NovelToon NovelToon
Mutiara Hitam

Mutiara Hitam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:950.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Seringkali hal-hal yang menakjubkan berada di tempat yang dipandang sebelah mata. Layaknya mutiara hitam, kecantikannya tersembunyi di dalam kerang yang kumuh.
__________________________________________
"Orang-orang hanya tahu dengan namaku. Menghinaku karena pekerjaanku. Tapi, mereka tidak pernah tahu dengan cerita hidupku."~~~ Ara, gadis berusia 25 tahun itu diberi julukan mutiara hitam oleh warga sekitar tempat tinggalnya karena bekerja disebuah club malam.

Hingga suatu hari, karena insiden kecil membawa Ara kedalam hubungan pernikahan kontrak dengan laki-laki yang bernama Reynan, dengan kata terpaksa. Ara membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Sedangkan Reynan membutuhkan istri untuk memenuhi syarat hak waris perusahaan keluarganya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. KEMARAHAN REY

Rey terkesiap ketika baru saja membuka mata, pandangannya langsung tertuju pada jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Ia gegas turun dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak butuh waktu lama, ia pun keluar dari kamar mandi dengan perasaan sedikit lebih segar setelah mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Setelah berpakaian rapi ia segera keluar kamar untuk menemui mamanya. Tak pantang menyerah, ia akan terus bertanya di mana keberadaan Ara sampai mamanya akan memberitahu.

Langkah Rey terhenti ketika ponsel di saku celananya berdering, ia merogoh benda pipih itu dan melihat si penelpon ternyata adalah Sherly. Ah ia lupa, biasanya ia akan lebih dulu menyapa sang kekasih di pagi hari entah itu melalui telepon ataupun hanya sebuah pesan singkat. Sekarang Sherly menelponnya pasti untuk memperingati soal itu.

"Ah iya Sayang, maaf aku bangunnya kesiangan." Ujar Rey begitu mengangkat panggilan dari kekasihnya.

[Sayang, aku ka...] Tiba-tiba saja panggilan terputus. Rey menelpon balik namun nomor Sherly sudah tidak aktif. Rey menjadi cemas memikirkannya, mungkinkah telah terjadi sesuatu pada Sherly di apartemennya.

Gegas Rey menuju garasi, setelah berada di dalam mobil ia segera tancap gas menuju apartemen Sherly, benar-benar khawatir terjadi sesuatu pada kekasihnya itu.

.

.

.

"Apa-apaan kamu!?" Teriak Sherly sembari menatap tajam Arsen yang tiba-tiba merebut ponselnya dan membantingnya ke lantai, benda pipih dengan harga fantastis itu hancur seketika.

"Apa Rey itu sangat penting bagimu sehingga pagi-pagi begini kau harus menelponnya, huh!?" Balas Arsen dengan membentak.

"Dia tidak hanya penting tapi sangat penting!" Tekan Sherly.

Arsen tertawa sumbang mendengarnya, "Penting karena Rey itu adalah seorang pewaris perusahaan besar. Jika tidak, kau tidak akan tergila-gila padanya." Arsen tersenyum mengejek lalu kembali duduk di tepi tempat tidur.

Sherly memunguti semua pakaian Arsen yang berserakan di lantai lalu melemparkannya pada lelaki itu, "Cepat pakai pakaianmu dan segera pergi dari sini!"

Arsen meremat pakaiannya tersebut dengan kuat lalu berdiri seraya menghempaskan pakaiannya sehingga kembali berserakan di lantai. "Berani kau mengusirku, huh!?" Tunjuknya tepat di depan wajah Sherly sembari menatap tajam wanita itu.

"Apa perlu aku mengingatkan siapa dirimu, huh!" Arsen mencengkeram erat wajah Sherly sehingga wanita itu meringis, netranya mengindai seluruh tubuh Sherly yang hanya mengenakan bathrobe.

"Kamu itu hanya perempuan ja|ang yang rela menggadaikan tubuh demi ketenaran. Kasihan sekali kakak sepupuku itu yang sudah tertipu dengan wanita ular sepertimu." Arsen menyeringai tipis lalu mendorong tubuh Sherly tepat ke tempat tidur, lalu dengan cepat ia merangkak naik dan menindih tubuh Sherly.

"Arsen hentikan, pergi dari sini!" Sherly memukul dada Arsen yang berada diatasnya.

"Aku akan pergi setelah mendapatkan jatah pagiku." Dengan gerakan cepat dan memaksa, Arsen menarik bathrobe yang menutupi tubuh Sherly lalu menarik kedua tangannya dan menguncinya diatas kepala. Bibirnya bergerak dengan lincah diceruk leher Sherly hingga ke bagian dada.

Sherly yang awalnya ingin memberontak perlahan terbuai dengan permainan bibir Arsen. Lenguhan yang berhasil lolos dari bibirnya membuat Arsen tersenyum, ia pun melepas tangan Sherly dan seketika wanita itu mengalungkan kedua tangannya di lehernya. Arsen lalu menuntun bibirnya kembali naik dan menyatukan ke bibir Sherly.

Keduanya terbakar gairah di pagi hari. Decapan dari dua bibir yang menyatu memenuhi penjuru kamar. Tanpa keduanya sadari jika seseorang memperhatikan mereka dibalik pintu dengan mata yang memerah. Kedua tangannya terkepal erat dan nafasnya memburu.

"Brengsek!" Dengan kekuatan penuh, Rey menendang pintu sehingga terbuka lebar, bertepatan dengan Arsen yang hendak membuka celana boksernya.

Dua sejoli yang terbakar gairah itu sontak terkejut, Arsen dengan cepat turun dari atas tubuh Sherly, sedang Sherly langsung menarik selimut menutupi tubuh polosnya.

"Brengsek kalian berdua!" Umpat Rey lalu melangkah masuk, rahangnya tampak mengeras dan kedua matanya semakin memerah melihat pemandangan di dalam kamar kekasihnya itu. Beberapa saat lalu ia bergegas menuju apartemen Sherly karena mengkhawatirkannya, tapi apa yang ia dapati justru sebuah kenyataan pahit. Kekasih yang sangat dicintainya berbagi peluh dengan lelaki lain yang merupakan adik sepupunya sendiri.

"Rey, ini tidak seperti yang kamu lihat, aku bisa jelaskan." Sherly menghiba, tubuhnya gemetar melihat amarah di wajah kekasihnya itu.

"Diam!" Bentak Rey, untuk yang pertama kali ia membentak kekasihnya itu. Mata yang selalu memancarkan binar cinta kini berubah menatap jijik kekasihnya itu.

"Dan kau," Rey berpindah menatap Arsen dengan tajam lalu melangkah cepat menghampiri adik sepupunya tersebut. Bogem mentah langsung ia layangkan tepat di hidung Arsen, cairan kental berwarna merah itu seketika mengucur dari hidung Arsen.

"Setelah kau berniat merebut perusahaan Papaku dan sekarang telah merebut kekasihku, apalagi yang akan kau rebut dariku huh!" Teriak Rey dengan penuh amarah.

Arsen yang dipukuli sama sekali tidak terlihat kesakitan, justru ia tersenyum sembari mengusap darah yang menetes dari hidungnya. "Yah, aku akui aku memang ingin merebut perusahaan Papapmu, tapi merebutnya," ia menoleh menatap Sherly lalu meludah. "Justru dia sendiri yang menggadaikan tubuhnya padaku demi bisa menjadi seorang model yang terkenal." Tawa Arsen menggema di dalam kamar apartemen itu.

"Arrrrgghhhhh...." Rey berteriak penuh amarah. Dengan emosi yang memuncak ia menendang meja rias Sherly lalu membanting semua peralatan make up mahal yang ia belikan untuk kekasihnya itu.

"Aku sudah memenuhi semua keinginanmu tapi ini balasanmu untukku. Brengsek!" Rey tak hentinya mengamuk, habis seluruh benda di meja rias, ia lalu membalik meja rias tersebut dengan membantingnya hingga kacanya berhamburan di lantai.

Arsen hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat apa yang dilakukan Rey, sedang Sherly yang meringkuk di atas tempat tidur benar-benar ketakutan melihat amukan kekasihnya.

Tak puas dengan itu, Rey berpindah ke lemari pakaian. Mengeluarkan semua pakaian, sepatu dan tas branded yang ia belikan untuk Sherly sebagai tanda rasa cintanya. Tapi ternyata Sherly tidak tulus mencintainya. Ia hanya dijadikan atm berjalan oleh wanita itu. Pakaian mahal yang berserakan di lantai, satu persatu ia robek dengan penuh amarah.

Tak ada lagi benda yang bisa ia hancurkan, Rey berjalan ke arah ranjang dengan nafas yang memburu. Tatapannya begitu tajam menatap wanita yang selama tiga tahun menjalin kasih dengannya.

"Selama ini aku menahan diri tidak menyentuhmu karena aku tidak ingin merusak dirimu sebelum kita resmi menikah, tapi apa yang kau lakukan tidak hanya membuat aku kecewa tapi kau juga sudah menancapkan anak panah ke jantungku." Rey tertawa hambar menertawai kebodohannya selama ini. Kekasih yang ia puja ternyata tak lebih dari seorang wanita ja|ang yang menjajakan tubuhnya.

"Mulai detik ini kita tidak mempunyai hubungan apa pun lagi!" Setelah mengatakan kalimat penuh penekanan itu Rey melangkah cepat keluar dari kamar itu.

"Ini semua gara-gara kamu!" Teriak Sherly, dia menatap tajam Arsen.

"Apa, gara-gara aku?" Arsen menunjuk dirinya sendiri sambil terkekeh. "Hei kenapa kau hanya menyalah aku, tadi kau juga menikmatinya bukan?" Ujarnya tersenyum mengejek.

"Brengsek kau Arsen, aku sudah menyuruhmu pergi tapi kau tidak mau pergi. Lihat apa yang terjadi sekarang!" Sherly beranjak turun, ia memukuli dada Arsen lalu mendorongnya.

"Ah sudahlah Sherly, tidak usah munafik. Sebaiknya sekarang kita lanjutkan apa yang tertunda." Arsen tersenyum menyeringai lalu menangkap kedua tangan Sherly kemudian mendorong wanita itu kembali terjatuh ke tempat tidur.

Sedangkan Rey yang kini berada di mobilnya, tak hentinya memukul kemudi hingga tangannya memerah.

"Brengsek!" Umpatnya untuk yang kesekian kali. Ara yang selalu ia pandang hina, ternyata tak seperti apa yang ia pikirkan. Sedangkan Sherly yang selalu ia puja, ternyata dialah yang wanita murahan.

1
Sri Endah B. A
Luar biasa
Jumaiyah Iyah
lagi kasmaran😆😆😆🥰
Aurora
gantian Ara yg cemburu
novianti suryani
Luar biasa
Kamsiyah
jln crita nya mantap,,walau jrg komen tp ku suka....mogs sukses ...y.....????!!!!!
Nurlinda: aamiin, terima kasih kk, mampir juga di karya lainnya 🤗🤗🤗
total 1 replies
Caca Marica
Luar biasa
Erni Nofiyanti
istri ke 2 papa gio mana?
Magda lena
Luar biasa
Vivo Smart
😅😅
Vivo Smart
bravo David 👍setuju.
jdi orang kok nggak tau terimakasih banget
Vivo Smart
kebiasaan Rey sukanya menuduh orang tanpa mencari tau kebenarannya. udah kayak emak emak kang gosip aja
Vivo Smart
sokooor Rey... anakmu taunya papanya orang lain bukan kamu, yang selalu ada dan mencurahkan kasih sayang nya ke Rayan
Vivo Smart
🙂🙂🙂
Vivo Smart
eok emang si Rey ini. bikin emosi aja
Vivo Smart
jangan balik sama Rey Ra, ingat... kamu membencinya waktu itu karena meruda paksa kamu. "aku membencimu Rey" itu kata kata kamu malam itu. jadi jangan maafkan Rey
Vivo Smart
ya elaa Ma... mama juga diundang, kok maalah ngundang orang lain lagi 🤦‍♀️ntar rasmanan nya nggak cukup gimana 😁
Vivo Smart
lagian nggak ngeh banget sih sama tanggal ulang tahun Rayan. ya dihitung dong mana tau anak Rey
Vivo Smart
Dea, kamu nggak tau apa apa, nggak usah ikut campur
Vivo Smart
karena waktu membuat Rayan, kakakmu ingin menunjukkan pada Ara semurahan apa dirinya. karena tidak terima Ara bilang serli menghianati kakakmu
Vivo Smart: itulah alasan mengapa Rayan bisa hadir ke dunia. kakakmu menghina dan memperkosa Ara
total 1 replies
Vivo Smart
lah, om Gio kemana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!