Follow Instagram: maulyy_05
karena sering dapat peringkat satu di sekolah membuat Mesya Fiola Hervandez membenci Luziana Afriani. Sosok gadis berhijab dengan sifatnya periang.
Hingga suatu ketika Luziana di jodohkan dengan kakaknya Meysa Bernama Reynaldi dirgantara Hervandez, yang berkerja sebagai tentara Berpangkat jenderal.
Perjodohan Luziana dengan Reynaldy. Membuat Meysa tidak menyetujui kakak tercintanya harus menikah dengan musuhnya. Namun apa boleh buat, ia tidak bisa membatalkan perjodohan kakak nya. Karena orang tua Luziana dengan Meysa dulu teman akrab mereka ingin sekali anak mereka dijodohkan.
Di balik itu semua Renaldi Dirgantara Hervandez, harus pergi menjalankan misi. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah menyentuh istrinya Luziana Afriani. Karena ia tahu itu hanya akal-akalan orang tuanya agar dia tidak ikut pergi menjalankan misi sebagai tentara dan akan mungkin mengakhiri Status nya menjadi seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mauly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di kasih uang
Di tempat lain seorang perempuan membuat temannya kesal setengah mati terhadapnya. Gak datang bikin kangen kalau datang yang ada sakit kepala kita di buatnya.
Luziana yang tidak tahu suaminya menanamkan benihnya di rahimnya. Yang Kapan bakal tumbuh itu, kita gak tahu hanya tuhan saja yang tahu kapan benih tumbuh menjadi malaikat kecil. Perempuan itu tertawa melihat temannya kesal dengan ulahnya. Luziana terlihat ceria di banding dengan suaminya yang terlihat banyak masalah.
"Jangan sampai ya! sepatu gue melayang ke muka Lo" Ucap Karina yang sudah emosi. Gimana enggak emosi coba di bilang jangan taruk tangannya di pundaknya. Tetap saja anak tu, menaruk tangannya di pundak Karina. Dan terjadi lah seperti permainan kereta api dan kayak anak kecil saja. Bahkan banyak murid menatap mereka bertiga dengan tatapan sulit diartikan. Pas saat tadi pun Karina sempat jatuh karena tali sepatunya di injak oleh Luziana. Dahlah pas jatuh itu cuman bisa nutup muka aja karena sangking malunya.
Luziana hanya cengengesan menatap teman karibnya yang sedang menekuk mukanya kesal. Anita dan Lisa turut ikut kayak Luziana hanya tertawa melihat Karina yang sedang kesal.
"Luziana kamu kemarin-kemarin kenapa gak sekolah" Tanyak Anita penasaran apa sebab perempuan yang paling rajin satu ini tiba-tiba gak sekolah.
"Iya betul tuh kata Karina kenapa Lo gak sekolah" Timpal Lisa yang turut kepo juga kenapa perempuan itu enggak sekolah.
Karina yang duduk di hadapan Luziana, hanya menatap mereka dengan malas. Sekarang mereka bertiga kini berada di kedai, karena sekarang sudah waktu jam istirahat.
Luziana nampak berpikir ingin menjawab pertanyaan mereka. "Ouhh aku gak datang sekolah itu karena ada, acara pernikahan saudara aku. Jadi aku minta izin untuk menghadiri pernikahannya sekaligus ikut bantu-bantu buat acaranya juga," Ujar Luziana panjang lebar. Dua cewek yang melontarkan pertanyaan itu pun mengangguk paham.
"Mana oleh-oleh" Tanyak Lisa dan Anita kompak sekaligus menengadahkan tangan mereka. Karina yang melihatnya mencebik kesal.
"Mau Lo oleh-oleh ketiaknya" Ucap Karina ketus secara memberi tahu. Lisa dan Anita saling memandang dan terus menarik tangannya kembali. Mereka dua itu tahu maksud apa yang Karina ucap.
"Gak jadi Luziana" Ucap mereka berdua hampir barengan seraya tersenyum Kikuk.
Luziana yang tadi cengar-cengir kini ekspresinya berubah menjadi merenggut. "Ih Karina orang tadi kamu gausah kasih tahu oleh-olehnya apa. Jadi aku bisa kasih mereka oleh-oleh" Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
Karina yang melihatnya mendelik matanya tajam. Bisa-bisanya ia bilang begitu dan serius ingin kasih wangi ketiaknya untuk Lisa dan Anita. Dahlah pasrah saja sama sifat ni anak perempuan satu yang tol*l nya terlalu murni.
Karina tidak menggubris perkataan Luziana. Cewek itu hanya diam sambil menopang dagunya. Tiba-tiba Ponsel Luziana berbunyi suara notifikasi. Ia pun segera membuka ponselnya dan menekan aplikasi hijau.
"Temui gue di belakang sekolah" Pesan yang tidak di kenal.
Luziana mengeryitkan dahinya heran sama satu pesan ini. Siapa orang yang telah mengirimkan pesan seperti ini. Dan suara notifikasinya pun berbunyi lagi.
"GPL! gak pakai lama"
Luziana pun berdiri dari duduknya. Para temanya pun menatap dirinya heran. "Mau kemana kamu Luziana" Tanyak Anita seraya menaikkan alisnya.
"Umm aku ada urusan bentar. Nantik balik lagi" Balasnya dan dapat anggukan dari temannya. Ia pun segera melenggang pergi menuju belakang sekolah.
Beberapa selang perempuan itu berjalan. Akhirnya ia pun sampai kebelakang sekolah yang begitu sepi dan tidak orang sama sekali di tempat. Biasanya tempat begini banyak perkumpulan anak yang sering tidak masuk dalam kelas sekaligus tempat paranya murid terlambat sekolah. Murid yang terlambat sekolah biasanya masuk lewat sini daripada depan pintu pagar. Karena kalau lewat depan pintu pagar bakal kenak hukuman yang gak masuk akal bagi mereka. Terutama di hukum oleh wakil OSIS bernama Luziana Afriani. Hukuman lewat namanya apa itu hukuman. Jika kenak hukuman sama OSIS satu ini.
Ia pun mengedarkan pandangannya mencari orang tersebut. Matanya pun menyipit melihat seorang bersandar di tembok. Perempuan itu pun berjalan mendekati seseorang itu.
"Kamu!" Ucap Luziana seraya mengacungkan jari telunjuknya. "Ngapain disini". sambungnya lagi dengan ekspresi kaget.
Meysa yang bersandar di tembok kini menatap yang telah menjadi kakak iparnya dengan malas. Ia pun melepaskan headset yang berada di telinganya. Cewek satu ini terlihat anggun dengan sikap coolnya.
Tanpa mau banyak basa-basi. Nantik pun kalau lama-lama disini murid bakal lihat gimana. Bakal jadi hebohkan ujung-ujungnya. Cewek itu pun mengeluarkan selembar uang merah di saku sweaternya. Dan mengasih uang tersebut ke Luziana.
Luziana menatap bingung pada uang seratus ribu itu. Pandangannya pun menatap cewek yang sedang bersedekap dada itu.
Meysa pun menarik nafasnya panjang. "Itu uang di kasih sama Kakak gue untuk Lo." Ucapnya memberitahu dengan nada dingin. Cewek itu pun membalikkan badannya dan memutuskan pergi dari tempat itu juga. Luziana terpaku menatap selembar uang merah. Kedua ujung bibirnya teranngkat menjadi senyuman.
"Makasih ya.... uangnya" Pekik Luziana menatap punggung Meysa. Cewek itu yang mendengar teriakkan Luziana hanya diam dan tetap melanjutkan langkahnya tanpa menoleh kebelakang.
Meysa bertemu dengan Luziana hanya untuk mematuhi perintah Renaldy. Yang di suruh kasih uang, lima lembar uang merah. Tapi yang meysa kasih hanya satu lembar. Empat lembar lagi kemana?.
"Gausah di nafkahi banyak-banyak untuk buat perempuan kayak Lo. Kayaknya lebih bagus gausah di nafkahi aja" Monolog Meysa sambil tersenyum Smirk. Cewek itu pun memasangkan kembali handsetnya di kedua telinganya.
Luziana pun kembali di tempat temannya berada. "Ehh liat ini aku di kasih uang seratus ribu" Seru Luziana sambil kegirangan, yang sudah berada di kedai. Anita dan Lisa yang melihat Luziana di kasih uang seratus ribu, menautkan alisnya bingung. Mereka berdua yang di transfer sepuluh juta aja gak heboh seperti Luziana.
Karina yang melihat Luziana dapat uang seratus ribu turut ikut senang walaupun uangnya sama banyaknya kayak Anita dan Lisa. Cewek itu gak heran dengan sikap Luziana. Karena ia tahu orang tuanya tidak sebaik orang tuanya. Dan itu pun cuman hanya di ketahui oleh Karina seorang.
"Lo dapat uang seratus ribu kok heboh. Kami-"
"Dapat dari mana kau uang seratus ribu" Tanyak Karina sekaligus memotong perkataan Lisa. Luziana yang di beri tanya seperti itu tersenyum makin mengembang.
"Dari Papa aku lah." Balasnya bangga. "Baikan papa aku" Sambungnya lagi. Yang di kasih siapa yang di bilangnya siapa!. Padahal uang itu di kasih sama suaminya sendiri, melalui Meysa.
Karina yang mendengarnya mengeryitkan heran. Tumben Papa Luziana kasih anaknya seratus ribu biasanya papanya Luziana itu kasih uang sepuluh ribu. Beda dengan adiknya Febby yang kadang di kasih uang jajan sekolah lima puluh ribu dan kadang-kadang seratus ribu. Kalau Luziana tetap tiap hari sepuluh ribu. Kok aneh ya?. Batin Karina. Ia pun menepiskan pikiran yang negatif tentang Papa Luziana. Mungkin aja papanya sudah berubah lebih menjadi baik dan sayang pada putri sulungnya. Padahal kenyataannya tidak.
Luziana pun mendaratkan bokongnya samping Karina. "Bu... pesan mie instan satu ya! yang paling pedas. Saosnya jangan lupa banyakin" Pekik Luziana, dan dapat kata, siap dari ibu yang punya kedai. Jangan heran lagi sama makanan Luziana. Setiap harinya perempuan itu makan pedas setiap hari. Kayaknya Luziana gak bakal hidup tanpa makan pedas satu hari.
Karina yang mendengar pesanan perempuan itu menjadi bergidik ngeri. "Lo gak ada tobat-tobatnya. Ya! makan pedas" Ucap Karina ketus. Dari mereka berempat yang suka makan pedas hanyalah Luziana seorang. Tiga cewek itu lagi, kurang suka namanya makanan yang pedas dan bersaos. Memang kurang- kurang suka selain berbahaya bagi kesehatan dan juga dapat amukan dari orang tua mereka. Jika karina, Lisa, Anita makan pedas, siap-siap peralatan rumah tangga emak-emak mereka bakal melayang kenak mereka kalau ketahuan makan pedas.
Luziana yang mendengarnya hanya menyengir lebar. "Gak papa sekali-kali" Balasnya sambil mengelus perutnya yang rata.
"Sekali-kali pala mu" Sarkas Karina.
"Bilang aja sekali. Padahal setiap hari itu" Timpal Lisa sambil memakan sari roti.
"Betul-betul tuh. Biasa Luziana gak takut sakit" Ucap Anita yang ikut menimpali juga.
Luziana yang mendengarnya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pun hanya bodoh amat mendengar perkataan temannya itu. Ia suka makan mie instan karena cuman makanan itu yang paling murah disini. Yang lain gak ada mahal semua. Lagi pun uang sepuluh ribu pun gak berlaku di sekolah yang paling elit satu ini. Bukan uang sepuluh ribu itu gak berlaku. Tapi jajan uang sepuluh ribu itu gak berlaku disini. Karena apa, soalnya jajanan disini mahal semua apalagi kantin! jangan lagi harga makanannya beberapa. Makanya mereka lebih baik beli makanan di kedai dari pada di kantin sekolah.
Terus tidak ada memerhatikan kesehatannya kecuali, Karina.
...***...
Kevan mengacak rambutnya frustasi. Tadi ia kirain ia bakal menang karena melihat pria itu yang tembakannya asik meleset. Ternyata tidak, tandingan menembak itu di menangkan oleh Renaldy. Walaupun pria itu sudah berusaha fokus tetap saja tembakannya ada meleset. Bahkan pikirannya tetap kalut dengan satu permasalahan itu. Coba nanti dia akan cari rencana. Agar jika istrinya itu benar hamil gak sampai di telinga orang tuanya. Apalagi mereka tinggal satu rumah.
Jadi lebih mudah di ketahui oleh Mommy Liona. Makanya mommy Liona menyuruh mereka tinggal satu rumah. Jika putranya khilaf, siap-siap pria itu tidak bisa pergi bertugas. Dan wanita paruh baya itu misi untuk menghalangi putranya itu jadi berhasil.
Kevan terlalu menganggap remeh Renaldy. Jadinya beginikan hasilnya. Terpaksa lah Kevan harus ikut pergi ke perusahaan Renaldy.
"Lo curang Ren. Lo pasti ngechit ya." Berani-berani nya temannya itu bilang dirinya curang. Jelas-jelas cowok itu melihat keahliannya. Masih aja bilang-bilang pria itu curang. Di bilang ngechit lagi. Tadi saja sempat-sempat kevan mendoakan Renaldy pas saat nembak.
"Ya Tuhan semoga tembakan peluru Renaldy meleset ammin." Mentang-mentang peluru kevan meleset. Ia pun mendoakan peluru Renaldy ikut juga meleset kayak pelurunya.
"Ayooo peluru meleset...."
Dor!
Tempat sasaran. "Bangs*t, Bangk* tu peluru bisa-bisanya tepat sasaran. Pas banget pula itu" Umpat Kevan kesal.
Renaldy yang melihat temannya mengoceh mulu tidak ada henti-hentinya. Merasa biasa-biasa saja, biasanya orang bakal gagal fokus mendengar suara berisik. Tapi beda dengan Pria itu ia tetap bisa fokus walaupun keadaan ribut. Yang bisa bikin gagal fokus hanya tentang percintaan semalam itu doang. Padahal ulah sendiri. Yang panik pun sendiri.
Dengan terpaksa kevan pergi ikut ke perusahaan Company Hervandez.
...----------------...
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA BIAR AUTHOR MAULY SEMANGAT UPDATE 😍🙏
LIKE
VOTE
KOMENTAR
JANGAN LUPA GIFT HADIAHNYA 🤗
ini si ray lg...coba buka hati mu sedikit utk istri mu...sibuk nak mikir tugas dn hamidun aja...😡
suami nya juga..gk bs tegas..dgn akhlak minus adek nya...terlalu d manja siih...😡
cb kau selidiki gmn adek mu d sekolah ..jgn terlalu percaya omongan busuk adek mu itu...😏😏😏
lebih baik luziyana kepas dr suaminya dr pada hidup menderita