Menikah Karena Skandal

Edgar menghampiri Rhea dan menatap wajah sembab gadis itu.

" Kau bisa bergerak? Tubuhmu pasti sakit kan?" tanya Edgar dan dibalas anggukan kepala oleh Rhea.

" Pakai dulu pakaianmu, kita akan keluar dari sini!" ucap Edgar.

Pria itu keluar dari kamar, memberikan ruang bagi Rhea untuk segera memakai pakaiannya.

" Bawa barang penting mu Rhea, sisanya biarkan saja, anak buahku akan mengurusnya," ucap Edgar.

" Ba-baik!" balas Rhea dari dalam kamar.

Dengan cepat gadis itu memakai pakaiannya, meski tubuhnya terasa sakit saat bergerak. Apalagi pinggul gadis itu terasa remuk.

Pipi Rhea memerah kala mengingat kejadian semalam, " Kenapa aku sampai segarang itu? Jelas-jelas yang semalam itu bukan diriku!" batin Rhea sambil menepuk pipinya berkali-kali.

"Aku sudah selesai," Rhea membuka pintu, ada Kakek Oshin dan Edgar yang berdiri di sana.

Gadis itu tampak lemah, tetapi mereka harus segera pergi dari rumah itu sebelum para warga menemukan mereka.

Di depan rumah Rhea, dua buah sepeda motor tiba sebagai jemputan mereka. Mobil tidak bisa masuk ke sana karena jalanan yang sempit.

" Jemputannya tiba, ayo cepat, pergi dari sini!"

" Mereka akan membawa kalian ke tempat yang aman!" ucap Kakek Oshin.

Rhea berjalan tertatih-tatih. Rasanya sangat sakit dan tidak nyaman di bawah sana.

Tanpa basa-basi, Edgar menggendong Rhea menuju halaman depan.

" Ayo, kita pergi!" ucap Edgar.

Pria itu melangkah dengan cepat sambil menggendong Rhea. Sedang Kakek Oshin mengawasi mereka dari sana.

" Tuan, kemana?" tanya salah satu pria di atas sepeda motor itu.

" Rumahku, bawa mereka ke tempat aman!" titah kakek Oshin.

Edgar bergantian posisi dengan salah satu orang suruhan itu, dia membonceng Rhea di belakangnya," Mungkin agak tidak nyaman Rhea, tapi kita akan cepat," ucap Edgar yang diberi anggukan oleh Rhea.

" Kakek... Terimakasih banyak!" ucap Edgar pada kakek Oshin .

"Ucapkan terimakasih nya setelah kamu menikahi gadis itu!" ucap Kakek Oshin dengan tegas. Sebagai tanda bahwa apa yang sudah terjadi antara Rhea dan Edgar kini menjadi pengikat yang sangat kuat diantara mereka.

" Kakek sudah menyiapkan semuanya di kediaman, lakukan sesuai prosedur dan nikahi dia hari ini anak muda!" ucap Kakek Oshin dengan nada terkesan memaksa.

"Saya akan melakukannya kakek, terimakasih banyak atas bantuannya, saya pasti akan menjaga Rhea!" ucap Edgar dengan penuh keyakinan.

Edgar, Rhea bersama anak buah itu pergi dari komplek itu meninggalkan kediaman Rhea.

Kakek Oshin menatap kepergian mereka sambil tersenyum. Dia menghela nafas lega," Gofar Absalom, cucumu sudah dewasa, dia akan menikahi gadis itu, gadis yang sering kuceritakan padamu sebelum ajal menjemput mu!" ucap Kakek Oshin.

Tanpa Edgar ketahui, kakek Oshin adalah seorang mantan Mafia yang bersahabat baik dengan mendiang tuan Gofar Absalom, kakek kandung Edgar.

Sudah dua puluh tahun lamanya dia tinggal di komplek itu, menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia dan hidup sebagai penjual pakaian. Ibu Marina sudah dia anggap anak karena meski bibirnya jahat, hati Ibu Marina yang paling tulus.

Dia mengenal Rhea dan Edgar tujuh tahun lalu, kala itu kedua kakak beradik itu menyelamatkannya dari kematian karena serangan jantung secara tiba-tiba.

Jika tidak ada Rhea, dia mungkin sudah terlebih dahulu pergi dari sahabatnya yang meninggal lima tahun lalu.

"Awalnya aku sangat terkejut karena melihat bocah itu bisa berjalan dan wajahnya setampan itu, diam-diam aku melindungi mereka, tapi tetap saja, aku bukan Tuhan sampai kejadian ini terjadi," gumamnya seraya memandang langit.

Di saat yang sama, para warga sudah berkerumun, berjalan dengan penuh amarah menuju kediaman Rhea. Kakek Oshin berdiri di pinggir jalan dengan sikap tenang. Tangannya dia taruh di belakang sambil memandangi Jono dan para warga.

"Usir dia!"

"Usir mereka!!"

" Dasar sampah sialan, beraninya kumpul kebo di komplek ini!!"

" usir! Usir! seret dia keluar!!" teriak para warga.

Mereka tiba di kediaman Rhea, " Di mana manusia cabul itu!" teriak Jono .

" Ayo seret mereka!" sahut yang lain.

Sontak para warga langsung menggerebek kediaman Rhea, mencari sepasang sejoli itu untuk diseret dan dijadikan bulan bulanan warga. Jika Jono sudah bertindak, maka wajah Rhea dan Edgar akan tersebar sebagai pelaku asusila padahal jelas, Jono pelakunya.

Kakek Oshin hanya tersenyum sinis, dia tidak peduli dengan mereka yang heboh karena Rhea dan Edgar tidak lagi di kediaman itu.

Pria tua itu kembali ke rumahnya, di dalam sana ada Ibu Marina yang menangis sesenggukan setelah melihat Rhea pergi dalam kondisi pucat pasi.

"Nak Marina, sudahlah, semua ini adalah takdir, mereka memang ditakdirkan untuk bersama," ucap Kakek Oshin.

" Hiks... Hiks hiks... Tapi paman, kasihan Rhea.. Dia masih gadis perawan dan kini dia kehilangan semuanya, jahat sekali si Jono itu!!" ucap Ibu Marina.

Kakek Oshin hanya tersenyum," tenang saja, Jono pasti akan menerima balasan yang setimpal karena mencoba mengusik cucuku," ucap kakek Oshin dengan tatapan dingin.

Jono dan warga mencari Rhea kemana-mana tapi tak ditemukan sama sekali.

" Mereka pasti sudah kabur!! Teriak Jono murka.

" Sialan, kami tertinggal, apa yang terjadi!! " kesal Jono sambil melemparkan pandangannya ke arah rumah kakek Oshin.

Tanpa sengaja dia bersitatap dengan pria tua itu. Kakek Oshin menatapnya dengan tatapan menyeramkan, yang detik itu juga berhasil membuatnya gemetar karena merinding ketakutan.

"Sial, apa-apaan tatapannya itu!" umpat Jono.

"Jono, di mana mereka? Bukankah kau bilang mereka berbuat seperti itu di sini!?" tanya salah satu warga.

" Benar, tapi mereka sudah melarikan diri!" ucap Jono.

" Yang benar saja! lalu bagaimana kau tahu semua itu Jono!? " kali ini Jono diserang balik oleh warga.

Mereka yang mengenal Rhea sudah tahu kalau semua ini hanya jebakan, dan kakek Oshin sudah mengabarkan para warga komplek kalau Jono, menjebak Rhea dan Edgar .

" Ka-kalian kenapa menyerang ku sih!? Si Rhea itu yang gatal, bisa bisanya dia tidur dengan lelaki asing di sini!!" protes Jono.

" Halah.... Keparat bajingan, kami beramai-ramai ke sini karena sudah tahu siapa pelakunya!!" teriak Ibu Idah dengan murka.

Wanita itu menarik Ibu Mirah dan Ibu Narsih ke tengah kerumunan," Kalian bertiga kan yang menjebak anak gadis kami hah!!!!" pekik Ibu Idah dengan penuh kemarahan.

Para warga hanya berpura-pura mendemo untuk menjebak Jono, ibu Narsih dan Ibu Mirah, jauh di dalam hati mereka, semuanya merasa sedih atas apa yang dialami oleh Rhea dan Edgar.

" Dasar pria bajingan, mati saja kau!!"

" Kau menjebak gadis yang begitu baik dan pria asing yang juga sangat perhatian,"

" Pantas saja kau ditolak berkali-kali Jono!!" teriak para warga.

" Aku tidak melakukan apapun, apa buktinya hah!!" pekik Jono.

"Bukti!? Hahahahah... Bukti kau bilang, video kau keluar dari rumah Rhea setelah menjebak keduanya telah tersebar Jono, kini giliranmu menerima akibatnya!!"

" Seret dia!" teriak para warga.

" Tuan Jono ini bukan yang kita janjikan, kenapa kami malah ditangkap!!" pekik ibu Narsih sambil menangis tersedu-sedu.

Mereka mencibir Ibu Narsih dan Ibu Mirah yang jelas sangat dekat dengan Rhea, tetapi karena tergiur dengan uang, keduanya malah mengkhianati kepercayaan Rhea.

Ketiga orang itu diseret menuju kantor polisi untuk diadili atas apa yang telah mereka lakukan.

Kakek Oshin tersenyum puas," Ahhh.... Sekarang saatnya melihat pernikahan cucu-cucuku," ucap kakek Oshin.

" Paman, apa yang sebenarnya terjadi!? " tanya Ibu Marina.

Kakek Oshin terkekeh," Hohoho.... Tenang saja Nak Marina, ayo ikut paman, kita mau kondangan hari ini," ucap Kakek itu sambil tertawa.