NovelToon NovelToon
AWAL DARI SEMUANYA

AWAL DARI SEMUANYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Manusia Serigala
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: idastars

Cerita awal dari buku Not Human

Awal kisah untuk mengenal masalah kisah manusia serigala yang dihadapi oleh Carriton dan kawan-kawannya. Buku ini juga menampilkan konflik persahabatan, percintaan, harta dan persaudaraan.

Bagaimana keseruan ceritanya? Silakan dibaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idastars, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Fero tidak mengerti dan terkejut dengan apa yang dikatakan Falton. Bagaimana bisa, pria yang di depannya bisa tahu tentang adiknya dan juga dirinya?

“Apa sudah sadar dengan kesalahanmu? Atau pura-pura amnesia ha?" tanya Falton membentak di wajah Fero. Falton tidak mau disalahkan, Fero juga harus tahu apa yang menjadi kesalahannya. Feny dulu ingin kasih sayang, namun seolah tidak ada peduli dan sibuk dengan urusan masing-masing. Meningat itu semua apa yang dikatakan Feny membuat hatinya tersayat. Feny wanita baik, cantik dan pintar namun disia-siakan oleh mereka.

“Mengapa kau mengenal adikku?" tanya Fero gelagapan.

“Adik? Kamu masih ingat punya adikkah? Kamu sendiri tidak pernah ada untuknya? Bahkan kamu, tidak tahu keadaan dia lima tahun yang lalu. Kmu tidak layak disebut sebagai abangnya, bodoh!!” umpatan yang oaling cocok Fero. Bertanya namun seolah tidak melakukan kesalahan. Fero yang datang menuduh malah sebenarnya Fero juga ikut bersalah.

“Kami sama sekali tidak membunuh adikmu! Kami menolongnya lima tahun yanglalu. Ia terjatuh di daerah kekuasaan kami. Berbalu darah dan kesakita di sekujur tubuhnya. Adikmu lari dari wailayhmu, karena apa? Karena dia tidak ingin dijodohkan dengan Robert. Orangtuamu selalu memikirkan kekuasaan tanpa memikirkan perasaan anaknya,” jelas Falton perlahan dan tegas. Ia mulai meneteskan air mata karena mengingat lima tahun silam. Pertemuannya diawali dalam keadaan yang tidak baik, dan berujung dengan kematian.

"Kami memperlakukan dia sangat baik di mansion. Bahkan raja dan ratu mengangapnya sebagai putri mereka. Sungguh miris bukan? Keluargannya saja tidak mempedulikan dirinya, sedangkan orang lain yang sangat peduli dengan dia. Feny sudah merasakan apa yang diinginkannya. Kami meberi kasih sayang, perhatian dan waktu untuknya. Itu yang diinginkannya semasa hidup, bukan egois, harta atau apalah. Namun kalian sebagai keluarga tidak satupun yang menganggapnya ada di dunia. Cih, keluarga yang tidak berguna," hina Falton bertubi-tubi. Puas rasanya setelah mengeleuarkan apa yang di hatinya. Setidaknya apa yang diinginkan Feny, diketahui oleh Falton. Bukan malah saling menuduh dan menyerang tanpa alasan jelas.

“Cukup pembahasan ini, rasanya aku muak mengingat apa yang dikatakan Feny, terkesan kalian adalah orang yang paling jahat padanya,” kata Falton, yang sebenarnya tidak sanggup lagi bercerita. Ia sangat kacau jika menceritakan peristiwa lima tahun yang lalu. Dirinya ternyata masih belum ikhlas akan kematian Feny.

“A-ada hubungan apa kau?" tanya Fero, padanya penasaran. Falton menceritakan perisitwa itu sangatlah tertekan, dan itu dapa dibaca oleh Fero. Fero juga merasakan jika Falton menyukai adiknya.

“Mengapa kau bertanya seperti itu? Apapun hubunganku dengan dia, kau tidak berhak ikut campur,” jawab Ashton tidak suka dengan pertanyaan bodoh itu.

“Aku mendengar kabar bahwa kalianlah pembunuh aku.”

“Kamu masih belum percaya setelah apa yang kujelaskan? Sungguh kau bodoh, dan adikmu sangatlah pintar. Aku jadi ragu, kau ini kakaknya atau bukan sih?”

Fero mendelik tajam, ia tidak suka dengan penuturan Falton. Falton pun malas mulai jengah dan serasa menciptakan perang untuk abang Feny.

“Dari mana info yang kau dapat? Sepertinya ada yang mengadu domba ini semua,” kata Falton menduga.

“Aku mendapatkan kabar dari orang tuaku sendiri dan para pengikutku,” jawab Fero, ia tidak percaya jika ini sebuah kebohongan dari orang tuanya. Jika awalnya hanya ingin menghancurkan, berarti ada niat terselubung ingin menguasai Dalbert. Lagi, kekuasaan yang menjadi pusat perhatian, saat anaknya yang tidak ada lagi di dunia tetap ambisi dan ego itu masik meliput Pada diri sendiri.

Falton tersenyum miring, ia tahu apa yang dipikirkan Fero. Setidaknya Fero yang berpikir seperti itu, dan dia tidak berhak untuk menuduh lagi. Sangat disayangkan,jika melalui Fero lagi untuk menghancurkan Dalbert, padahal tidak ada yang salah pada mereka.

“Feny adalah kekasihku, dia calon istriku. Malam sebelum pernikahan kami, Feny diculik oleh Robert. Aku sudah mencegah dan menghajarnya. Hingga aku tidak sadar, dari belakang Robert ingin membunuhku denga kekuatannya, tetapi yang menggantikanku adalah Feny. Hari itu menjadi hari kematian dan hari yang paling buruk kujalani.” Falton menceritakan dengan air mata yang selalu menetes. Wajah kekasihnya masih teringat jelas, bayangan perjalanan cinta itu sedang hangat-hangatnya, namun harus sirna sudah.

“Jadi, yang membunuh adikmu adalah Robert. Maafkan aku, karena aku Feny meninggal,” lirih Falton menyesal. Ini adalah penyesalan seumur hidup yang pernah ia lakukan.

“Di mana Robert sekarang?" tanya Fero dengan sorot kebencian lagi. Ia tidak terima kepergian adiknya hanya karena pria brengsek itu.

“Dia...,” Falton menoleh ke samping, melirik tajam Ashton yang ternyata sudah jauh darinya. Sungguh kurang ajar bocah itu, selalu menimpalinya situasi yang begitu rumit. Ashton juga terkekeh sambal menggaruk kepalanya yang tidak kapal. Tatapan tajam dari Falton membuatnya malu dan malas juga menghadapi Fero.

“Dia, sudah dibunuh oleh bocah di sana,” tunjuknya dengan dagu pada Ashton. Ashton berdecak kesal, dirinya masih sering disebut bocah oleh Falton. Ia tidak menerima kata itu, karena ia sudah dewasa.

Fero menoleh pada Ashton, Ashton turu mendekati mereka. "Hai, aku Ashton pria dewasa yang tampan,” pujinya dengan berbangga diri, ia menekankan kata dewasa supaya tidak dianggap bocah.

“Te-terimakasih,” ucap Fero lirih, ia sedih ternyata adiknya meninggal karena dibunuh oleh Robert. Ia menyesal sekarang dengan tindakan yang dulu, yang hanya berguru tanpa memikirkan adiknya. Ia juga menyesal telah membuat ulah pada keluarga Dalbert.

“Hantarkan aku ke makan adikku,” pintanya. " A-aku minta maaf atas tindakan tadi,” ucapnya menyesal.

Mereka memaafkan Fero. Mereka juga mengantarkan Fero ke pemakaman Feny. Setelah dari situ, langsung saja pulang ke mansion untuk menghadap raja. Di sana mereka mendapati raja dan ratu sedang gelisah.

“Bagaimana nak di sana?" tanya Dalbert.

“Semua aman yah, ternyata hanya salah paham saja,” jawab Ashton. “Apa kalian sempat menyerang?”

“Tidak yah, kami melakukan sesuai dengan perkataan ayah. Semuanya aman terkendali. Karena apa? Karena kami hebat mengatasi masalah tanpa perlawanan,” jawabnya santai seolah dia turut peran atas kejadian tadi. Falton melirik tajam, Ashton sama sekali tidak melakukan apa-apa tadi. Faltonlah yang mengatasi semua. Sedikitpun tenaga Ashton sama sekali tidak berkurang, sementara dirinya sudah mengeluarkan kekuatan dua kali, dan menceritakan kejadiannya pada Fero yang sebenarnya. Kata kami seharusnya tidak cocok untuk dikatakan Ashton, dan tanpa kekerasan itu mustahil karena Falton sudah emosi duluan dan mengeluarkan kekuatannya untuk Fero.

“Maaf, aku rasa yang hebat itu aku. Kau tadi menyendiri saja, sama sekali tidak berbuat apa-apa,” ucapnya dengan menyindir tajam. “Maksudnya nak?”

Falton menceritakan kembali kejadian tadi. Dari situ memang peran Falton yang terbesar, sementara putranya tidak ada. Dalbert melirik putranya dan membuat Ashton salah tingkah.

“Itukan kau sedang berbicara dengan calon abang iparmu, ya sudah, aku sebagai orang yang dibutuhkan perannya, menyendiri dulu. Memberikan kalian calon keluarga untuk saling berbicara,” kilahnya.

“Pertama-tama saja aku tidak tahu dia abang Feny, dan kau sudah menyendiri, melepaskan masalah semua padaku" cibir Falton yang tidak terima. “Sungguh kau sangat pandai bersilat lidah," tambahnya lagi.

Di utara Fero sudah mengamuk besar. Ia tidak terima dengan kematian adiknya. Ia juga sangat membenci kedua orang tuanya karena telah berambisi sehingga putrinya menjadi sasaran atas mereka. Pertama ia menghancurkan kamarnya hingga hancur berantkan.

Kedua isi mansion yang seperti kapal pecah. Semunya takut akan amukan Fero.

“Ahk, kurang ajar kalian!" Prang Prang

Bunyi benda yang sudah hancur berantakan di lantai

Buar Buar

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!