Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.
Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.
Follow Ig saya : Ainuncefenis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 Jahil
Nara tampil lucu dan menggemaskan dengan dress penuh dengan bunga-bunga yang baru saja dibelikan Haris untuknya sebagai ganti bajunya. Nara menuruni anak tangga yang langsung menuju meja makan.
"Nara apa bajunya pas untuk kamu?" tanya pelayan itu.
"Tentu saja Bi, Indah," jawabnya.
"Kamu tau dari mana tahu nama saya, kita perasaan belum berkenalan?" tanya pelayan itu tampak bingung.
Nara seketika menjadi panik dengan menutup mulutnya, "Tadi Om Haris memanggil Bibi dengan sebutan Bi indah. Jadi Nara mengingat hal itu," jawabnya dengan sangat bijak.
"Ya, ampun kamu benar-benar sangat pintar sekali," ucap Indah gemes sendiri melihat Nara.
"Ya, sudah sebaiknya kamu langsung duduk saja, sebentar lagi tuan Nyonya akan datang," ucap Bibi yang membuat Nara menganggukkan kepala dan dia pun mulai naik ke kursi.
"Nara Kamu jangan duduk di situ, di sini saja duduknya?" cegah Indah.
"Kenapa?" tanya Nara.
"Itu tempat Nona Nindy," jawab Bi Indah.
"Apah! jadi selama aku tidak ada dia duduk di tempatku di samping Papa. Dia benar-benar sangat siap menggantikan posisiku, saat aku masih hidup saja dia sudah berani melakukan hal itu," batin Nara.
"Ayo kamu duduk di sini saja!" Indah menarik kursi tepat di samping di mana Nara tadi ingin duduk. Nara menganggukkan kepala yang akhirnya langsung duduk.
Tidak lama akhirnya Haris, Tami, dan Nindy sampai juga kemeja makan yang benar saja Nindy langsung duduk di sampingnya yang seharusnya itu adalah tempat Anara biasanya. Wajah Nara terlihat jelas sangat tidak suka melihat posisinya yang diambil secara perlahan oleh Nindy.
"Nara ternyata pakaian yang kau berikan sangat pas untuk kamu. Apa kamu juga menyukainya?" tanya Haris yang membuat Nara menganggukkan kepala.
"Kalau begitu nanti saya akan memberikan pakaian yang lain. Sekarang kita makan dulu," ucap Haris membuat Nara menganggukkan kepala.
Terlihat bagaimana Tami seperti biasa yang akan menampilkan makan suaminya. Nindy juga terlihat ingin mengambil nasi dan belum juga dia melakukan itu yang sudah terlebih dahulu tangan Nara melakukan hal itu yang membuat Nindy mengerutkan dahi langsung melihat ke arah bocah kecil yang sangat menyebalkan itu.
"Kamu tidak lihat bahwa saya sedang mengambil nasi, di mana sopan santun kamu!" kesal Nindy.
"Tapi Nara duluan yang mengambilnya," jawab Nara.
"Ini rumah saya dan kamu hanya tamu di rumah ini. Kamu harus tahu ajaran saat bertemu di rumah orang lain!" tegas Nindy.
"Nindy sudahlah, apa kamu harus memperbesarkan masalah. Nara itu masih kecil, apapun yang kamu katakan belum dapat dia pahami. Kamu seharusnya bisa lebih dewasa dan mengalah pada anak kecil. Telat memasukkan nasi ke dalam piring kamu tidak akan membuat kamu mati kelaparan!" tegur Haris yang ternyata berpihak pada Nara.
"Tapi....."
"Biarkan Nara terlebih dahulu mengambilnya!" sahut Haris yang mengabaikan protes dari Nindy.
Dengan penuh kekesalan dan keterpaksaan yang akhirnya Nindy membiarkan Nara terlebih dahulu melakukan hal itu dan pasti dan pasti Nara tersenyum penuh dengan kemenangan.
"Emang enak syukuri," batin Nara merasa sangat puas.
Nara juga sengaja membuat lama dalam mengambil nasi agar Nindy semakin kesal.
Setalah Nara mengambil nasi dia melihat lauk yang ada di meja makan dan matanya tertuju pada ayam bakar mentega dan yang benar saja Nara mengambil semua lauk tersebut ke dalam piringnya yang membuat Nindy kaget.
"Kenapa kamu menghabiskannya?" tanya Nindy dengan wajahnya yang kesal.
"Nara lapar," jawabnya.
"Tapi itu makanan khusus untuk saya dan kamu bisa makan yang lain!" tegas Nindy yang memang makanan itu adalah makanan kesukaannya dan pasti sebelumnya dia sudah request dengan asisten rumah tangga.
"Tapi Nara ingin makan yang ini," jawab Nara dengan santai tanpa merasa berdosa sama sekali.
"Itu punya saya!" tegas Nindy dengan wajahnya memerah yang benar-benar diuji oleh anak kecil tersebut.
"Nindy kenapa kamu suka sekali membuat keributan, jikalau begitu sudah habis, maka kamu bisa makan lauk yang lain. Apa kamu pikir hanya ada satu lauk saja di meja makan ini!" Haris kembali menegur dengan membela Nara.
"Tapi Papa tau sendiri kalau aku tidak menyukai makanan apapun selain itu dan seharusnya sebagai tamu dia tahu diri!" tegas Nindy.
"Nindy, Nara itu anak kecil dan belum mengerti apapun. Kamu jangan terlalu berlebihan!" tegas Haris.
"Mas sejak tadi terus saja menyalahkan Nindy dan padahal memang marah tidak tahu sopan santun dan menempatkan diri yang seharusnya tahu diri jika berada di rumah orang," ucap Tami yang pasti membela Nindy.
"Kita adalah orang-orang dewasa dan Nara masih anak kecil yang belum mengerti apapun dan tidak seharusnya kita menjudge Nara seperti itu!" tegas Haris
Nindy yang tampak kesal menghela nafas dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Kamu mau kemana Nindy?" tanya Haris.
"Aku sudah tidak sudah tidak selera makan," jawab Nindy yang langsung pergi.
"Ya, sudah kalau tidak selera makan yang penting aku kenyang," batin Nara dengan tersenyum lebar yang merasa sangat puas telah berhasil mengerjai Nindy.
Dia dengan sangatlah aku makan makanan itu dan dia juga sangat puas melihat ekspresi Tami yang tampak kesal dan tidak bisa berbuat apa-apa.
*******
"Kita harus membuat Papa secepatnya menyerahkan anak Perusahaan pada Heri," ucap Nindy yang berbicara berdua dengan Tami di dalam kamar.
Pintu yang terbuka yang kebetulan Nara lewat dan suara itu mampu membuatmu menghentikan langkah untuk mendengar pembicaraan ibu dan anak itu.
"Kamu tenang saja. Mama sudah membicarakan semua ini dengan Papa kamu dan dia sudah menyiapkan dokumen atas nama Heri yang akan menangani anak Perusahaan. Artinya pelan-pelan semua anak perusahaan akan di tangani Heri dan seterusnya akan menjadi Perusahaan utama. Karena pria penyakitan itu sudah tidak memiliki kemampuan lain untuk memimpin perusahaan dan apalagi anaknya masih koma," jawab Tami
"Serius Mama sudah memastikan hal itu?" tanya Nindy memastikan.
"Kamu lihat saja besok, akan ada kejutan di rapat Perusahaan," jawab Tami.
"Kalau begitu aku benar-benar sudah tidak sabar untuk besok. Semoga saja apa yang Mama katakan benar-bener kenyataan," sahut Nindy.
"Mama akan melakukan apa pun asalkan kamu senang," sahut Tami.
"Tapi walaupun Anara berada di rumah sakit dan koma, aku tetap saja merasa belum minta maaf dan aku takut tiba-tiba saja dia bangun. Semua yang sudah kita rencanakan akan sia-sia," ucap Nindy dengan ekspresi wajahnya yang tampak khawatir.
"Mama juga tidak tahu kapan anak itu benar-benar akan mati dan pergi dari dunia ini," ucap Tami kesal.
"Mungkin kita harus turun tangan sendiri untuk mengirimnya lebih cepat ke neraka," sahut Nindy yang tiba-tiba saja memiliki ide.
"Jika hal itu diperlukan, maka kita akan melakukan," sahut Tami.
"Kalian benar-benar manusia iblis, kalian menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kalian mau. Kalian adalah orang-orang yang serakah yang tidak tahu terima kasih yang sudah diberikan kehidupan enak oleh bapa dan kalian telah menusuk keluarga yang mengangkat derajat kalian. Tidak! Aku tidak akan membiarkan apa yang kalian lakukan. Lihat saja kalian akan mendapatkan secara perlahan balasan yang aku berikan," batin Anara dengan penuh dendam
Bersambung.....
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....
Semoga sukses kakk othor❤️
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.