NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran 2

Dewa Petir Kehancuran 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anonim

Seson 2 Dewa Petir Kehancuran......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan

Langit senja menggantung rendah di atas halaman kediaman Mo Han saat Lei Nan melangkah keluar. Udara dingin mengelus wajahnya, namun pikirannya jauh lebih dingin daripada angin sore yang menyapu lembut tanah pelataran itu.

Ia berjalan perlahan, menyusuri jalanan kecil berbatu yang mengarah kembali ke kediaman Yi Duan. Suara langkahnya nyaris tak terdengar di antara deru angin dan desiran dedaunan. Namun di dalam kepalanya, gema dari nama yang baru saja ia baca terus bergema.

Ji Luan.

Nama itu seperti kunci tua yang memaksa pintu-pintu memori terbuka, walau ia sendiri tidak tahu apa yang coba dibukanya. Tidak ada yang pernah menyebut nama itu sebelumnya. Tidak dalam pelajaran-pelajaran sejarah sekte, tidak juga dalam pembicaraan para tetua.

Dan lebih dari itu, rasa aneh mengendap di dada. Bukan sekadar rasa penasaran, melainkan sesuatu yang lebih... personal. Seolah bagian dari dirinya mengenal nama itu—atau pernah bersinggungan dengannya entah dalam bentuk apa.

Mo Han menyebut Ji Luan sebagai guru dari gurunya. Dan jika itu benar, maka warisan itu bukan sekadar cerita—melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar dari yang bisa ia pahami saat ini.

"Banyak sekali yang tidak aku ketahui ternyata, sungguh dunia ini begitu luas"Guman Lei Nan melihat langit.

Lei Nan bergumam sendiri, nyaris tanpa sadar. Dunia ini jauh lebih luas dari apa yang selama ini ia kira. Selama ini ia hanya mengira dirinya hanyalah bagian dari dunianya, di tengah-tengah kekaisaran yang besar. Tapi sekarang, ia mulai sadar—kekaisaran hanyalah satu kepingan kecil dari dunia yang lebih luas. Dimensi lain, perang para dewa, warisan jiwa yang abadi…

Ia menghela napas panjang.

Tak terasa, langkahnya membawanya ke gerbang kediaman Yi Duan. Matahari telah tenggelam sepenuhnya, meninggalkan semburat merah yang perlahan digantikan kegelapan. Lampu-lampu roh mulai menyala satu per satu di sepanjang lorong, menyebar cahaya lembut yang hangat.

Ketika ia melangkah masuk, halaman rumah terasa hening. Beberapa burung roh tertidur di ranting pohon, dan aroma teh dari dapur samar-samar tercium, menenangkan.

Lei Nan langsung menuju ruang makan. Ia menarik kursi kayu tua, duduk, dan hanya menatap meja di depannya. Bukan karena lapar—perutnya bahkan terasa kosong sejak tadi—melainkan karena ia butuh waktu. Butuh ruang untuk berpikir. Semua informasi yang didapatnya hari ini terlalu banyak untuk langsung dicerna.

Lembah Roh Langit.

Tempat yang konon merupakan hasil dari pertempuran antara dua kultivator legendaris—satu dari ras manusia, satu dari ras langit. Tempat yang dulunya hanya padang rumput, dan kini berubah menjadi tempat yang penuh dengan peluang.

Ia kembali mengingat ucapan Mo Han.

“...kau bisa mencari tahu sendiri jawaban yang ingin  kau ketahui.”

Ucapan yang bisa diartikan sebagai peringatan, sekaligus tantangan.

Dan seolah waktu memutar cepat, malam pun menyelimuti rumah itu. Angin malam lebih dingin dari biasanya, membuat jendela kayu berderit pelan tiap kali hembusan datang. Lei Nan tidak tidur.

Ia memilih berlatih.

Di halaman belakang rumah, diterangi cahaya lentera kecil yang menggantung di sudut, tubuh Lei Nan bergerak. Tinju Sembilan Petir. Gerakan pertama dilakukan dengan napas dalam dan fokus penuh. Petir bukan sekadar kekuatan, tapi getaran. Dan gerakan ini, dalam kesempurnaannya, seolah membangkitkan resonansi di udara.

Tinju pertama. Lalu kedua. Setiap pukulan disertai gemuruh samar, seperti suara petir yang tertahan di balik awan. Di sekelilingnya, rumput bergoyang pelan, tertarik oleh tekanan qi yang mulai terakumulasi.

Sampai pada gerakan kesembilan—gerakan yang selalu membuat tubuhnya limbung.

Lei Nan mengepalkan tangan dan menghantam tanah tepat di depannya.

Dum!

Debu berhamburan. Angin Qi menyebar.

Dan saat ia berdiri kembali, tubuhnya dipenuhi keringat. Tapi bukan rasa lelah yang memenuhi dirinya, melainkan rasa tenang—seolah latihan itu membersihkan sedikit dari beban pikirannya.

Tepat saat ia hendak menarik napas, sebuah suara terdengar dari belakangnya.

“Aku tahu kau belum tidur.”ucap orang dari belakang Lei Nan.

Lei Nan menoleh. Di belakangnya, berdiri sosok yang tidak asing. Yi Duan, dengan jubah tidurnya yang longgar, berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Tatapannya tidak tajam, tapi juga tidak terlalu lembut.

“Guru,” ucap Lei Nan pelan.

Yi Duan melangkah ke arahnya. Suaranya tenang, tapi mengandung sesuatu yang dalam—seperti orang yang telah mengetahui lebih banyak dari yang ia tunjukkan.

“Aku hanya ingin bertanya satu hal padamu.”

Lei Nan mengangguk. “Apa itu, Guru?”

Yi Duan menatap langsung ke matanya.

“Setelah mendengar semuanya, setelah membaca apa yang ada dalam buku itu, dan tahu betapa beratnya jalan di depan… apa keputusanmu?”ucap Yi Duan menatap langit.

Pertanyaan itu sederhana, tapi tidak ringan.

Lei Nan terdiam sejenak. Tapi tidak lama. Dalam hatinya, jawabannya sudah terbentuk jauh sebelum pertanyaan itu dilontarkan.

“Guru, mungkin ini takdir saya, sebelumnya selama ini, menurutku ini sangat tidak masuk akal semenjak aku mualai berlatih dan sebagainya aku tidak mengira akan menemukan hal sampai sejauh ini.”ucap Lei Nan panjang lebar,"Dan keputusanku sudah bulat, aku akan melakukanya,"ucapnya yakin.

Yi Duan tidak langsung merespons. Ia hanya memandangi muridnya itu beberapa saat—lalu tertawa. Tawa yang ringan, tapi juga mengandung rasa puas yang sulit disembunyikan.

“Hahaha… sepertinya aku tidak salah memilihmu.”ucap Yi Duan menepuk-nepuk tangan Lei Nan.

Lei Nan menunduk sedikit, tapi tidak untuk menyembunyikan rasa malu—melainkan rasa hormat.

Yi Duan berbalik, berjalan kembali ke dalam rumah. Namun sebelum pintu ditutup, suaranya kembali terdengar.

“Besok pagi kita Kau bisa mulai bersiap. Karena tempat yang akan kau datangi nanti… bukan tempat untuk orang yang hanya setengah yakin.”ucap Yi Duan tersenyum kecil.

Jujur kenpa sebenarnya berani mengirik Lei Nan ke lembah itu, karena ada hal yang harus dia ketahui di dalam lembah itu, yang pasti akan membantunya kedepanya, dan mungkin saja kembali membuka dimensi ini ke dunia luar, meskipun tempat itu berbahaya dengan kemampuan Lei Nan sekarang dia yakin Lei Nan akan selamat jika pun bertemu musuh kuat Lei Nan masih bisa melarikan diri.

Lei Nan mengangguk dalam diam. Lalu memandang ke langit malam. Bintang-bintang bertaburan di atas sana—tapi pikirannya kini berada jauh lebih tinggi dari bintang.

Lembah Roh Langit… Ji Luan… Warisan…

Jalan hidupnya telah berubah, dan ia menerimanya sepenuhnya.

Tanpa sadar, di sudut halaman, bunga roh biru yang sebelumnya tampak layu… kini mekar kembali.

1
Mahmud Mamu
mantappp lanjut thor
Himawan Wawan
lanjutkan
Rhaka Kelana
lanjutan nya mana nih...
Andri Iswanto
mau ada kelanjutannya enggak ni crita
Ernest T
lupa 9jari petir....
smngat ln
4wied
mulai dah perjalanan perjuangan petualangan cinta Lei Nan dan Yu Tian
4wied
jadiin
Khairul Azman Abdul Kahar
kenapa tak guna pedang
Epi Cendrawati
lanjut ceritanya seru
Yosef Kurniawan
sperti nya Thor udh lelah.. 🥲🥲
Nur Aini
lanjutkan terus Thor sampai tamat
Degar Garnika
dimulai lagi perjalanan menuju kekuatan yang lebih kuat..... lanjuuuttt
Degar Garnika
tempat misterius dan pelatihan yang misterius..... lanjuuuttt
Degar Garnika
pengetahuan untuk mengenal tujuan dan latar belakang pelatihan..... lanjuuuttt
Degar Garnika
aura membunuh yang kuat.... lanjuuuttt
Degar Garnika
mulai perjalanan menuju kekuatan yang lebih kuat.... lanjuuuttt
Degar Garnika
pelatihan kedua di tempat yg menakutkan dan penuh bahaya..... lanjuuuttt
Degar Garnika
kekuatan yang tersembunyi mulai bangkit..... lanjuuuttt
Degar Garnika
guru misterius dgn kekuatan yang misterius..... lanjuuuttt
Degar Garnika
ternyata penasaran..... lanjuuuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!