Gus Lukman & Syafa

Gus Lukman & Syafa

PART 001

Happy Reading,,,

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Seorang gadis cantik datang menghampiri meja kantin yang ditempati ke dua temannya, perempuan itu terlihat kelelahan setelah dia duduk disamping temannya.

"Assalamu'alaikum teman-teman!" Mengucapkan salam kepada kedua temannya setelah dia duduk di bangku yang kosong.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Anjani dan Isyana secara bersamaan, mereka berdua adalah sahabat sekaligus teman satu asrama.

"Dihukum lagi kamu syafa?" Tanya Anjani, ya gadis cantik yang baru saja duduk dia adalah Syafa Aisyah teman-temannya biasa memanggilnya dengan syafa.

"Iya! Kok kamu tau?" Ujar Syafa kembali bertanya.

"Tau lah! Sudah menjadi kebiasaanmu yang tiada hari tampa dihukum, iyakan isyana?" Cibir anjani kepada syafa yang hanya terkekeh menanggapi cibiran Anjani padanya.

"Apa lagi yang kamu lakukan sampai dihukum?" Tanya Isyana.

Syafa menarik dalam nafasnya kemudia menghembuskannya secara perlahan lalu menjawab.

"Tadi waktu mau nyusul kalian kekantin, ngak sengaja nendang batu kecil tapi batu kecil itu malah kena sama gus." Jawabannya lugas dengan tangan yang sibuk mengipas-ngipasi wajahnya dengan buku.

"Astaga Syafa, kamu kurang kerjaan banget sampai kena gus!" Isyana sambil memijit pelipisnya, tidak habis pikir dengan tingkah ajaib sahabatnya.

"Gus siapa yang kena batu kecil itu?"tanya Anjani.

"Gus Lukman" Dengan bibir yang sedikit maju beberapa senti.

"Ha? Gus Lukman!" Anjani dan Isyana dengan suara yang sedikit terkejut setelah mendengar ucapan Syafa.

Ahmad Lukman Al hafiz siapa yang tidak mengenalnya, putra dari anak pimpinan pondok pesantren Al ikhlas, beliau sangat disiplin dan tegas. Dikenal dengan hukuman yang tidak main-main bagi para santri yang melanggar aturan pesantren, termasuk Syafa sendiri.

"Hukuman apa lagi yang kamu dapat? Dihukum membersihkan kamar mandi? atau disuruh bersihin mesjid atau kamu dipukul pake rotan?" Cecar Anjani, dengan rasa penasaran.

"Anjani banyak tanya tau." Isyana bergumam pelan.

"Kamu kalau nanya satu-satu dogg." Syafa yang nampak kesal.

"Memangnya kamu dihukum apa lagi sama Gus Lukman?" Isyana bertanya kepada syafa yang masih sedikit terlihat kesal.

"Hukuman kali ini cuman disuruh hafal surah Ar-Rahman sama Gus Lukman dalam waktu dua minggu."

"Syukur deh, hukuman kamu gak berat." Syafa dan Anjani menghela nafas lega.

"Tapi mana cukup dua minggu buat hafal surah Ar-Rahman, aku aja masih ada hafalan yang belum di setor, mana tadi capek banget nyapu halaman asrama." Ungkap Syafa dengan raut wajah yang kesal, mengingat tadi bagaimana dia menyapu semua halaman asrama putri. Gus Lukman jika memberikan hukuman kepadanya memang tidak tanggung-tanggung, begitu juga ketika dia memberikan hukuman kepada santri lainnya.

Anjani dan Isyana hanya terkekeh pelan.

"Yang sabar ya Syafa, kamu sih! Kaya ngak bisa tenang sehari ajah ngak buat masalah apa lagi sama Gus Lukman." Ucap Anjani.

"Dia mana ada satu hari tanpa buat ulah." Isyana ikut setuju dengan ucapan Anjani.

"Ya mau gimana lagi? Aku juga mana mau dihukum setiap hari." Ujar Syafa.

"Astaghfirullah ukhti!" Kedua temannya menggelengkan kepala mendegar ucapan Syafa.

"Memangnya kamu tidak capek apa, dihukum hampir setiap hari?" Tanya Anjani.

"Ya, capek lah setiap hari dihukum mana hukumannya berat-berat lagi, tapi kalau ngak buat ulah kaya ada yang kurang gitu." Jawab Syafa dengan kekehan diakhir ucapannya. Kemudian tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Isyana yang melihat Syafa berdiri.

"Mau kekamar kecil." Jawabnya.

"Yaudah, ayok barengan." Ujar Isyana yang ikut bangkit kalau disusul Anjani.

Mereka bertiga berjalan beriringan dikoridor kantin asrama, sesekali saling melempar candaan.

###

Di lain tempat yang berbedah dan waktu yang sama seorang laki-laki sedang sibuk membaca kitab fiqih, sesekali mengambil nafas panjang, raut wajahnya seperti sedang kesal mengingat kejadian beberapa waktu tadi saat dirinya hendak kembali ke ruangannya sampai ketukan pada pintu mengalihkan perhatiannya.

Tok

Tok

"Ya, silahkan masuk." Ujarnya. Sambil merapikan meja yang sedikit berantakan.

"Assalamu'alaikum Gus." Salam orang yang mengetuk pintu tadi, dan langsung duduk tampa dipersilahkan.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh." Jawabnya. Tanpa melihat siapa yang memberi salam, karena dia tau siapa pemilik suara itu.

"Tidak menawari ku duduk Gus?" Tanya orang itu.

"Tampa saya tawari kamu pun sudah duduk Brama." Ujarnya.

Yang mengetuk pintu tadi adalah Brama Rakal Aksa seorang ustadz dan pembina di pesantren Al ikhlas dan lawan bicaranya tadi ia adalah Gus Lukman sahabat karibnya.

"Kenapa kau datang kemari? Bukan kah kamu memiliki jadwal mengajar hari ini?" Cecar Gus Lukman sambil menatap ustadz Brama.

"Ayolah kawan, kau tidak tau? Atau pura-pura pikun? Saya dan ustadz Kalasa sedang bertukar jadwal mengajar hari ini." Jawab ustadz. Brama sedikit kesel pada Gus Lukman.

"Iya kah? Saya tidak mengingatnya." Ucapnya santai.

Ustadz Brama hanya haya memutar matanya jengah mendengar jawaban dari Gus Lukman untung teman batinnya.

"Tadi aku tidak sengaja melihatmu menghukum santriwati? Dia santri yang sering kau hukum bukan?" Tanya ustadz Brama. Penasaran dengan apa yang dia lihat tadi saat tak sengaja melintas di didepan asrama putri, melihat teman karibnya ini sedang menghukum santri putri.

"Jagan membahasnya Bram, saya masih kesel dengan Syafa dengan tingkah lakunya yang selalu membuat saya darah tinggi." Ujarnya. Dengan sedikit kesal mengingat kejadian beberapa saat lalu.

Ustadz Brama yang mendapat jawaban seperti itu hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Jangan seperti itu Gus, nanti jodoh loh."

"Astaghfirullah, bisa tekanan batin saya jika sampai berjodoh dengannya." Jawab Gus Lukman. Sambil mengusap-usapkan telapak tangannya ke dadanya.

Ustadz Brama yang melihat itu tertawa tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini.

"Hati-hati loh Gus, jangan sampai kejadian beneran, bahaya soalnya." Ujar ustadz Brama masih dengan kekehan kecil nya.

"Siapa juga yang mau dengan dia yang bandel itu." Bantahnya. Dengan sedikit kesal dengan ucapan Brama.

"Sudahlah, saya mau pulang ke ndalem." Lanjunya. Sambil bangkit dari tempat duduknya, kemudian sedikit merapikan pakaiannya.

"Loh, sudah mau pulang toh? Saya saja baru duduk kok sudah mau ninggalin saya?" Tanya ustadz Brama.

"Pekerjaan saya sudah selesai dan jika kamu masih mau disini silahkan saja, saya mau pulang ke ndalem, saya pamit Assalamu'alaikum." Ucapnya. Meninggalkan ustadz Brama yang masih duduk.

"Lah! Kok saya ditinggal sendirian sih? Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh." Ucapnya. Sambil bangkit dari tempat dudunya lalu buru-buru menyusul keluar ruangan.

###

Setibanya di ndalem Gus Lukman melihat Abah nya yang tengah melihat TV yang sedang menayangkan berita terkini.

"Assalamu'alaikum Abah." Salamnya kepada Abahnya lalu mengambil tangan kanan Abah nya untuk dia salim sebagai bentuk tanda hormat kepada orang tua nya.

Mohammad Zaen Al hafiz, pemimpin dan pemilik yayasan Pondok Pesantren Al Ikhlas di daerah bogor, sosoknya yang tegas, disiplin dan memiliki tatapan yang hangat bagi orang-orang disekitarnya, sangat menyayangi keluarganya dan para santri-santrinya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, dari mana saja kamu Lukman?" Tanya Abah Zaen. Sambil menatap putranya yang sudah duduk disampingnya.

"Lukman dari madrasah Abah." Jawabnya sambil mencari seseorang. "Dimana Umi dan Aqila?" Lanjut bertanya pada Abah Zaen.

Ummu salma Al hafiz ialah istri dari Kiyai Zaen yang berarti umi Gus Lukman dan Aqilah Al hafiz ialah adik bungsunya yang terpaut tiga tahun, Aqila sendiri masih duduk dibangku madrasah Aliyah kelas XII.

"Mereka sedang berada di dapur, ada apa?" Ujar Kiyai Zaen pada anaknya.

"Tidak apa-apa hanya bertanya saja." Jawabnya. Sambil tersenyum tipis.

"Abah, Lukman pamit kekamar mau istirahat sebentar." Pamit Gus Lukman kepada Abahnya.

"Baiklah." Jawab Kiyai Zaen singkat masih setia menatap TV, tampa tau putranya sudah pamit.

Setibanya dikamar Gus Lukman langsung membaringkan badanya ke kasur yang terasa nyaman itu, badannya terasa lelah setelah aktivitas seharian.

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Bogor, 15 November 2023

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Assalamu'alaikum,
salken, thor

2024-04-18

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-04-18

0

Titik Sofiah

Titik Sofiah

awal yg menarik ya Thor

2024-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!