NovelToon NovelToon
Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Risnawati

Seorang gadis berparas cantik yang selalu menyembunyikan wajahnya dibalik cadar. Kini harus menyerahkan tubuhnya demi mendapatkan sebuah keadilan untuk kedua ALM orangtuanya yang dibunuh secara sadis oleh suruhan orang tersohor di daerah dimana mereka tinggal.

"Apakah kamu berjanji akan memberikan hukuman mati pada mereka Pak Hakim?" Tanya wanita itu pada seorang hakim ketua yang sudah tak bisa menahan gejolak hasratnya saat serbuk minuman itu sudah merasuki tubuhnya.

Sementara itu Zahira sudah memasang sebuah Camera tersembunyi di kamar hotel itu.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun untukmu. Tolong bantu aku untuk menuntaskan hasratku ini!" Seru ketua hakim itu dengan wajah memohon.

Zahira tersenyum kecut menatap wajah Pria yang sudah mendapatkan amplop coklat dari orang terkaya dan sekaligus dalang pembunuhan itu.


Yuk mampir ikuti kisah selanjutnya. Jangan lupa like komen ya🙏🥰🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Terkadang bibirku tak dapat terkondisikan saat berhadapan dengan istriku yang pemberontak ini. Niatku ingin memanjakannya, tetapi entah kenapa saat melihat sikapnya yang selalu menolak kehadiranku, membuat mulutku gatal untuk memberinya kata-kata yang menyakiti hatinya.

Ah, dasar payah. Memang aku ini lelaki yang begitu kaku dan dingin, sehingga aku tidak bisa lebih lembut dengan pasangan sendiri. Hatiku terenyuh iba melihat air matanya menetes.

Aku merasa bersalah saat mengingat kecurangan yang pernah aku lakukan sehingga hidupnya menderita. Ya, kuakui mungkin kesalahanku begitu besar sehingga dia sangat membenciku, tak bisa dipungkiri, aku seorang manusia biasa, terkadang aku bisa khilaf bila dihadapkan oleh materi yang nilainya sangat menggiurkan.

Jujur, Mahendra Husni adalah orang pertama yang pernah menawarkan aku uang sogokan yang nilainya begitu besar selama aku menjadi seorang hakim. Ditambah lagi bujukan oleh para jaksa membuatku akhirnya menerima kerja sama dalam kecurangan itu. Meskipun hati nuraniku sangat menolak, tetapi nafsu duniaku melawan segalanya.

Aku terpaksa melanggar sumpahku dan mencurangi amanah besar yang selama ini sangat ku junjung tinggi. Namun, kehadiran Zahira menggagalkan rencana busuk kami. Sebenarnya hati kecilku sangat berterima kasih padanya saat itu, saat aku selesai memutuskan sidang dengan memberi vonis sesuai pasal yang berlaku. Hatiku merasa lega akhirnya aku bisa terlepas dari perbuatan tercela itu.

Ah, jika saja aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan mau mencoba melakukan perbuatan itu. Dan mungkin juga Zahira tidak akan begini nasibnya, dia tidak akan mungkin kehilangan masa depan, dan pada akhirnya dia menikah dengan lelaki yang tak bertanggung jawab dan mempunyai anak dalam pernikahan diluar hukum itu.

Tapi semua telah berlalu, andai semua tidak terjadi, tentu saja dia tidak akan menjadi milikku saat ini. Sepertinya ini semua sudah menjadi bagian dari rencana Tuhan.

Tak ada yang harus aku sesali lagi, sekarang aku harus memikirkan bagaimana caranya aku bisa mendapatkan hati istriku, dan membuatnya bahagia hidup bersamaku. Sepertinya aku harus mengubah sikap yang selama ini terbilang kaku dan dingin.

Lama aku berdiam diri di balkon menatap indahnya cahaya rembulan, aku larut dalam lamunan memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa memperbaiki kesalahanku pada Zahira.

***

Pagi ini aku bangun lebih awal, seperti biasanya aku mengurusi baby Zafran terlebih dahulu, setelah bayiku nyaman dan kembali tertidur, aku beranjak ingin keluar kamar. Tetapi mataku menangkap sosok Pria yang tadi malam meresahkan tertidur di sofa.

Aku baru menyadari bahwa dia tidak seranjang denganku, pantas saja aku tidur dengan nyaman. Ah, baguslah jika dia tahu diri. Aku segera keluar untuk melakukan kewajiban sebagai seorang istri.

"Bik, biasanya Mas Zico sarapan apa?" tanyaku pada sang Bibik yang sudah mulai sibuk di dapur.

"Tuan biasanya hanya sarapan roti dan susu putih, Non," jawab Bibik.

"Oh, kalau sarapan nasi goreng, nggak suka ya, Bik?" tanyaku lagi.

"Tidak, Non, Tuan tidak suka sarapan yang berat-berat."

"Hmm, baiklah. Apakah dia suka roti bakar?"

"Suka, yang namanya roti beliau suka."

Aku segera mengambil beberapa potong roti dan membakarnya di toaster, dan ku seduh segelas susu hangat. Setelah menyelesaikan tugasku. Segera aku kembali ke kamar untuk memastikan Pak hakim apakah sudah bangun.

Saat aku masuk, ternyata dia sudah bermain dengan putranya. Entah sejak kapan bayi itu bangun, padahal tadi saat aku tinggalkan dia sedang tidur.

"Darimana?" tanyanya segera duduk dari baring.

"Ah, itu, baru selesai buat sarapan. Apakah kamu ingin sarapan sekarang?" tanyaku menanyakan.

"Kamu buatin aku sarapan?" tanyanya tak percaya.

"Hmm, bukankah kamu ingin aku melakukan kewajiban sebagai seorang istri," jawabku cuek sembari menyediakan pakaian ganti untuk Pria itu.

"Kamu ngapain?"

"Mau menyediakan pakaian ganti untuk kamu."

"Pakaian santai saja. Aku tidak tugas beberapa hari ini," ujarnya membari tahu.

"Baiklah."

Aku bingung dengan selera Pria itu, pakaian santai seperti apa yang dia suka. Karena aku melihat pakaiannya cukup banyak tersusun rapi di lemari. Aku menoleh kearah dirinya yang sedang menimang Zafran.

"Mas, bolehkah aku tahu pakaian santai seperti apa yang kamu maksud?" tanyaku, rasanya tidak ada salahnya kan, bila aku bertanya?

"Apa saja yang menurutmu cocok, maka aku tidak akan menolak," jawabnya membuat aku sedikit lega, ternyata dia Pria yang tak begitu ribet.

Aku segera memilih pakaian yang rasanya cocok di tubuhnya. Selesai mengurus ayahnya, kini aku beralih mengurus anaknya, yaitu untuk memandikan bayi mungil itu.

"Berikan padaku, Mas, aku akan memandikannya," ujarku meminta Zafran yang berada dalam gendongannya.

"Biarkan aku saja yang memandikan."

"Jangan, nanti kamu tidak bisa," tolakku sangat khawatir. Mana mungkin dia bisa memandikan seorang bayi.

"Jangan remehkan aku, jangankan untuk memandikan Zafran, memandikan Uminya saja aku bisa," ucapnya begitu Absurd. Wajahku seketika memerah.

"Nggak usah aneh-aneh deh, Mas. Bawa sini Zafran, aku akan memandikannya." Aku segera meraih bayi itu.

"Aiiss... Tunggu dulu, jangan marah-marah, nanti wajahmu tidak cantik lagi."

Aku menatap malas, tak tertarik dengan gombalannya. Dia segera membuka pakaian bayi mungil itu sehingga sudah polos.

"Za, kamu merasa nggak sih, jika wajah aku dan Zafran mirip?"

Uhuukk!

Aku kselek air liur sendiri saat mendengar pertanyaan yang benar adanya. Seketika aku tak berani menatap wajahnya. Apa yang aku lakukan jika nanti dia mengetahui yang sebenarnya.

"Itu hanya perasaan kamu saja," jawabku berusaha tetap tenang. Aku segera mengambil Zafran dan membawanya masuk kedalam kamar mandi.

Selesai memandikan Zafran, aku segera mengeringkan dengan handuk yang telah disediakan, tetapi dia mengambil alih pekerjaanku.

"Sini biar aku saja yang memakaikan pakaiannya."

"Ta-tapi..."

"Sudah, sana kamu mandi. Bersiap, aku akan membawa kamu dan Zafran jalan-jalan ke pantai. Kamu belum pernah berkeliling pulau Bengkalis ini 'kan?" ucapnya dengan nada sedikit lembut, aku menatap tidak percaya.

Apakah Pria jutek ini benar-benar ada itikad baik denganku? Atau hanya fiksi belaka. Ah, ya Allah ampuni aku yang selalu berprasangka buruk padanya. Kenapa aku tidak menghargai niat baiknya. Tak bisa dipungkiri bahwa aku juga ingin keluar dari tempat yang sudah beberapa bulan ini memenjarakan aku dan Zafran.

Lebih baik aku terima saja tawarannya selagi moodnya sedang bagus. Aku juga ingin melihat pemandangan bebas diluar sana. Aku hanya mengangguk tak menolak, dan segera melesat ke kamar mandi.

Selesai mandi, aku melihat Zafran sudah rapi dibuat ayahnya. Dia memberikan bayi mungil itu padaku.

"Ini pegang, sepertinya dia sudah haus dari tadi rewel, ingin ASI mungkin," ucapnya menyerahkan padaku. Setelah itu dia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
슈가
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Deswita
Luar biasa
Deswita
💪💪
Dewi Leticia
Luar biasa
Kelly Lim
zafran dan zhera bukannya beda 10 tahun ya? kok ini sudah lahir saat zafran umur 1 thn lebih/Slight//Slight//Slight/
Cia Sanu
keren
Miss Typo
semoga permintaan Zi di kabulkan
Miss Typo
dasar aku cengeng bgt, mereka yg pisah karena Zahira nerusin kuliah yg ketinggalan, aku yg nangis sedih 😭🙈
Miss Typo
saatnya balas Budi pada Adri
Miss Typo
Alhamdulillah adiknya Zafran lahir dgn selamat dan sehat ibu juga bayinya
Ruli Gea
😊😊😊
Miss Typo
Alhamdulillah akhirnya mama nya Adri dah merestui, hbs ini mereka semua datang ke kampung Mila
Miss Typo
Mila hamil diusir gk ya sm orang tuanya
Miss Typo
ada apa denganmu Adri???
Miss Typo
bener² tuh mama nya Adri blm berubah juga
Miss Typo
sedih banget
Miss Typo
jadi nangis 😭
Miss Typo
cobaan dateng lagi pada Zahira 😢
Miss Typo
Zico melarang untuk dihapus kali ya 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!