NovelToon NovelToon
Gus Lukman & Syafa

Gus Lukman & Syafa

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / Beda Usia / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:126.2k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

Namanya Ahmad Lukman Al hafiz
Seorang gus yang terkenal dengan hukuman yang tidak main main dan sedikit kejam. Seorang gus yang dingin, cuek dan galak. Mendapatkan julukan Gus galak dari para santri termasuk seorang santriwati yang sangat sering berurusan dengan gus Lukman.

Namanya Syafa Aisyah
Gadis cantik yang terkenal dengan tingkahnya yang sangat bandel, membuat siapa saja yang berurusan dengannya harus ekstra sabar dan bagi para santri di pesantren syafa hanya santri yang susah di atur. Namun belum banyak yang tau sisi lain dari dirinya yang terjadi dimasa lalu.

Siapa sangka suatu insiden yang membuat gus Lukman dan syafa harus hidup sebagai pasangan suami istri.

"Mau pamer sama senja, kalau gus lebih indah dari dia."

"Mimpi apa saya semalam sapai dapat istri bandel seperti kamu."

"Syafa boleh nyerah ngak Gus, Syafa capek."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 025

Selamat membaca,,,

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Setelah sholat isya berjamaah, disinilah Syafa sedang menghadap Ning Fitri. Sedang Gus Lukman setelah sholat tadi dia buru-buru keluar masjid.

"Sekarang kamu lipat semua karpet yang ada disini setelah itu sapu sampai bersih jangan keluar dari masjid ini jika pekerjaanmu belum tuntas paham!" Ujar Ning Fitri berdiri di depan Syafa yang sedang menunduk.

"Na'am Ning." Jawab Syafa. Bisa pegal-pegal dia membersihkan semua masjid ini, untung ngak disuruh bersihin halaman depan masjid juga batinnya.

"Bagus, saya tinggal dulu assalamu'alaikum." Setelah itu Ning Fitri keluar dari masjid yang dimana sudah sepih hanya tinggal Syafa saja setelah dirinya pergi dari masjid.

"Huft, untung hukuman Gus Lukman sama kaya Ning Fitri jadi ngak repot." Ucap Syafa. Mulai melipat semua karpet itu menyimpannya di tempat yang sudah di sediakan.

"Aduh, berat juga ternyata! Mana masih banyak lagi." Kata Syafa mengangkat karpet yang di gunakan untuk sholat. "Ana pikir ini ringan." Lanjutnya.

Setelah menggulung semua karpet lalu menyimpannya, Syafa kini mengambil sapu untuk dia gunakan.

Dia sangat lelah, hanya mengangkat karpet kecil namun berat itu serta jumlah yang banyak ternyata menguras banyak tenaganya.

Huft

"Semangat Syafa, jangan semangat tetap menyerah." Ucap Syafa.

Setelah menyadari apa yang dia ucapkan itu terdengar aneh dia baru sadar kalimatnya terbalik. "Eh! Harusnya tetap semangat jangan menyerah! Aduh,"

Dia nampak fokus pada kegiatannya tampa menyadari kehadiran sosok laki-laki tinggi dengan mata tajam dan dinginnya menatapnya sedari tadi.

Dia adalah Gus Lukman yang baru saja datang dari asrama putra, saat mengingat dia telah menghukum Syafa. Dia buru-buru untuk kembali ke masjid setelah dia kembali dia malah melihat Syafa bersama Ning Fitri entah apa yang mereka bahas.

Dia sibuk melihat Syafa sedang asyik membersihkan dengan mulut yang tidak berhenti bergerak seperti tengah berbicara sendiri mungkin. Dia hanya mampu tersenyum tipis melihat itu.

###

Senin pagi yang mendung seperti akan turun hujan walau ini masih pagi, didalam kelas Syafa dkk hanya duduk diam menunggu guru masuk, mereka nampak mengantuk dengan cuaca pagi ini.

"Hooaaamm, gurunya jadi masuk ngak sih? Ini udah lewat lima belas menit." Celetuk Anjani merasa bosan menunggu gurunya yang tidak kunjung datang.

"Siapa gurunya? Al qur'an hadist kan yang masuk?" Tanya Syafa dengan tangan di atas meja lalu perlahan menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Ibu Afika yang masuk," Jawab Isyana.

Bentuk susunan bangku mereka duduk perorangan, mereka bertiga duduk dengan barisan yang sama.

"Beh! Guru galak," Tutur Anjani. Dia memang benar ibu Afika itu sangat galak lebih galak dari Gus Lukman. Beliau sudah tua kira-kira umurnya sudah empat puluh lima lebih.

"Husttt, ngak boleh gitu Anjani beliau tetap guru kita." Kata Syafa menegur Anjani.

"Tetap ajah dia galak Syafa." Lanjut Isyana.

"Iya tau! Tapi tetap ngak boleh gitu." Kata Syafa dengan mata yang senyu seperti menahan ngantuk.

"Loh! Jangan tidur Syafa nanti guru masuk liat kamu terus di hukum lagi." Ucap Isyana memberi peringatan kepada Syafa yah terlihat sudah menutup matanya dengan rapat.

"Astaghfirullah baru juga dibilangin, udah molor duluan anak ini." Ujar Anjani merasa heran dengan Syafa.

Dia juga sebenarnya mengantuk tapi dia masih bisa menahannya.

Clekkk

Pintu kelas terbuka menampilkan sosok perempuan tua dengan buku dan tas di kedua tangannya berjalan masuk kedalam kelas.

"Assalamu'alaikum anak-anak." Salamnya pada semua santri di kelas ini.

"WA'ALAIKUM SALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH."

"Sebelum kita lanjutkan materi silahkan ke tua kelas mimpin do'anya terlebih dahulu." Kata ibu Afika setelah duduk di kursi khusus guru.

Saat selesai berdo'a bersama matanya tidak sengaja melihat ke salah satu santri putri yang sedang asyik tidur di kedua lipatan tangannya.

Ibu Afika berdiri lalu berjalan dengan pelan pada meja Syafa dimana dia masih asyik tertidur.

Teman-teman Syafa tidak tau harus bagaimana mana, sudah di bangunkan sedari tadi namun Syafa hanya merubah posisinya lalu terlelap kembali.

"SYAFA! BERANI KAMU TIDUR DI JAM PELAJARAN SAYA!" Kata ibu Afika yang terlihat marah dengan wajah yang seram. Semua yang ada di kelas itu terkejut dan merasa prihatin kepada Syafa yang sebentar lagi akan tamat.

"Astagfirullah hal azim." Ujar Syafa terpelojak kaget dengan suara ibu Afika. "Eh ibu guru." Lanjutnya dengan santai.

"Berani sekali kamu Syafa! Keluar dari kelas saya."

"Tapi bu."

"Ibu tidak menerima alas Syafa! Sekarang keluar dari kelas saya lalu hormat pada tiang bendera sampai jam pelajaran saya selesai."

"Na'am bu."

Setelah itu Syafa bangkit dari tempat duduknya tidak banyak protes karena takut hukumannya akan di tambah, lebih baik dia menjalankan tampa protes lagi.

Di luar kelas benar-benar mendung dan cuaca yang dingin, perlahan Syafa berjalan ke halaman depan kelasnya menghadap tiang bendera yang berada pada posisi depan kelasnya sendiri.

Tik

Setetes air mengenai punggung tangan Syafa saat melihat ke langit seperti akan turun hujan dan benar saja tidak lama hujan turun dengan deras, Syafa hendak berteduh ke koridor kelas namun saat melihat tatapan tajam ibu Afika di depan kelasnya dia mengurungkan niatnya lalu kembali hormat dengan rintik hujan yang semakin deras membasahi semua badan Syafa.

###

Seorang laki-laki yang berjalan di koridor kelas dengan tangan yang memegang berkas, dia tampak sibuk membolak belikan kertas itu.

Saat tidak sengaja terdengar suara gemuruh hujan yang jatuh di atap madrasah dengan deras, lalu mengalihkan pandangannya melihat halaman luas dan lapangan madrasah sudah basah. Namun saat matanya tidak sengaja menangkap satu objek sedang berdiri menghadap tiang bendera saat hujan deras seperti ini.

Dia perlahan berjalan ke gedung kelas XII untuk melihat siapa orang yang tengah berdiri di bawah guyuran hujan itu, Setelah sampai matanya membulat sempurna. Itu istrinya sedang apa dia disana? Batinnya bertanya.

Buru-buru dia mendekat tapi tidak keluar dari koridor depan kelas Syafa.

"ASTAGHFIRULLAH SYAFA! SEDANG APA KAU DISANA? CEPAT MENEDUH!" Tutur Gus Lukman dengan berteriak keras agar Syafa mendengarnya.

"SYAFA!" Panggilnya lagi dan berhasil Syafa melihat ke arahnya.

"Gus!" Kata Syafa. Kaget dengan keberadaan suaminya yang terlihat khawatir.

"MENEDUH SYAFA! KAU MAU SAKIT HA! CEPAT KESINI!" Lagi Gus Lukman kembali berteriak dengan keras karena hujan sangat deras.

"Baik Gus." Jawab Syafa setelah itu dia berjalan ke Gus Lukman yang terlihat cemas. Semua pakaiannya basah tapi untung saja lekukan tubuhnya tidak terlihat.

"Astaghfirullah Syafa! Sedang apa kau disana tadi? Apa kau mau sakit?" Cecar Gus Lukman saat Syafa sudah ada di depannya dengan bibir yang pucat serta badannya menggigil.

"Afwan Gus, Syafa di hukum." Jawab Syafa sambil menundukkan kepalanya takut melihat wajah Gus Lukman.

"Lagi? Kau dihukum lagi?" Tanya Gus Lukman. Tidak habis pikir dengan Syafa yang selalu saja di hukum.

"Na'an Gus." Jawabnya pelan.

"Astaga Syafa! Sudah sekarang kamu pulang tidak usah kembali lagi ke sini nanti saya yang izinkan kamu."

"Tapi Gus."

"Apa lagi? Kau mau belajar dengan tubuh yang basah kuyup ini?"

"Eh, astaghfirullah Syafa lupa Gus."

"Sekarang saya antar kamu pulang, ayok!" Ajak Gus Lukman berjalan di depan Syafa. Mereka berdua berjalan ke ruangan Gus Lukman untuk mengambil payung lalu setelah itu barulah Gus Lukman mengantarkan Syafa pulang ke rumah mereka.

"Gus kita berdua pakai satu payung? Nanti kalau ada yang liat bagaimana?" Tanya Syafa saat mereka hendak pergi.

"Tidak akan ada yang melihat semua berada dalam kelas." Jelas Gus Lukman mengerti ke khawatiran istrinya.

"Tapi."

"Tenang saja Syafa semua akan baik-baik saja, sekarang kita pulang menganti pakaianmu dulu." Kata Gus Lukman. "Nanti kau masuk angin." Lanjutnya.

Syafa hanya mengangguk karena jujur badannya sudah sangat dingin dan bibirnya terlihat semakin pucat, mereka mulai melangkah keluar dari halaman madrasah, melewati lapangan luas, lalu halaman masjid, kemudian ndalem, lalu rumah mereka.

Dalam perjalanan Gus Lukman meletakkan tangannya di bahu Syafa sedangkan tangan yang satunya memegang payung, Syafa yang merasakan itu gugup bagaimana jika ada yang melihatnya. Tapi dia juga merasakan hangat dalam dekapan Gus Lukman.

Mereka tidak sadar sepasang mata dengan sorot tajam menatap mereka di halaman masjid.

[GUS LUKMAN & SYAFA]

1
Dilema Wella
Buruk
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum,
salken, thor
Rosma Niyah: wa'alaikum salam, salken balik
total 1 replies
Ran Tea
Luar biasa
Nurma Yani
☺️ happy ending
Nurma Yani
Hedehhh
#ayu.kurniaa_
.
Micke Rouli Tua Sitompul
pelakor di mana2
Rosma Niyah: enaknya pelakor di apa in?
total 1 replies
Juju M
ini beneran cuman sampe sini ajah ceritannya KA 🥺
Rosma Niyah: khamm, masih mikir-mikir buat lanjut sihh
total 1 replies
yoongi kocheng
ning jangan korbankan sifatmu, walaupun apa yg kamu kenakan itu berbeda dengan sifatmu, tapi banyak yg mengukur paka yg dikenakan akan selaras dengan sifat, tolong jangan nodai kain tipis yg menutup wajahmu.
Rosma Niyah: bener banget
total 1 replies
yoongi kocheng
beneran gus suka sama syafa?
Rosma Niyah: iya dong, kan Syafa cinta pertamanya Gus
total 1 replies
andimluv
Haloo Kak Nyam, aku suka novel ya Kakak. Mampir juga ya Kak ke karya ku yg berjudul, TUNANGANNYA USTADZ MUDA. /Smirk/
Rosma Niyah: InsyaAllah, siap
total 1 replies
Piet Mayong
moga aj beneran taubatan nasuha bukan tobat sambel..
Rosma Niyah: hahahh, iya
total 1 replies
Piet Mayong
kuat iman juga y gus...
Rosma Niyah: InsyaAllah
total 1 replies
N@r@
🤣🤣🤣🤣sebel banget klo lgi ngomong langsung dipotong
Rosma Niyah: bener banget
total 1 replies
Piet Mayong
hahaha...
ada ada aj kamu ning....
sana pulang belajar lagi, atau g buka bukunya jgn dijdikan pajangan lemari kaca..
Rosma Niyah: bener banget
total 1 replies
Piet Mayong
PR buat mu itu gus...
ambil tindakan apa kamu sama si ning nong neng gong itu...
Rosma Niyah: kasian ya ning Fitri
total 1 replies
Piet Mayong
ilmunya ning cadar sekalinya cetek amat y
Rosma Niyah: hahahhh iya
total 1 replies
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
Rosma Niyah: terimakasih
total 1 replies
Henni Meidiyati
typo byk, kelebihan huruh tadi jd tadik dll
Rosma Niyah: maaf ya, soalnya masih pemula, masih belajar soalnya/Smile/
total 1 replies
Erika Solis
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
Rosma Niyah: lanjut lagi bacanya
Rosma Niyah: lanjut lagi bacanya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!