Wajah tampan, cool, pintar juga merupakan ketua klub basket Fakultas, itulah Barra. Tak heran jika dirinya menjadi cowok idola di kampusnya. Namun semenjak duduk di bangku kuliah hingga sekarang semester 5 dirinya tak pernah menjalin hubungan serius dengan cewe manapun. Meski selalu saja ada cewe yg berusaha menempel padanya tapi tak pernah ada yg menjadi pacarnya.
Hingga seorang mahasiswi baru membuat dirinya penasaran pada pertemuan pertama mereka. Karena satu dan lain hal mereka pun menjadi dekat.
Akankah Barra jatuh cinta padanya? Mungkinkah mereka berjodoh?
Yuk ikutin kisahnya.. cerita ringan dengan konflik santai. Pokoknya lebih banyak yg manis-manisnya soalnya author ga terlalu suka kesedihan. Hehe..
Biar tambah seru baca juga kisah sebelumnya di karya “Jodohnya Caca.”
Update setiap hari Senin, Kamis
Selamat membaca…💙
Disarankan bijak dalam membaca karena banyak yg sinopsisnya hampir sama tapi isinya berbeda ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Lima
Sungguh pemandangan yg tak diharapkan, dalam sepersekian menit mata Caca dan Barra pun beradu. Walau Barra menampakkan wajah datar kala lengannya ditarik-tarik tuh cewe, tapi Caca merasakan sesuatu yg cukup sakit dalam hatinya.
Secepat kilat Caca palingkan wajahnya. Untung disana ada Evan yg menemani, membuat Caca sedikit tenang melangkahkan kakinya menjauh darisana menuju lapangan.
Dalam hatinya berkecamuk berbagai rasa, kaget, benci, kesal, tak terima dengan apa yg dilihatnya. Semua harapannya pun sirna, semangatnya pagi ini terasa sia-sia.
Langkah yg begitu berat akhirnya sampai juga di lapangan yg sudah banyak orang. Elzi sangat menyadari perubahan wajah yg terjadi pada Caca.
“Tuh wajah kok mendung gtuh? Perasaan tadi pagi ceria amat…” sahut Elzi sambil menoel pipi Caca.
“Tau ah!” singkat Caca sambil menepis tangan Elzi.
“Lu apain Van?” Elzi langsung ngegas ke Evan.
“Dih… mana gw tauu… Yg pasti tadi ngeliat Barra dikerubutin cewe-cewe…!” kesal Evan tak terima dituduh Elzi.
Elzi pun membulatkan mulutnya membentuk huruf O namun tak keluar suara.. Yg tak lama dibungkam Caca dengan tangannya.
“Jadi skr yg main tim cewe apa cowo dulu?” Caca memecah kecanggungan disana.
“Belum tau Ca.. belum disuruh kumpul. Masih pada siap-siap yg lainnya juga!” Dustin yg menjawab.
“Hmm.. klo masih lama gw balik ah!” ketus Caca.
“Ih.. ga gtuh kali ah…” Elzi mulai menenangkan.
“Iyaa ga profesional banget!” ucapan Evan yg ini sontak membuat Caca melayangkan beberapa tinjunya pada bahu Evan.
“Aduh! Aduh! Ampuuunnn… Ntar gw cedera ga bisa main lagi!” Evan pun menahan tangan Caca juga bersamaan itu pula Barra sampai di lapangan menyaksikan Caca dan Evan yg sedang berpegangan tangan,
Kini gantian Barra yg tak suka dengan apa yg dilihatnya. Wajahnya tampak semakin dingin, menatap tajam Caca membuat Evan segera melepaskan tangannya.
“Klo aja lu ga suka sama dia Ca.. ga bakal gw lepasin!” sewot Evan.
Caca hanya mencebikkan bibirnya tak berkata-kata.
Priiittt!
Farhan meniupkan peluit tanda anggota klub basket Fakultas Caca untuk berkumpul di lapangan. Barra tak melepaskan tatapannya dari Caca barang sedetik pun. Hal itu tentu saja membuat Caca salah tingkah dan memilih baris di belakang badan Dodo yg cukup besar sehingga bisa menutupinya dari Barra.
Elzi yg berada disebelahnya pun gemas melihat tingkah mereka berdua.
“Ngapain lu ngumpet? Kaya yg punya salah aja!” bisik Elzi.
“Ssttt.. udah deh diem! Perhatiin ke depan aja kenapa sih…!?” jawab Caca sambil pandangannya dia fokuskan pada Farhan di tengah lapang.
“Kali ini kita akan tanding persahabatan dengan Fakultas Kedokteran sekalian uji lapangan, yg mulai duluan tim cewe. Jadi buat yg merasa tim inti siap-siap dan yg lainnya bisa menunggu di pinggir lapang. Ok semuanya…?”
“Okeeeyyyy…!” jawab semua anggota klub basket serempak.
Semua orang membubarkan diri begitupun dengan Caca yg tampak sudah merasa aman dari Barra, karena dia sebagai tim inti akan berada di lapangan dan hanya akan fokus ke pertandingan.
Namun tak dinyana saat membalikkan badannya Barra sudah berada di belakang Caca. Sontak membuat Caca kaget setengah mati. Jantungnya berdetak begitu cepat, masih untung juga ga copot.
Barra berdiri di depannya dengan melipat kedua tangannya di dada. Menundukkan wajahnya menatap Caca intens. Yaa, setinggi itulah Barra hingga harus menunduk untuk melihat wajah Caca dari dekat.
Caca tampak canggung, tapi pemandangan tadi pagi terlintas kembali dalam otaknya membuat dia tersadar klo dirinya sedang kesal dengan Barra. Caca mendongakkan wajahnya, tak kalah sengit menatap Barra.
“Minggir..!” ketus Caca dengan wajah juteknya.
...****************...
Thankyuuu💙
btw aku juga punya karya Thor kalau boleh mampir ya Thor kita saling mendukung kiw kiw 😘😘