Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Aku pernah kena hukuman menyalin kitab tata krama sebanyak tiga kali saat belajar dengan guru Ahan. Dia adalah guru yang tampa ampun dalam memberikan hukuman." Putri Syila bercerita dengan ekspresi yang serius.
"Benarkah? apakah ada hukuman berdiri di luar juga? Dulu aku pernah di hukum berdiri di luar sampai jam pelajaran selesai dan itu sangat melelahkan." Lora memajukan badannya dan melihat ke arah Putri Lora.
Tingkah Lora kembali penuh semangat menyatu dengan Putri Syila yang begitu ekspresif. Mereka lanjut bercerita dengan santai tanpa memandang ke arah lain.
"Lalu aku lari keluar karena malas belajar dan sembunyi di pohon mangga agar tidak ketahuan." Lora tersenyum bangga mengatakan itu.
"Benarkah? Aku pasti tidak berani melakukan itu, bisa kena marah aku sama ibu." Ucap Putri Syila.
"Ini bentuk kenikmatan belajar, kita tidak harus menyembunyikan emosi kita dan terus belajar. Itu benar benar membosankan. Kamu tau makan buah buahan di atas pohonnya langsung lebih enak dari pada makan di meja makan, kamu pasti belum pernah merasakannya kan?" Lora masih terus bercerita tanpa memperhatikan sekitarnya.
"Tapi seorang Putri tidak boleh memanjat pohon." Ucap Putri Syila sambil tertunduk lesu.
"Ya aku kasian sekali dengan para Putri, mereka tidak bisa bergerak bebas, sama dengan teman temanku bahkan Putri harus tertawa kecil dan tidak bisa tertawa dengan suara besar." Kaki Lora sudah naik ke kursinya dan satu tangan mengambil buah anggur di atas meja tanpa sadar.
"Aku pun capek jadi Putri, aku ingin setiap hari bermain di pasar membeli gulali dan bermain dengan anak anak seumuranku, dalam artian bermain yang sebenarnya, bukan main pesta teh dan melihat lihat bunga yang membosankan." Putri Syila menopang dagu.
Lora memasukkan satu anggur ke dalam mulut lalu berbicara.
"Kamu tenang saja sekarang ada aku, aku akan mengajarkan kamu permainan yang belum pernah kamu mainkan." Lora menepuk dadanya dengan bangga.
"Benarkah?" Tanya Putri Syila dengan semangat.
"Tentu saja, aku juga sedikit bosan." Ucap Lora sambil memasukkan satu anggur ke mulutnya.
"Aku juga akan membawa putri putri untuk bermain." Lora menunjuk putri putri dengan semangat.
"Apakah aku juga boleh ikut?" Tiba tiba suara berat dari sebelah telinga Lora terdengar yang membuat tubuh Lora menjadi beku.
Tangan kekar dan besar itu bergerak mengambil satu buah anggur di tangan Lora dan memakannya dengan posisi yang masih membungkuk dengan wajah di samping wajah Lora.
Para Putri dan juga pangeran yang telah datang pun tidak bisa untuk tidak terkejut melihat apa yang di lakukan Pangeran Kiran. Pangeran Kiran benar benar terobsesi dengan Lora.
Kaki Lora yang tadinya naik ke kursi pun turun perlahan dan begitu juga tangannya yang tadi bergerak semangat pun menjadi terlipat rapi di atas meja.
"Apakah aku boleh ikut?" tanya Pangeran Kiran dengan suara bass-nya.
"Pangeran Kedua!! apa yang kamu lakukan?!" Suara nada marah kaisar yang begitu mengejutkan membuat mereka berdiri kecuali Lora yang masih berdiri kaku dengan Pangeran Kiran yang berdiri tegak di belakang kursinya.
Kedua tangan Pangeran Kiran memegang kursi Lora kiri dan kanan hingga membuat Lora tidak bisa keluar. Sedangkan pangeran Kiran hanya melihat santai pada Kaisar.
"Bukankah mereka datang untuk menjadi istri, aku ingin mendekati calon istriku, apa yang salah?"
.
.
Bersambung.
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author