Seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang bekerja sebagai barista di sebuah cafe tiba tiba membuat seorang CEO jatuh hati pada nya.
Entah apa yang dia perbuat sehingga pria tampan dan kaya itu jatuh hati pada nya.
Bagaimana kah kisah mereka selanjutnya, yuk mampir di karya author.
Dan mohon dukungan nya semua yah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengikuti.
Ke esokan pagi nya.
Hari ini Edward memilih mengemudikan mobil nya sendiri ke cafe tempat Alisa bekerja.
Bahkan di mobil nya sudah siap buket bunga mawar yang indah untuk di berikan pada Alisa.
Edward menunggu kedatangan Dirga di dalam ruangan nya.
"Maaf membuat anda menunggu pak, ada apa yah,"ucap Dirga.
"Duduk dulu,"ucap Edward.
Dirga mengangguk dan duduk di hadapan Edward.
"Tolong panggilkan Alisa, aku ingin minta maaf soal kejadian kemarin,"ucap Edward.
"Alisa?, "ucap Dirga yang di angguki oleh Edward.
"Tapi tuan, dia sudah berhenti bekerja,"ucap Dirga.
"Saya tidak tau apa yang terjadi antara anda dan dia, tapi kemarin dia terlihat sangat marah. Dan memutuskan untuk berhenti bekerja,"ucap Dirga.
Edward menatap ke arah Dirga tak percaya, seperti nya gadis itu memang sangat marah pada nya sehingga memutuskan untuk berhenti.
"Berikan aku alamat rumah nya,"ucap Dirga.
"tunggu tuan, saya akan panggil sahabat nya, dia tau kok alamat kontrakan Alisa,"ucap Dirga yang di angguki oleh Edward.
Tak berselang lama Sintia pun masuk.
"Permisi pak Dirga, apa ada yang bisa saya bantu,"ucap Sintia.
"Silahkan duduk Sintia,"ucap Dirga, gadis itu mengangguk dan duduk di sebelah Dirga.
"Tuan ini ada perlu dengan Alisa, apa kamu bisa berikan alamat kontrakan nya,"ucap Dirga.
"Eh tapi pak, Alisa Sudah tidak tinggal di sana lagi, dia sudah pulang ke kampung halaman nya,"ucap Sintia, yang lagi lagi membuat Edward terkejut.
"Kenapa,?"ucap Edward.
"Saya tidak tau pasti tuan, tapi dia mengatakan dia rindu pada keluarga nya,"ucap Sintia.
"Apa kamu tua di mana kampung halaman nya,"ucap Edward.
"Tau kok tuan, kan saya memang satu kampung dengan nya,"ucap Sintia.
"Eh tapi,"lirih Sintia terhenti.
"Tapi apa,"ucap Edward.
"Jika anda ingin bertemu dengan Nya lebih baik hubungi dia dulu, jangan langsung datang ke rumah nya, karena ayah nya orang yang sangat di segani di desa, ayah nya biasanya di juluki sebagai preman pensiun,"ucap Sintia.
"Preman pensiun?,"ucap Edward tak mengerti.
"Maksud nya, ayah Alisa sangat lah galak, dia tidak akan segan segan memukul atau menghajar seseorang yang berani mengganggu keluarga nya, apalagi Alisa, anak tersayang nya,"ucap Sintia.
"Berikan alamat rumah nya di kampung padaku,"ucap Edward.
Sintia pun mengangguk dan memberikan alamat nya pada Edward.
Setelah mendapatkan alamat itu, pria itu bergegas pulang ke mansion.
dan mengatur beberapa pakaian nya.
"Ibu doakan Edward yah. Edward akan berusaha mendapatkan hati Alisa, Edward mencintai nya, Edward sekarang sadar kalau saat ini aku sedang jatuh cinta pada seorang wanita,"ucap nya pada sang ibu.
"Tentu saja nak, ibu selalu mendoakan mu, semoga kamu berhasil merebut hati nya,"ucap Melinda.
Setelah mengatakan itu, Edward pun berangkat bersama Martin, dia memang meminta pria itu untuk menemani nya.
sekitar 3 jam dia pun tiba di desa tempat Alisa berada, tapi sebelum ke alamat Alisa, pria itu memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu.
Kebetulan di tempat nya berhenti ada sebuah rumah yang di kontrakan, terlihat bagus walaupun tak sebesar rumah nya di kota.
Martin sang kepercayaan menghubungi nomor yang tertera dan minta pemilik nya untuk datang ke lokasi.