Terlihat gemuk dan berjerawat bukan pilihanku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Satrio mencuci wajahnya yang sembab walaupun masih mau menangisi kebodohannya seakan airmata tidak mau kering dari pelupuknya. Hampir saja dia membunuh anak dan istrinya. Hampir saja gelar baru disandangnya sebagai pembunuh bagaimana mungkin dia bisa seabai ini sama anak istrinya.
" Aku tidak pantas disebut sebagai suami bahkan sebagai dokter kandungan aku sendiri saja hampir membunuh mereka. Bagaimana mungkin aku bisa menyelamatkan nyawa wanita lain nyawa anak istriku terancam karena ulahku sendiri" Sambil menangis tergugu Satrio menyesali semuanya.
Dengan bermodalkan komputer pintar yang mengisi semua data pasien rawat inap Satrio tidak harus menanyakan ke petugas tentunya karena malu juga takut aibnya ter bongkar.
Bougenville 810 itu ruangan VIP yang di tempati oleh kesya yang berarti di lantai delapan nomor sepuluh. dengan bermodalkan tekat dan keberanian Satrio mengetuk pintu dan yang membuka tepat mertuanya pak Salman.
" Masih merasa punya istri rupanya kamu dan urat malumu sudah putus sepertinya ".
Tanpa di kasi tau kondisi rumah tangga putrinya seperti apa tapi feeling seorang ayah yang menyayangi anaknya tidak akan meleset. Apalagi Keysa yang bersikukuh tidak mau mengabari suami dan mertuanya keadaannya walaupun Keysa berusaha mengatakan suaminya seminar. Tapi mertuanya? Soal ini biar nanti diperjelas.
" Maafkan Satrio pah Satrio salah sudah menelantarkan anak istri Satrio ampuni Satrio pah". Satrio memohon bersimpuh di kaki mertuanya.
" Kamu masih ingat janji pernikahan mu dulu Satrio? Akan membahagiakan putriku dan tentunya kamu tidak lupa juga apa pesanku kan ".
Satrio dibuat ketar-ketir dia sadar dia tau semuanya ini salahnya sekarang Dia tidak bisa ngomong selain MAAF .
" Untung Keysa masih tidur setelah di beri obat sama dokter karena faktor stress yang berlebihan ASI-nya berkurang dan lukanya makin perih mengakibatkan Keysa mengalami gangguan kecemasan yang tinggi sehingga harus di beri obat supaya Keysa bisa istirahat. Kalau tidak segera ditangani bisa berakibat ke baby blues bahaya kalau sudah terjadi kasihan di bayinya nanti juga ibunya sehingga mood Keysa harus di jaga juga harus stabil".
Semua itu tidak luput dari penjelasan mertuanya Satrio hanya mendengar tanpa sedikit pun berkomentar dia sadar dia lah sumber masalahnya. Walaupun saat ini dia makin kacau setelah penjelasan mertuanya.
" Setidaknya kalau kamu tidak bisa buat anak saya bahagia saat ini, pergilah jangan ganggu ketenangannya kamu tau maksud saya kamu seorang dokter kandungan yang HEBAT juga pasti mengerti itu setidaknya lakukan ini untuk kemanusiaan" papah Salman menekankan kata HEBAT supaya Satrio tersentuh hatinya.
Karena mendengar keributan didepan ruang rawat inap anaknya mamah arnita menyusul suaminya. dugaannya tidak meleset yang datang ternyata Satrio.
" Pah mah izinkan Satrio melihat Keysa pah mah sebentar saja Satrio ingin minta maaf. Satrio juga ingin tahu kondisi istri Satrio".
Satrio memohon melipat kedua tangannya di dada sambil air matanya tak bisa berhenti mengalir.
" Istri?! Suami macam apa yang tega berbuat buruk sama istrinya yang sedang mengandung hanya kamu dokter Satrio. Yang katanya berpendidikan tapi otak tidak dipakai. sekarang tugasmu sudah selesai biarkan mulai dari sekarang Keysa adalah tanggung jawab kami orang tuanya kalau kamu masih punya etika pulangkan keysa dengan benar kepada kami sesuai pesanku sebelum kau menikahi putriku ".
Wajah pak Salman dengan tenang mengutarakan semua isi hatinya ke Satrio tidak jauh beda dengan Keysa kalau sudah marah tidak perlu banting barang cukup bersikap dingin diam dan abaikan ( silent treatment).
" Sekarang pulang lah bawa kedua orang tuamu bila kamu masih punya hati suruh mereka temui saya dan pulangkan keysa kepada kami karena nyawa anakku masih lebih penting dari apapun yang berharga di dunia ini nyawanya tidak bisa di tukar dengan apapun itu pulang lah".
Pak Salman mengunci pintu di depan Satrio yang masih mematung didepan pintu.
Dengan masih berlinang air mata Satrio terduduk di depan pintu ruang rawat istrinya tidak peduli kalaupun ada yang melihatnya. Tapi tempat ini terbilang sepi karena memang demikian ada jadwal cek pasien kasi obat dan visite dokter apalagi kalangan yang high class kalau tidak mem bel perawat tidak mau mengganggu menjaga privasi pasien juga.
pak Satrio belajar dari pengalaman gak bisa nolak kare gak enakan itu akan jadi bumerang buat diri sendiri,,
gak muluk-muluk gak labay dibuat buat, keren 👍🤗
konflik ringan aja ini bacaan buat hiburan bukan malah baca novel tapi bikin naik darah 🤭
harusnya dia berusaha juga untuk bisa selalu menuruti hasrat sang suami, daripada dia melirik pada wanita lainnya 💪🤨
biar para suami juga belajar bisa bersikap demikian 👍👍👍👍🤨
hehe 🙏