NovelToon NovelToon
Duda Kepentok Janda

Duda Kepentok Janda

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Duda / Single Mom / Janda
Popularitas:377.5k
Nilai: 5
Nama Author: din din

Bersabarlah membaca awal kisah ini yang bikin darting, tapi percayalah akan ada pelangi setelah badai, serta akan indah pada waktunya. Eyaaaa.
Follow akun IG ku dulu ya @dindin_812, atau FB : Aililea. Makasih🥰

Farzan berusaha lepas dari sang istri—Grisel yang tak mau memiliki anak serta sering menuduhnya berselingkuh. Awalnya berusaha mempertahankan karena baginya pernikahan adalah sebuah ikatan yang begitu sakral.

Hingga Farzan bertemu dengan Sandra—janda cantik yang berumur lebih tua darinya. Kebaikan hati Sandra, membuat Farzan jatuh hati, hingga dirinya akhirnya memutuskan pernikahan dengan Grisel.

Lantas, apakah Farzan bisa lepas dari Grisel, serta mendapatkan wanita pujaan hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon din din, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemui Chila

Farzan terlihat mengemudikan mobil di jalanan. Ia baru saja menghadiri rapat di luar dan kini sedang dalam perjalanan menuju ke perusahaan. Namun, Farzan teringat akan sesuatu, pria itu menengok pada arloji di mana jarum sudah menunjukkan pukul sebelas lebih lima belas menit, sebelum kemudian mengarahkan mobil menuju suatu tempat.

Farzan ternyata mengarahkan mobil menuju sekolah Chila. Entah kenapa ingin ke sana dan bertemu dengan gadis kecil itu. Mobil Farzan menepi di bahu jalan, tepat sebelum gerbang sekolah khusus tempat Chila belajar. Pria itu pun turun dari mobil, lantas berjalan menuju pos satpam yang terdapat di dekat gerbang.

“Mau cari siapa, Pak?” tanya satpam.

“Oh, mau menemui salah satu siswi di sini. Belum waktunya pulang, ya?” tanya Farzan seraya menunjuk ke gedung sekolah.

Pintu gerbang sekolah memang tertutup rapat, berjaga agar tidak ada orang luar yang sembarangan masuk, juga agar tak ada siswa yang keluar tanpa pengawasan.

“Lima belas menit lagi,” jawab satpam setelah sebelumnya mengamati penampilan Farzan. “Anda siapa siswa sini?” tanya satpam itu lagi, memastikan setiap tamu yang datang ke sekolah itu.

Farzan tersenyum, kemudian menjawab, “Saya teman salah satu orangtua murid di sini. Anak teman saya bernama Chila—Prichila.”

Satpam itu terlihat berpikir, hingga kemudian tersenyum seolah baru saja mengingat sesuatu. “Oalah, Mbak Chila. Anaknya Bu Sandra.”

Farzan mengangguk karena ternyata satpam itu tahu.

“Tunggu sini, Pak. Nanti kalau anak-anak sudah pulang, bel sekolah akan berbunyi. Baru diperbolehkan masuk ke area sekolah.” Satpam itu mempersilakan Farzan untuk berteduh di dalam pos satpam.

Farzan mengangguk dengan seulas senyum, lantas masuk ke ruangan yang sedikit sempit karena hanya digunakan untuk pos jaga. Ia mengamati tempat itu, hanya ada televisi kecil, dispenser, meja kecil, dan dua kursi.

“Tempatnya agak sempit, tapi setidaknya bisa untuk tempat berteduh,” ujar satpam dengan senyum lebar di wajah. “Mau ngopi, Pak?” tanya pria paruh baya itu kemudian, menunjukkan cangkir dan kopi sachet yang baru saja dikeluarkan dari laci meja.

Farzan ingin menolak karena takut merepotkan, tapi juga tak berani menolak sebab takut dikira sombong. Hingga pria itu mengangguk tanda setuju, hanya demi menjaga perasaan pria yang sudah sangat baik menawarinya minuman. Mungkin tidak masalah jika sekali-kali merasakan sajian orang yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, merasakan bagaimana minuman dan makanan yang biasa mereka konsumsi.

Farzan menunggu di sana seraya berbincang dengan satpam sekolah, mereka membahas anak-anak berkebutuhan khusus yang sekolah di sana.

“Selain Bu Sandra, Mbak Chila sering dijemput sama Pak Gilang juga. Bahkan kayaknya kalau nggak salah, Pak Gilang yang dulu awal daftarin Mbak Chila,” ujar satpam, berbincang seraya menikmati kopi dan kacang kulit.

“Pak Gilang?” Farzan mengerutkan dahi, seperti pernah mendengar nama itu tapi lupa di mana.

“Iya, kayaknya Mbak Chila juga dekat, mungkin saudaranya Bu Sandra,” ulas satpam itu menjelaskan lagi.

Farzan terlihat berpikir, mungkinkah ada hubungan spesial antara Sandra dengan pria bernama Gilang? Namun, jika memang itu benar, dia pun mau apa? Sedangkan antara dirinya dan Sandra tidak memiliki hubungan khusus, hanya saling kenal karena sebuah ketidaksengajaan. Bahkan nomor ponsel wanita itu saja Farzan tidak tahu.

Suara bel tanda kelas telah usai berbunyi, satpam langsung menoleh ke arah gedung sekolah, sebelum kemudian berdiri untuk keluar membuka gerbang.

“Sudah pada pulang, Pak. Anda mau ke sana buat nunggu Mbak Chila?” tanya satpam, menatap Farzan yang terlihat melamun.

Farzan tersadar dari lamunan, sebelum kemudian mengulas senyum dan berdiri. “Ya, saya hanya ingin bertemu dan menyapanya saja,” jawab Farzan.

Satpam itu mengizinkan Farzan masuk, sedangkan pria paruh baya itu membuka gerbang agar mobil penjemput siswa bisa masuk untuk mengantri menjemput.

Farzan berjalan ke arah gedung sekolah, melihat beberapa anak keluar dikawal beberapa guru, para tenaga pendidik itu harus memastikan anak-anak pulang bersama keluarga atau wali yang sudah ditunjuk, mereka terbiasa untuk tidak membiarkan anak-anak pulang dengan orang asing, misal dijemput oleh orang lain, si penjemput harus memiliki surat izin dari orangtua atau setidaknya orangtua sudah memberi kabar terlebih dahulu.

“Maaf, Anda mau jemput siapa?” tanya salah satu guru ketika melihat Farzan yang tampak mencari-cari.

Farzan menatap wanita masih muda yang kini sedang menunggu jawaban darinya. Ia mengulas senyum dan menjawab, “Saya hanya ingin menemui seseorang.”

“Anda mau menjemput? Apakah Anda orangtua siswa?” tanya guru itu bertubi.

Farzan lagi-lagi tersenyum sebelum kemudian menjawab, “Bukan, saya hanya ingin melihat dan tidak ada maksud menjemput.”

Guru itu sedikit merasa curiga, pasalnya Farzan terlihat bersikap aneh. Farzan sendiri masih mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Chila yang belum tampak batang hidungnya.

“Maaf, Pak. Kami memiliki peraturan jika tanpa persetujuan atau izin tertulis dari orangtua siswa, maka kami tidak akan mengizinkan siswa kami bertemu dengan orang asing,” ujar guru yang memang mengikuti protokol standar keselamatan dan kenyamanan sekolah.

Farzan terkejut dengan ucapan guru itu, mungkinkah itu artinya dia tidak boleh bertemu Chila tanpa adanya Sandra di sana. Farzan mencoba memahami peraturan di sana dan tak ingin mempersulit para guru itu, hingga kemudian memilih mengangguk paham dan meminta maaf karena telah mengganggu kenyamanan umum. Saat Farzan hendak berbalik, pria itu dikejutkan dengan seseorang yang memegang telapak tangannya.

Farzan menengok, melihat tangan kecil itu menggenggam telapak tangannya. Chila berdiri di samping pria itu dan menatap Farzan dengan senyum kecil.

Guru yang tadi menegur Farzan pun terkejut, sebelum kemudian berjongkok untuk mengajak bicara Chila.

“Chila kenal dengan dia?” tanya sang guru pelan, mencoba bicara dengan sedikit gerakan isyarat.

Chila mengangguk, lantas menggenggam erat telapak tangan Farzan. Farzan terus menatap Chila, tersenyum senang karena gadis kecil itu menerimanya di sana.

Sang guru jadi tidak enak hati dengan Farzan karena sempat berburuk sangka. Ia pun berdiri dan tersenyum canggung pada Farzan.

“Maaf, karena tidak tahu jika Chila mengenal Anda,” ucap guru penuh penyesalan.

“Saya memaklumi karena tahu jika Anda hanya mengikuti peraturan,” balas Farzan, “saya pun akan mengikuti peraturan sekolah, karena bukan orangtua atau wali Chila, jadi saya juga tidak akan membawanya. Hanya akan menemani di sini sampai ibunya datang,” imbuhnya kemudian.

Guru itu tersenyum hangat, lantas mempersilakan Farzan untuk menunggu bersama Chila di dalam, sebab Sandra berkata akan terlambat menjemput Chila.

“Bu Sandra tadi sudah menghubungi bagian staf untuk menjaga Chila karena datang terlambat. Anda bisa bersama Chila di sini sampai Bu Sandra datang,” ujar guru, tangannya mempersilakan Farzan duduk di ruang tunggu yang terdapat di lobi.

Farzan tersenyum hangat dan mengucapkan terima kasih, lantas duduk bersama Chila saat guru pergi dari sana.

Chila terlihat senang kedatangan Farzan. Ia membuka tas dan mengeluarkan peralatan menggambar juga kotak bekal makanan yang tadi disiapkan Sandra, ternyata masih ada potongan buah di sana, gadis kecil itu menyodorkan kotak itu agar Farzan mau memakannya.

“Kamu ingin aku makan ini?” tanya Farzan, menatap potongan buah dalam kotak yang dipegang Chila.

Chila mengangguk, melirik kotak makanan itu dan berharap Farzan tidak menolak. Tentu saja Farzan tidak menolak, apalagi ingat dengan ucapan Sandra yang mengatakan jika Chila akan marah kalau pemberiannya ditolak. Ia lantas mengambil sepotong dan memasukkan ke mulut, tersenyum sambil mengunyah potongan buah itu.

Chila tersenyum lebar, lantas meletakkan kotak makanan itu ke meja dan mulai mengambil pensil untuk menggambar. Farzan terus mengamati Chila, kemudian mengusap rambut gadis itu dengan lembut.

“Andai Grisel mau memiliki anak, mungkin anak kami akan berumur lima atau enam tahun. Bisa juga dia selucu Chila.” Tiba-tiba Farzan beranda-andai, pria mana yang tak ingin memiliki anak.

Namun, semua keinginan itu harus dikubur dalam-dalam, mengingat betapa egoisnya sang istri yang tak mau hamil hanya karena alasan akan merusak bentuk tubuh.

1
Tiwik
Luar biasa
Ida Has
mana bisa sadar klo udah karakter
Sulaiman Efendy
SUDAH TAMAT AZA, GMN KABAR ANAK ZOYA & KENZO, APA SDH KTEMU...???
Sulaiman Efendy
KLO DLU SI GRISEL JDI ISTRI YG BAIK, MAU HAMIL & PNY ANAK, MNGKIN SKRG DIA SDH BAHAGIA, MNGKIN SDH PNY 2 ANAK, TPI DASAR GRISEL WANITA DUNGU & BAHLUL...
Sulaiman Efendy
SYUKUR ADA PAK GILANG YG ANTAR MAKANAN....
Sulaiman Efendy
WAKTU ISTRIKU LAHIRKN ANAK 2-3 YG KMBAR, USIANYA 36 DKATI 37 JGA LEWAT CESAR..
Sulaiman Efendy
WAJAR PENUH DN SESAK, JUNIOR FARZAN PSTI DIATAS RATA2, TURUNAN TURKI LGI. BLM LGI SANDRA YG LMA MNJANDA, YG PASTI INTINYA LMA TDK DITROBOS..
Sulaiman Efendy
PANTAS ANISA JUGA JULID,,TERNYATA SDR2NYA PADA TOXIC SEMUA..
Sulaiman Efendy
HUKUM TABUR TUAI SKRG DIPANEN GRISEL...
Sulaiman Efendy
RASAKN LO...
Sulaiman Efendy
MANA SADAR, MKIN DENDAM.. HATI2 SAJA KALIAN..
Sulaiman Efendy
KIRA2 VIONA SAKIT APA...??
Sulaiman Efendy
INI MAK LAMPIR PNGEN DIKARUNGIN..
Sulaiman Efendy
DASAR MANUSIA2 PENGIKUT IBLIS...
Sulaiman Efendy
APA FARZAN SDH MLIHAT TAYANGAN VIDIO ITU..??
Sulaiman Efendy
KLO ITU PRUSAHAAN VIONA, BRRTI SI DARREN MOKONDO DOANK..
Sulaiman Efendy
PASTI SI GRISEL TUHH
Sulaiman Efendy
TERNYATA ULAH HERMAN
Sulaiman Efendy
JGN JDI PRIA BODOH YG PASIVE DOANK.. CONTOH GILANG YG ACTION, NMUN MSH GAGAL BEKUK HERMAN..
Sulaiman Efendy
BKN HNY MNJAGA. TPI LO JUGA HRS MNYELIDIKI DGN BAYAR ORG TUK BANTU MNYELIDIKI
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!