Cintanya Cowok Idola
Hari ini adalah hari dimana upacara pembukaan pertandingan persahabatan antar fakultas akan diselenggarakan. Upacara yg diadakan di lapangan utama universitas ini dihadiri oleh berbagai club olahraga dari setiap fakultas.
Basket adalah salah satu cabang olahraga yg akan dilombakan. Barra sebagai ketua club basket Fakultas Pertanian telah bersiap bersama Dafin, Adit, Farhan, Ali dan Irma. Kebetulan saat ini hanya mereka yg bisa hadir mewakili club basket fakultas.
Selain basket, juga ada pertandingan futsal, panjat dinding, badminton, dan juga taekwondo. Tentu saja Fakultas Pertanian pun mengikuti perlombaan lainnya seperti panjat dinding yg diwakili oleh anak-anak pecinta alam dan juga futsal, karena hanya itu exkul yg ada di Fakultas Pertanian.
“Gimana nih.. upacara pembukaan udah dilakuin, tim basket cewe kita belum juga fix..” sahut Farhan.
“Gak apa-apa, pertandingannya kan baru mulai sebulan lagi.. ini kan cuma peresmian aja biar kita bener-bener bersiap untuk lomba, masih ada waktu..” jawab Dafin santai.
Adit melihat Barra yg gelisah, “Kenapa lu?”
“Baru kali ini gw ngerasa ngedown duluan.. tau kenapa!” jawab Barra sambil melihat ke lapangan yg sudah penuh dengan mahasiswa dari fakultas lainnya.
“Halah.. itu karena lu udah ga sering lagi turun ke lapangan! Tenang.. masih ada sebulan lagi buat persiapan…” kata Adit penuh percaya diri.
Maklumlah Adit kan selalu ada yg menemani, selalu ada yg menyemangati, jadi wajar klo dia penuh percaya diri. Berbeda dengan Barra yg saat ini penuh kegalauan, dia takut misinya membujuk Caca untuk berlatih basket lagi gagal.
Barra terlalu berharap tinggi bahwa dengan adanya Caca di tim inti cewe akan membuat clubnya berpotensi untuk menang. Padahal anak cewe yg sekarang berlatih pun kemampuannya cukup hebat walau tak bisa seperti Caca yg bisa melakukan tembakan three-point dengan mudah.
“Barra!”
Seorang cewe cantik dengan rambut dikuncir kuda memanggil Barra yg tengah serius berdiskusi dengan teman-temannya. Cewe itu berdiri tak jauh dari mereka, dia melambaikan tangannya pada Barra dengan tersenyum lebar begitu senang.
Klo saja upacara masih lama dimulai mungkin dia akan berlari ke arah Barra. Namun di tengah lapang sudah terdengar petugas sedang mencoba mic yg akan digunakan MC untuk memulai acara.
Barra hanya merespon dengan melihatnya sebentar dan membalas dengan seulas senyum lalu membenarkan posisi berdirinya untuk siap mengikuti upacara.
”Cindy yaa...?” bisik Dafin yg berdiri di belakang Barra.
“Hmm..” Barra menjawab malas.
Adit yg berdiri sebelah Barra menoleh ke arah Dafin tersenyum sambil mengangkat sebelah alisnya memberi kode pada Dafin. Yaa.. mereka tau Cindy salah satu fans nya Barra.
Dafin dan Adit sebagai teman seangkatan dengan Barra tentu sudah hafal betul bagaimana popularitas ketua club basketnya itu setiap kali pertandingan antar fakultas diadakan.
Ini baru Cindy, salah satu anggota tim basket cewe Fakultas Kedokteran yg kebetulan dalam upacara kali ini barisannya berada di sebelah kiri Fakultas Pertanian.
“Buat gw aja..” bisik Dafin lagi kepada Barra.
“Ambill…!” jawab Barra penuh semangat.
Dafin dan Adit lalu terkekeh dengan tingkah temannya yg satu ini. Padahal mereka tau Cindy adalah cewe yg direspon cukup baik oleh Barra dibanding beberapa cewe yg mendekatinya. Namun saat digoda Dafin menginginkannya Barra dengan senang hati akan membiarkan Dafin untuk mendekatinya.
Bukan baru kali ini saja Barra seperti itu, makanya Adit selalu menertawakannya jika sudah berurusan dengan cewe-cewe pemujanya.Barra terlalu cuek bahkan jutek jika ada cewe yg mendekatinya.
Berbeda dengan Dafin yg begitu ramah dan positiv respon kepada para cewe yg padahal hanya menyapanya, apalagi klo cewe-cewe itu mengaguminya pasti sudah Dafin respon dengan sangat baik walo dia juga belum tentu suka.
Tetapi anehnya jumlah pengagum Barra tak pernah berkurang. Mereka selalu berpositiv thinking klo Barra bukan jutek, hanya malas bicara. Karena dengan diamnya pun sudah membuat cewe-cewe itu mabuk kepayang.
Seperti saat ini di sebelah kanan Adit sudah ada cewe yg sedang senyum-senyum sambil melihat Barra. Kayanya sih mahasiswa baru makanya Adit pun tak mengenalinya, secara Adit kan sudah tiga kali mengikuti lomba universitas.
Barisan sebelah kanan Adit merupakan club basket dari Fakultas Farmasi. Anggota yg kali ini mengikuti upacara pembukaannya memang kebanyakan mahasiswa baru.
30 menit sudah berlalu, upacara pembukaan menuju sesi akhir yaitu pengguntingan pita tanda dimulainya pertandingan persahabatan antar fakultas. Balon pun mengudara diiringi riuhnya tepuk tangan peserta upacara.
Tak berapa lama barisan pun dibubarkan. Barra memberikan pesan kepada Farhan, Ali dan Irma untuk kembali ke kampus terlebih dahulu. Sedangkan Barra, Dafin dan Adit yg akan melakukan pengambilan nomor dan jadwal pertandingan di sekretariat universitas.
“Barra… tunggu!” suara seorang cewe menghentikan langkah Barra.
Adit dan Dafin saling pandang, saat Dafin akan melanjutkan langkahnya, Barra mencekal tangan Dafin.
“Lu temenin gw disini! Dit lu duluan aja ke sekretariat!” perintah Barra.
Adit dan Dafin kembali menertawakan kelakuan Barra, sedang Barra masih dengan wajah juteknya lalu membalikkan badannya kearah suara yg memanggilnya tadi.
“Barra mau kemana?” kata suara tadi.
“Eh.. gw mau ke sekretariat!” jawab Barra singkat.
“Haiii.. apa kabar Cin..? sapa Dafin ramah.
“Masih inget gw kan..” sahut pemilik suara yg ternyata Cindy yg tadi.
“Masihlah…” Dafin yg menjawab.
“Duh.. kirain gw udah pada lupa. Ih lama banget yaa ga ketemu..” sahutnya lagi.
Barra yg tak bisa tahan dengan basa basi seperti ini mulai melangkahkan kakinya, yg otomatis diikuti Cindy dan Dafin.
“Emang terakhir ketemu kapan..?” Dafin yg terus meresponnya sedang Barra seperti biasa memang tak pernah banyak bicara.
“Kapan sih Bar..? 6bulanan lebih ada kali yaa..? Terakhir waktu latihan gabungan di universitas sebelum penerimaan mahasiswa baru..” kata Cindy menjelaskan.
Barra hanya menganggukan kepalanya tanpa menoleh ke arah Cindy. Namun hal itu tak menyurutkan Cindy yg terus berusaha mendekatinya dengan mengajak bicara padanya.
“Nanti ikutan tanding ga?” tanya Cindy lagi.
Barra tak menanggapinya, melihat hal itu tentu saja Dafin yg akan menanganinya.
“Pasti ikutlah.. selama masih boleh ikutan masuk tim kita pasti bakalan tanding!” jawab Dafin.
“Lu masih aja ga banyak omong ya Bar!” sahut Cindy dengan tersenyum miring sedikit bete. “Gw duluan deh klo gtuh…” katanya lagi sembari sedikit berlari meninggalkan Barra dan Dafin.
“Hadeeehhh… kelakuan lu Bar! Jadi gw yg ga enaknya…” sahut Dafin.
“Kenapa lu ga enak?” heran Barra pada Dafin.
“Bener-bener deh lu! Walopun lu ga suka orangnya, seengganya jawab kek pertanyaannya jangan dicuekin gtuh..”
“Justru klo gw jawab pertanyaannya disangka gw suka lagi.. Gw ga mau ngasih harapan palsu!” tegas Barra.
Dafin hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan sikap Barra yg seperti itu. Kini mereka berdua telah sampai di sekretariat dimana Adit sudah menunggu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
••iind•• 🍂🫧
Mampir ya kak,semangat berkarya
2024-10-03
1
Kia Shoji
💛💛
2024-08-01
1
ililymoonana
baraa
2024-07-19
2