidak sarapan karena ia terburu-buru berangkat ke kampus di luar Gea sudah menunggu ia berpamitan kepada kedua orang tua dan Deni . "Maaf pa ,ma aku tidak bisa sarapan karena harus berangkat agak pagian ," pamit Maharani berjalan ke luar .

"Hati-hati ya ," balas Edi sambil melirik Deni yang sedang Santai menikmati sarapannya . "Sudahlah pa , Deni segera berangkat ke kampus ,“ Mery menatap Deni sambil mengedipkan matanya .

Deni nurut kemudian segera menghabiskan makannya dan pamit kepada ke dua orang tuanya pergi ke kampus dengan mengendarai motor .

Maharani dan Gea sudah sampai di kampus lebih dulu segera masuk kelas dan membuat sebuah rancangan untuk di kumpulkan . Setelah selesai mereka kumpulkan di ruang dosen .

Maharani melihat Willy sedang mengumpulkan tugas terdiam . "Hani , ayo ," ajak Gea ke luar dari ruang Dosen menuju kelas . Brukk ,, Maharani menabrak seseorang lalu melihat orang tersebut "Deni , Hani ,“ posisi Maharani dan Deni sangat intim .

Keduanya hampir berciuman sesaat kemudian Maharani melepaskan pegangannya dan berjalan menjauh sambil menarik tangan Gea . Gea menggelengkan kepalanya melihat Maharani seolah malu ketika berdekatan dengan Deni .

Deni yang masih terpaku di tempat seperti mimpi seseorang menyadarkannya . " Adegannya sudah selesai sementara break dulu ,“ Willy menepuk bahu Deni sambil berlalu , Deni melihat Willy menjauh mengikuti dari belakang lalu masuk ke dalam kelas .

Waktu istirahat Maharani tidak ke luar kelas ia hanya ingin di dalam kelas saja begitu juga dengan Deni , Gea beranjak dari tempat duduk tanpa melihat Maharani yang masih duduk dengan santai , ia pergi ke kantin sendirian .

"Tumben sendirian biasanya kemana-mana selalu nempel sama tuannya ,“ celetuk Leni di belakang Gea saat sedang mengantri membeli makanan . Gea menoleh ke sana ke mari melihat Maharani ternyata tidak ada benar juga kata Mak lampir batin Gea sambil membawa makanan berjalan. Ke tempat duduk yang kosong .

Leni dan teman-temannya duduk satu meja dengan Gea dengan santai , mereka sama-sama diam menikmati makanannya .

"Ternyata makan sama orang pendiam itu tidak asyik tidak punya bahan obrolan ," kata Leni melirik kepada teman-temannya. "Iya benar sekali seperti ngomong sama orang bisu ," sahut Yesi teman Leni .

Gea merasa tersindir menghabiskan makanannya kemudian beranjak dari tempat duduk . Sebelum pergi Gea di tahan sama teman-teman Leni dengan terpaksa dia duduk kembali .

"Kenapa terburu-buru tunggu turun dulu makannya baru pergi ," Leni melihat Gea dengan suara lembut . "Aku tidak sudi ngobrol sama orang seperti kamu ,tidak level ," bentak Gea berdiri lalu meninggalkan tempat Leni berjalan dengan cepat menuju kelas .

Leni menatap nyalang kepergian Gea dengan perasaan marah . "Tidak Induknya tidak anak buahnya sama saja keras kepala ," umpat Leni .

Gea berjalan menuju kelas dengan perasaan kesal karena Maharani ternyata tidak ikut ke kantin ketika akan masuk kelas melihat Deni sedang ngobrol dengan Maharani , Gea tidak berani mengganggu mereka .