Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Cuaca semakin aneh dan tidak bisa diprediksi. Mengapa hujan datang berkali-kali saat belum musimnya? Langit begitu cerah sejak pagi hingga tengah hari. Jadi, bagaimana bisa awan mendung tiba-tiba datang dan tidak mau sepenuhnya undur diri hingga dini hari?

Raka tidak pulang. Tari tidur sendirian dan berulang kali terbangun, sepertinya karena suara petir dan derasnya hujan.

Tari biasanya tidur lebih nyenyak saat hujan. Suara rintik hujan berpadu guntur yang menggelegar di udara tak akan mengusik tidurnya, malah jadi pengantar lelap terbaik.

Anehnya, Tari sekarang merasa sangat terganggu sepanjang malam. Entah karena sudah tidak suka lagi dengan hujan atau gelisah tak ada seseorang yang mestinya berbaring di sampingnya.

Hujannya awet, mungkin bisa sampai pagi. Jangan tunggu saya pulang. Tidur sendirian berani, ‘kan?

Tari mencebik saat kembali membaca pesan yang dikirim Raka untuknya menjelang tengah malam tadi. Apa-apaan Raka ini? Hanya anak kecil yang tidak berani tidur sendiri! Tak ada alasan bagi Tari untuk mengeluhkan hal semacam itu.

Namun, tak lama setelahnya, perasaan kesal berubah jadi khawatir. Dia kembali memandangi bantal tak bertuan yang harusnya dipakai seseorang.

"Sebentar lagi subuh. Tidur di mana orang ini?" tanya Tari pada dirinya sendiri.

Mengalihkan perhatiannya pada suara hujan di luar sana, Tari teringat apa yang terjadi kemarin. Seumur hidupnya, baru pertama kali dia melihat seseorang takut luar biasa pada hujan. Apa jadinya jika hujan turun setiap hari?

"Hujannya beneran awet. Gimana kalau dia nggak bisa tidur karena ketakutan? Kasihan banget dia …."

***

Satu-satunya orang yang harus dikasihani Tari sebenarnya adalah dirinya sendiri. Raka? Pria itu tampak segar bugar pagi ini. Walau memang hanya sekitar empat jam, tidurnya sangat nyenyak dan berkualitas. Dia bahkan sempat olahraga di ruang gym begitu sampai rumah selepas subuh.

Tari? Wajahnya kusut dengan kedua mata yang kelihatan sembap khas orang kurang tidur. Dia juga berulang kali menguap lebar, efek kantuk luar biasa. Bahkan setelah mandi air hangat, badannya tetap terasa tidak enak.

"Sekarang saya paham kenapa kamu bilang saya nggak bisa mengandalkan kamu selamanya. Apa yang bisa saya harapkan dari seseorang yang bahkan nggak bisa tidur dengan baik jika ditinggal sendirian?"

Raka berbicara sambil berjalan menuju pintu kamar, sementara Tari duduk bersila di tepi ranjang dengan ekspresi bersungut-sungut.

Seseorang baru saja mengetuk pintu, jadi Raka memeriksa apakah yang dia tunggu sudah tiba.

Ternyata memang ada seorang pelayan datang sambil membawa mangkuk kaca berisi es batu dan beberapa kemasan produk kecantikan. Raka langsung mengambilnya dan segera menghampiri Tari.

“Katanya, ini lebih enak kalau dipakai setelah disimpan dalam kulkas. Cuma karena buru-buru, saya minta dikasih es batu biar tetap kena dinginnya walau sebentar,” kata Raka.

"Ini bukan produk terbaik perusahaan kita, tapi Laras suka, jadi saya pikir kamu mungkin juga bakal suka," lanjutnya.

Tari terheran-heran melihat apa yang disiapkan Raka untuknya. Sang suami memberinya sheet mask untuk digunakan saat itu juga.

Sembari mengambil satu produk, Tari berkata, "Orang-orang biasa pakai ini sebelum tidur biar merasa lebih cantik pas bangun."

"Biasanya, tetapi nggak harus, 'kan?" balas Raka. "Tapi memang saya kasih ini supaya kamu bisa tidur lagi sebentar. Sambil pakai maskernya, 15-20 menit cukup, 'kan?"

Tari hampir terkesan dengan sikap Raka yang sangat perhatian. Namun, kalimat yang diucapkan selanjutnya bikin dia pundung.

"Biar pas bangun kelihatan lebih segar, nggak kayak orang insomnia karena takut tidur sendirian tanpa suami."

Raka tersenyum melihat Tari berdecak tak suka sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Jengkelnya Tari sungguh menggemaskan di mata Raka.

"Kamu mau tidur sebentar sambil pakai masker ini atau …"

Raka sengaja menggantungkan kalimatnya, tiba-tiba muncul niat untuk sedikit menggoda sang istri.

"Atau apa?" Tari kesal, tetapi jadi penasaran.

"Atau kamu mau saya membatalkan semua agenda hari ini supaya kamu bisa tidur nyenyak dalam pelukan saya sampai puas?"

Tawaran yang menarik, 'kan?